Will You Marry Me?
Flashback on
"Halo? Cepetan. Aku udah muak.. Okay aku turun sekarang." Ucap Yuki langsung memutuskan panggilannya lalu bergegas keluar dari kamarnya. Ia berjalan melangkah menuruni anak tangga dengan pakaian kaos hitam celana panjang hitam dikombinasikan dengan jaket hitam dan tak lupa sepatu ketsnya. Ia berjalan melewati keluarga bahagia itu menuju pintu luar tanpa dosa.
"Yuki." Panggil Retno.
Yuki tak menghiraukan panggilan Retno. Ia tetap bergegas keluar dari rumahnya.
"Biar Marcell aja Om." Sahut Marcell mengejar Yuki yang sudah keluar.
"Tunggu." Tahan Marcell sambil memegang pergelangan tangan Yuki.
"Lepasin!" Bentak Yuki.
"Okay gue lepasin tapi loh mau kemana? Tanya Marcell pelan sambil melepaskan pegangannya.
"Bukan urusan loh." Sahut Yuki sambil mendorong Marcell. Dan berjalan masuk ke dalam mobil yang telah menunggunya dari tadi.
Flashback off
"Kenapa tuh orang?" Tanya Nathan dari dalam mobil sambil memperhatikan Marcell yang masih berdiri memandang arah mobil.
"Udah gak usah di urusin." Ucap Yuki sambil memasang seat belt. "Ayo jalan." Pinta Yuki.
"Okay." Sahut Nathan sambil menginjak gas mobil dan melaju cepat.
***
"Kami permisi pulang dulu ya Jeng." Pamit Siska.
"Maaf ya Jeng, makan malamnya jadi batal." Lirihnya dengan wajah yang tidak enak.
"Gak papa Jeng." Sahut Siska.
"Ayo Ma." Ajak Dika dengan wajah terlihat kesal tanpa berpamitan kepada Retno dan istri.
"Tunggu Pa." Sahut Siska yang mengejar Retno yang sudah berjalan lebih dulu masuk ke dalam mobil.
"Om, Tante Marcell pulang dulu ya." Pamit Marcell sambil bersalaman kepada Retno dan Siska di depan pintu rumahnya.
"Iya. Maafin Yuki ya."
"Iya Tante, jangan di pikirin." Sahut Marcell tersenyum dan berjalan masuk ke mobilnya.
Retno langsung berbalik masuk ke dalam rumahnya.
"Hubungi Yuki sekarang juga! Anak itu tidak tahu malu! Dasar kekanak-kanakan!" Ketus Retno kesal.
"Iya Pa. Sabar." Sahut Nadia sambil menghubungi Yuki dengan wajah yang penuh khawatir. "Aduh Yuki kemana? malem-malem gini." Batin Nadia sembari menghubungi Yuki dengan rasa khawatir seorang Ibu.
***
"Kok gak kamu angkat Yuki?" Tanya Nathan yang sembari memandang Yuki.
"Biarin. Paling aku di usir dari rumah." Sahutnya sambil memandang sungai Han dengan sekaleng sprite.
"Pikirin Mama kamu. Pasti Tante Nadia khawatir banget." Cibir Nathan.
Yuki menghela nafas kasar lalu meneguk minuman kaleng hingga habis dan meremukkan kaleng itu. "Hatiku remuk kek kaleng ini!" Cibirnya kesal.
"Jadi sekarang kamu mau gimana?"
"Aaaa Nathan aku pusing." Rengeknya kesal.
"Gua telpon Al ya." Sahut Nathan.
"Jangan." Jawab Yuki cepat.
"Kenapa?"
"Gak papa."
"Tapi. Gua udah hubungi Al. Mungkin bentar lagi dia tiba." Sahut Nathan santai.
"Aiss." Umpat Yuki sambil mengambil satu kaleng sprite lagi kemudian membukanya tetapi tangan seseorang tiba-tiba muncul lalu mengambil dan meminumnya. Seseorang itu adalah Al.
