Terlalu Cinta
"Apaan sih." Sahut Yuki sambil bangkit dari duduknya dan berlari menuju kamar lalu menutupnya kencang.
"Dasar." Ucap Al tersenyum sambil memandang pintu kamar Yuki dan lanjut menonton TV.
"Halo?" Ucap Al.
"...."
"Gimana?" Tanya Al.
"...."
"Ok, makasih." Ujarnya.
Tut ...
Al menutup telponnya. Lalu Al berjalan menuju ke kamar. Ia melihat Yuki yang sedang terbaring tidur di atas kasur empuk. Ia mendekati Yuki secara berlahan. Ia duduk di kasur secara berlahan sambil menatap Yuki tersenyum yang sedang terpejam. Ia mengelus rambut Yuki berlahan dan berkata.
"Aku bakal buat kamu bahagia." Lirihnya sambil tersenyum.
Yuki mengangguk pelan dan bersuara.
"Janji?" Ucapnya sambil membuka mata berlahan terlihat pandangan samar.
Al tersenyum terkejut menatapnya sambil mengangguk sebagai jawaban.
"Kamu belum tidur?" Tanya Al.
"Udah.. aku lagi mimpi. Mimpi indah sekali." Gumamnya sambil terpejam.
Al tersenyum. "Good night." Ucap Al sambil meraih pucuk kening Yuki dan menciumnya.
Al menarik selimut untuk menutupi tubuh Yuki. Lalu ia berjalan keluar dari kamar.
***
Yuki terlihat masih terbaring di kasurnya. Sedangkan Al terlihat sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk mereka. Nampaknya Al terlihat seperti orang kebingungan.
"Kenapa rasanya aneh ya? Gue gak ngerti ini kurang apaan?" Gumamnya bingung sambil menggaruk kepala.
"Gulanya mana ya?" Sambungnya bertanya sendiri sambil mencari-cari. "Wah. Nih semut kapan makan nih gula sampe habis kek gini." Ucapnya sambil memegang toples yang berisi gula dan semut.
Al bergegas melepaskan celemek dan meletakkannya ke atas meja bartender. Ia berjalan mengintip Yuki di depan pintu kamar. Ia melihat Yuki yang masih terbaring tidur. Al tersenyum melihatnya. Lalu ia menutup pintu kamar secara berlahan.
**
"Maafin aku. Aku gak bisa gini terus. Maafin aku Yuki." Ucap seseorang pria itu membuat Yuki menangis.
Wajah Yuki terlihat begitu sedih. "Jangan tinggalin aku." Jawab Yuki sambil berlinangan air mata.
"Maaf. Aku harus tinggalin kamu Yuki." Jawab pria itu membuat Yuki semakin menangis sejadi-jadinya.
"Jangan. Jangan. Jangan tinggalin aku." Pinta Yuki.
"Maaf Yuki." Jawab pria itu sambil berlahan melepaskan tangan Yuki.
"Gak. Gak.. jangan tinggalin aku. Al..." Seru Yuki menjerit terbangun dari mimpinya. Ia bangkit dari tidurnya dan terduduk terengah-engah.
"Al..." Seru Yuki sambil bangkit dari kasurnya dan berjalan membuka pintu kamar dan ia melihat Al yang sedang sibuk memasak.
"Good morning honey." Sapa Al dengan senyum manis di wajahnya.
"Morning." Balas Yuki tersenyum legah dan mendekati Al.
"Jangan tinggalin aku." Ucap Yuki sambil memeluk Al dari belakang.
"Tidur kamu nyenyak?" Tanya Al.
"Jawab dulu." Rengek Yuki.
"Iya bawel. Udah cuci muka sana." Pinta Al.
"Siap bos." Sahut Yuki sambil melepaskan pelukkannya dan menuju kamar mandi.
"Oh ya gue lupa." Gumam Al menghentikan masaknya dan berjalan menuju kamar mandi.
Tok tok tok...
"Kenapa?" Tanya Yuki.
"Kamu masih lama?" Tanya Al.
"Lagi poop." Seru Yuki.
"Awas jangan ninggalin sisa." Ledek Al.
"Dasar! Kenapa?" Seru Yuki.