"Tan loh boleh pulang." Seru Al sembari duduk di samping Yuki.
"Okay." Sahut Nathan bangkit dari duduknya.
"Makasih bro." Ucap Al.
"Kamu kenapa?" Tanya Al sambil mengelus rambut Yuki agar membuatnya bersandar di bahunya.
"Aku mau nikah." Kata Yuki pelan.
"Ayo." Sahut Al lembut.
"Kamu mau nikah sama aku?" Tanya Yuki terkejut membuat ia terbangun dari sandarannya sambil menatap mata Al.
"Iya aku mau. Kamu mau nikah sama aku? Eh bentar gak gini caranya." Ucap Al sambil membenarkan posisinya. Ia duduk di depan Yuki sambil memegang tangan Yuki. "Will you marry me?" Ucap Al sambil menatap kedua mata Yuki dengan serius.
Yuki terharu mendengar ungkapan Al secara tiba-tiba membuat matanya kini mulai berkaca-kaca.
"Maaf. Tapi aku gak bisa." Jawab Yuki membuat Al tersenyum dalam diam.
Membuat Al mendesah kecewa. "Aku terlalu cepat." Cibir Al tersenyum sambil melepaskan tangan Yuki dan kembali duduk di sampingnya.
"Kamu marah?" Tanya Yuki sambil memandang Al yang tak melihatnya.
"Gak kok sayang." Sahut Al sambil menoleh ke Yuki dan meletakkan tangannya ke atas kepala Yuki sambil mengelusnya.
"I love you." Ucap Yuki sambil meneteskan air matanya.
Al mengangguk tersenyum sebagai jawaban.
Yuki mengerutkan dahinya dengan bibir seperti bulan sabit terbalik. Yuki memeluk Al erat.
"Papa, Mama paksa aku nikah sama Marcell." Ucap Yuki sambil berlinangan air mata di dalam pelukkannya.
Al menelan air liurnya sambil membalas pelukkan Yuki. "Terus kamu mau?" Tanya Al pelan.
Yuki menggeleng sebagai jawaban.
"Yaudah sekarang aku antar kamu pulang." Sahut Al.
"Gak. Gak mau."
"Jadi mau sampe kapan kita di sini sayang." Tanya Al sambil ingin melepaskan pelukkannya tetapi Yuki masih memeluknya erat.
"Yaudah terserah." Lanjut Al pasrah.
"Aaaa kok kamu gitu." Rengek Yuki.
"Apa sayang? Apa lagi?"
"Aku gak mau nikah sama Marcell."
"Yaudah kalau gak mau."
"Tapi kenapa kamu biasa aja?"
"Jadi aku harus gimana?"
"Iya apa kek cari solusi atau apa? Jangan bilang kamu gak sayang aku lagi?" Tanya Yuki sambil melepaskan pelukkannya dan menatap Al tajam.
"Kamu aku ajak nikah kamu gak mau? Kamu yang gak sayang aku." Balas Al pelan.
"Dasar! Achh." Bentak Yuki sambil memukul dada Al.
"Sakit yng. Tapi lebih sakit di tolak." Cibir Al menyinggung.
"Kamu gak terima?" Tanya Yuki sinis.
"Bukan gitu. Udah ayo pulang. Ini udah malem kasian Mama kamu. Ayolah sayang." Ucap Al memohon.
"Gak!" Bentak Yuki sambil membuang wajahnya.
"Liat sini." Ucap Al sambil memegang pipi Yuki dengan mengarahkan ke wajahnya.
"Kamu sayang aku?" Sambung Al bertanya.
"Iya." Jawabnya dingin.
"Kalau kamu sayang aku. Kamu pulang sekarang." Pinta Al.
"Kenapa? Kamu males lama-lama sama aku?" Sahutnya sensi.
"Ya Allah. Gak sayang."
"Udahlah jujur aja."
"Yuki. Udahlah males aku. Terserah kamu mau ngapain. Aku mau pulang." Ancam Al sambil berdiri.
"Kamu jahat." Ucap Yuki manyun.
"Mangkanya ayo pulang yng."
"Gak. Pulang sana. Kamu gak peduli sama aku." Ucapnya sedih.
Al menghela nafas kasar sambil mengacak-acak rambutnya prustasi. "Yaudahlah terserah kamu." Ucapnya sambil berjalan pergi.
"Dasar jahat. Aku benci kamu. Benci benci Ach bete. Aaaaaa." Gumamnya sambil menangis.
Al tiba langsung di hadapan Yuki sambil menghapus air mata Yuki yang berlinang di atas pipinya dan langsung memeluk Yuki dengan posisi duduk. "Maafin aku. Aku sayang kamu. Ayo kita pulang." Ucap Al pelan.
Yuki mengangguk sambil menangis di dalam pelukkan Al.
***
"Ayo kita masuk." Ajak Al sambil menggenggam tangan Yuki erat di depan pintu rumah Yuki.
"Yng aku takut." Sahut Yuki ragu.
"Ada aku. Ayo." Jawab Al jantan.
Tok tok tok ...
Tak lama itu seseorang membukakan pintunya.
"Yuki. Kamu dari mana aja sayang. Mama khawatir ini udah malem banget." Ucap Nadia khawatir.
"Mama. Maafin Yuki. Tapi Yuki gak bisa." Jawabnya sedih. "Yuki suka sama." Sambung Yuki sambil memandang Al yang mengenggam tangannya erat.
"Maaf Tante. Al udah bawah Yuki malem-malem gini keluar. Al gak bisa liat Yuki nikah sama orang yang gak dia suka. Al mau minta izin sama Tante kalau Al bakalan buat Yuki bahagia." Ucapnya sopan membuat Nadia tersenyum sedih.
Nadia langsung menutup pintu pelan dan mendekati Al dan Yuki secara dekat. Nadia meraih tangan Al lalu menggenggamnya.
"Al. Kamu anak yang baik. Tante titip Yuki sama kamu ya, Tante percaya sama kamu. Kamu harus bahagia in Yuki, kalau kamu buat Yuki nangis Tante hantui kamu dalam mimpi." Ucap Nadia sambil mengancam Al dengan senyumnya.
"Iya Tante." Jawab Al tersenyum.
"Sekarang bawah Yuki pergi dari sini. Sebelum Om Retno tahu." Pinta Nadia memohon sambil melepaskan secara berlahan genggaman tangannya.
"Mama." Panggil Yuki dengan mata yang berkaca-kaca.
"Maafin Mama sayang. Mama ingin kamu bahagia tapi cara kita salah. Sekarang pergilah sebelum Papa kamu tahu. Dan Papa kamu gak akan pernah berubah dengan keputusannya. Mama gak mau kamu menderita. Pergilah Mama sayang kamu." Ucap Nadia sambil meneteskan air matanya.
Yuki langsung melepaskan genggaman tangannya dari Al. Ia langsung memeluk Nadia sambil menangis. "Yuki sayang Mama." Ucap Yuki di balas Nadia dengan pelukkan hangat seorang Ibu.
Nadia melepaskan pelukkannya. "Pergilah." Ucap Nadia sambil menghapus air matanya.
Al meraih tangan Yuki dan menggenggamnya. "Yuki pergi." Pamit Yuki berlinang sambil berbalik secara berlahan dan pergi masuk ke dalam mobil Al.
Nadia meneteskan air matanya sedih. Ia langsung cepat menghapus air matanya ketika mendengar Retno memanggilnya.
"Iya Pa. Tunggu." Seru Nadia sambil masuk ke rumahnya.
"Mana Yukinya?" Tanya Retno kesal.
"Yuki belum pulang." Jawab Nadia berbohong.
"Tanya Nathan. Siapa tahu dia tahu Yuki dimana." Pinta Retno.
"Iya, entar Mama tanya in." Sahut Nadia sambil menghubungi Nathan. "Gak aktif nomor Nathan, mungkin udah tidur." Sambungnya.
Tinggalkan jejak kalian para readers ku
Vomment!!!!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top