"Aku mau keluar sebentar."
"Kemana? Ngapain? Gak boleh jangan tinggalin aku yng." Seru Yuki.
"Iya iya iya." Jawab Al lalu berjalan menuju dapur dan melanjutkan menyiapkan sarapannya.
"Emang kamu mau kemana?" Seru Yuki. "Hello.. dasar tuh anak kemana sih ach." Gumamnya dalam kamar mandi.
**
"Sayang?" Seru Yuki dari depan pintu kamar mandi sambil mendekati Al yang tengah membuat sarapan yang belum jadi juga.
"Apa sayang?" Jawab Al pelan.
"Kamu mau kemana?" Tanya Yuki penasaran.
"Tadi aku mau ke minimarket yang di dekat sini, tapi liat kamu lagi tidur gak jadi, takutnya pas bangun nyari-nyari. Jadi, karna udah bangun kamu tunggu sebentar disini. Okay? aku ke minimarket sebentar." Jelas Al.
"Okay. Tapi jangan lama." Jawab Yuki sambil mengangguk.
Al melepaskan celemeknya. "Jangan kemana-kemana, aku bentar kok, kalau ada orang yang gak kenal gak usah di bukain." Ucap Al sambil menatap Yuki tersenyum dan mengelus rambutnya dan pergi.
Yuki yang sedang duduk di kursi bar di depan meja bartender sambil memainkan ponselnya.
Cekrek ...
"Kok balik lagi yng?" Ucap Yuki sambil berbalik menoleh ke belakang.
Wajah Yuki berubah seketika. Ia terkejut terdiam membisu sambil menelan air liurnya.
"Hai Yuki." Sapa Marcell tersenyum miring.
Yuki berdiri dari duduknya membelakangi bartender. "Kok.. loh di sini?" Tanya Yuki bingung.
"Ini namanya takdir." Sahut Marcell sembari mendekati Yuki.
"Stop. Berhenti disitu." Pinta Yuki takut.
"Jangan takut? Gua gak bakal nyakitin kamu Yuki." Sahut Marcell mencoba mendekati Yuki.
"Gak. Gue gak takut sama loh." Sahut Yuki dengan meraba-raba meja bartender sambil berjalan mundur berlahan.
Tarrr !!!
Tangan Yuki tersenggol gelas hingga terjatuh ke lantai. Yuki terkejut panik sambil melihat pecahan gelas di lantai.
Marcell menarik tangan Yuki agar Yuki tak terkena pecahan gelas. "Tenang Yuki. Gue gak macem-macem sama kamu."
Marcell mengendong Yuki dan mendudukkannya ke atas meja bartender. "Diem disini." Pinta Marcell.
Marcell berjalan berhati-hati membereskan pecahan gelas yang terjatuh karna tersenggol Yuki.
"Kamu gak papa?" Tanya Marcell di hadapan Yuki.
"Darah." Sahut Yuki sambil melihat tangan Marcell yang terluka.
"Gak papa. Asal kamu baik, gue gak papa." Sahutnya tersenyum.
"Loh tahu gue disini dari siapa?" Tanya Yuki sinis.
"Gak penting. Sekarang ayo kita pulang."
"Gue gak mau."
"Maaf Yuki." Sahut Marcell tiba-tiba langsung mengendong Yuki.
"Lepasin gue!" Teriak Yuki sambil berontak.
"Loh gak bisa di lembutin jadi terpaksa dengan cara gini. "Maaf Yuki." Sahut Marcell secara paksa dan membawanya ke dalam mobil.
"Buka gak!" Bentak Yuki sambil membuka-buka pintu mobil.
"Mama loh sakit parah!" Bentak Marcell sambil menoleh kaca spion tengah dan memutar balik mobilnya.
"Apa?" Sahut Yuki pelan. "Apa maksud loh? Jangan suka asal ngomong."
"Kalau gak percaya, liat pas dirumah." Sahut Marcell sinis.
Yuki melirik Marcell tajam dan tak bisa berbuat apa-apa ketika mendengar kabar Ibunya yang sedang sakit.
***
"Sayangg?" Seru Al sambil mengetok pintu dengan membawa kantong belanjaan. "Nih anak kemana? Yng..." panggilnya lagi dan mencoba membuka pintu. "Loh gak di kunci." Gumamnya bingung.
"Sayang..." seru Al lagi sambil menutup pintu.
Al berjalan menuju dapur lalu meletakkan belanjaannya ke atas meja bartender. Dan tatapannya terhenti ketika ia melihat ada serpihan gelas di lantai, dengan cepatnya Al langsung mendekati dan menurunkan tubuhnya. Ia melihat ada cairan merah di pecahan gelas tersebut.
"Yuki.." gumamnya sambil bangkit dari duduknya dan bergegas berlari menuju kamar.
"Yuki?" Seru Al sambil berjalan menelusuri ruangan. "Aiss." Dercaknya sambil mencoba menghubungi Yuki hal hasil ponsel Yuki berbunyi di atas sofa. "Sial." Cibir Al sambil mengacak rambutnya bingung.
Al bergegas keluar lalu masuk ke dalam mobil dan pergi.
***
Yuki bersandar di dalam mobil Marcell sambil memandangi luar jendela.
"Marcell. Gue mau pipis." Ucap Yuki pelan.
"Bentar ya kita cari minimarket terdekat." Sahut Marcel sambil menyetir.
"Gue gak tahan lagi." Jawab Yuki.
Marcell langsung menepikan mobilnya ke pom bensin di daerah sana.
"Gue tunggu sini ya." Ucap Marcell di balas anggukkan oleh Yuki.
Yuki berlari ke WC toilet wanita.
Lalu ia mengintip kearah mobil Marcell. Ia melihat Marcell yang sedang bersandar di mobilnya, berlahan ia keluar melawan arah tempat Marcell menunggu.
"Aku gak sebodoh yang loh kira Cell." Batinnya sambil meninggalkan Marcell yang menunggunya.
Yuki memanggil taksi. Ia bergegas masuk ke dalam taksi dan menuju pulang ke tempat Al yang sedang menunggunya.
***
"Kok lama banget sih?" Gumam Marcell sambil melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ia mencoba berjalan menuju toilet Wanita. Ia menunggu dan melihat-lihat. "Ais. Yuki loh bohongin gue." Cibirnya tersenyum sinis lalu berjalan menuju mobil.
***
"Sayang?" Seru Yuki sambil membuka pintu, tetapi pintu terkunci ia mengetok dan memanggil Al terus menerus hingga ia memutuskan untuk duduk di lantai sambil menunggu Al.
***
Marcell tiba dirumahnya. Ia tersenyum di dalam mobil sambil memandang seseorang di hadapan mobilnya. Ia turun dari mobilnya.
Bughhhh !
Al menghantam wajah tampan Marcell membuat ia tersandar di mobilnya. Al menarik kerah baju Marcell. "Dimana Yuki!" Bentak Al kesal.
"Tuh ada di dalem." Sahutnya santai.
Al melirik ke dalam mobil yang kosong.
Bughhhh !
"Jangan main-main! Anjing!" Kesal Al.
Marcell tersenyum miring dengan bibir yang terluka.
"Aiss.." Dercak Al sambil melepaskan gempalan tangannya.
"Dia kabur. Mungkin dia lagi nunggu loh." Sahut Marcell sambil memegang bibirnya yang terluka.
Al berjalan cepat ketika mendengar perkataan dari Marcell. Ia menginjak gas dan melaju kencang dengan kecepatan penuh.
***
Al tiba di rumah.. ia bergegas keluar mobil dan berjalan cepat membuka pagar. Ia menghentikan langkahnya ketika ia melihat seseorang yang sedang duduk sambil menundukkan kepalanya yang bersandar di atas tangannya.
"Sayang." Panggil Al pelan membuat wanita itu menoleh cepat ke sumber panggilan.
"Al.." Lirihnya sambil berdiri tegak berlari mendekati Al dan memeluknya langsung. "Maafin aku." Ucapnya.
"Aku yang salah. Seharusnya aku gak tinggalin kamu sendiri." Sahut Al sambil membalas memeluk Yuki.
Yuki mengangguk dan mempererat pelukkannya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top