Part 33

Seseorang berjalan mendekatinya dengan suara sepatu melangkah mendekat. Ia menghapus air mata yang berlinang mengalir di atas pipi Yuki. Yuki menatap pria itu sambil meneteskan air matanya kembali. Pria itu tak segan-segan memeluk erat Yuki.

"Aku bahagia. Tapi ini baru awal dari semuanya." Ucap seseorang pria itu yaitu Al.

Yuki menangis sejadi-jadinya. Ia menangis bahagia tak percaya akan benar-benar menikahi orang yang ia cintai selama ini.

"Udah ah. Kok nangis?" Tanya Al sembari melepaskan pelukkannya.

"Aku sayang kamu." Ucap Yuki kembali langsung memeluk Al.

Al terkekeh sambil mengelus rambut Yuki.

"Kalian mau bikin iri Mama?" Seru Nadia yang sedari tadi memandang mereka.

"Mama.." Rengek Yuki tersipu malu.

"Gimana Te? Yuki cantik kan?" Tanya Al tersenyum senang.

"Iya dong cantik, Mama sampe bingung? Nih wanita anak Mama apa Princes?" Canda Nadia.

"Mama apaan sih. Kan udah lama." Sahut Yuki tertawa sambil menghapus air matanya.

"Kalau aku gimana?" Tanya Al sambil melihat dirinya dari bawah hingga menatap Yuki.

Yuki mengangkat jempol tangannya. "Tidak ada duanya." Ledeknya tersenyum.

"Dasar." Cibirnya tersenyum.

"Udah-udah. Mama jadi iri liat kalian berdua. Jadi, ke ingat ketika Mama dulu sama Papa kamu." Ucap Nadia yang sedang duduk di sofa dengan memandang Al dan Yuki.

"Tapi masih cantik kan Yuki dong." Candanya mencairkan suasana.

"Kata siapa? Tapi aku pikir cantik kan Mama kamu." Ledek Al.

"Kamu kok belahin Mama dari pada aku?" Cibir Yuki bete.

"Mama kamu kan bentar lagi jadi Mama aku juga. Iya gak Ma?" Seru Al sembari mendekati Nadia dan duduk di sampingnya.

"Iya dong. Kamu udah jadi anaknya Mama." Sahut Nadia tersenyum.

"Kalian seperti keluarga bahagia." Ledek Yuki sinis.

"Yuki cemburuan Ma?"

"Iya. Kamu harus sabar ya nantinya."

"Yakk! Orangnya masih disini." Seru Yuki sinis.

Al tersenyum sambil berdiri dan mendekati Yuki. "Dasar gemes deh." Geram Al sambil mencubit pipi Yuki gemas.

Yuki melototinya. "Mata kamu keluar loh. Tuh tuh jatoh." Ledek Al sambil menatap ke lantai, membuat Yuki mengalihkan pandangannya menahan tawanya.

"Kamuu.." rengek Yuki sambil mendorong tubuh Al.

"Hei. Mama keluar bentar ya." Izin Nadia lalu keluar.

"Sayang." Panggil Al mesra sambil menatap Yuki tajam.

"Apa?" Jawab Yuki melotot.

Al meraih pipi Yuki. Ia mendekati wajahnya dengan wajah kecil Yuki. Nafas mereka kini saling berlawanan. "Kamu mau ngapain?" Ucap Yuki pelan.

"Aku mau cium kamu." Jawab Al pelan.

"Aaaa, jangan disini." Rengek Yuki sambil melihat sekitar membuat Al memegang kedua pipi Yuki dan mendekat.

"Ada Mama!" Seru Yuki bersemangat membuat Al menoleh cepat.

Yuki tertawa keras karna membohongi Al. Al tersenyum miring sambil menatap Yuki yang sedang tertawa lepas. Muach! Al mencium cepat bibir Yuki, membuat Yuki menatapnya terkejut dan terdiam membisu. Al tersenyum sambil mengangkat kedua alisnya dengan menatap Yuki yang tengah terdiam.

***

Al dan Yuki telah tiba di rumah persembunyian mereka bersama Nadia Mama Yuki. Yuki turun dari mobilnya dan terdiam melihat Bunga yang sedang berdiri di depan pintu.

"Sayang kamu kenapa?" Tanya Al sambil menutup pintu mobil dan mengiringi pandangan mata Yuki. "Bunga." Gumamnya sambil melihat Bunga yang tersenyum kepadanya.

Yuki berjalan mendekati Bunga. "Ngapain loh disini?" Tanya Yuki ngegas.

"Yuki dia siapa?" Tanya Nadia bingung.

"Ma, ikut Al masuk yok." Ajak Al sambil merangkul sopan Nadia.

"Perempuan itu siapa?" Bisik Nadia.

Al menggelengkan kepalanya sebagai jawaban sambil berjalan masuk ke dalam rumah.

"Ada keperluan apa loh kesini?" Tanya Yuki sinis.

"Gue mau minta maaf."

Yuki tersenyum miring tak percaya. "Gue gak perlu maaf dari loh." Ketus Yuki.

"Maafin gue Ki." Ucap Bunga sambil mengambil tangan Yuki. "Gue bener-bener minta maaf sama loh." Sambungnya bersungguh-sungguh. 

"Loh gak salah kok. Justru gue mau terimakasih sama loh, karna loh udah buat gue kenal sama Al." Cibir Yuki.

"Maksud loh apaan Yuki?" Tanya Bunga bingung.

"Gak ada. Gue tahu loh kesini bukan mau minta maaf. Jadi, loh mau apaan?" Ketus Yuki.

"Loh salah Ki tapi loh ada benernya juga. Gue kesini emang mau minta maaf tulus sama loh, apa yang gue lakuin di masa lalu gue minta maaf. Tapi, gue gak perlu loh terima maaf dari gue. Tolong bantu gue Yuki, gue tahu ini salah. Tapi, tolong Yuki." Ucap Bunga memohon.

Yuki tersenyum miring tak percaya. "Loh mau minta bantu apa?" Tanya Yuki penasaran.

**

"Sayang? Bunganya mana?" Tanya Al kepada Yuki yang baru saja masuk ke dalam rumah.

"Udah pulang. Mama mana?" Sahut Yuki.

"Di kamar."

"Telpon Nathan suruh kesini." Pinta Yuki sambil berjalan menuju kamarnya.

Al menghubung Nathan.

"Iya Al?" Jawab Nathan lesu.

"Loh kenapa? Loh disuruh Yuki kesini sekarang."

"Gue kesana."

Tut...

"Nih anak kenapa?" Gumam Al sambil meratapi ponselnya.

"Yng? Gimana? Udah di telpon." Seru Yuki sambil mendekati Al dan duduk di sampingnya.

"Iya katanya. Mama mana?"

"Tidur."

"Bunga tadi kenapa kesini?" Tanya Al penasaran.

"Kepo yeeee." Ledek Yuki mencibir Al.

"Gak yeeee. Biasa aja." Sahut Al bete.

"Ciee merajuk yeee." Ledek Yuki sambil mengolok-ngolok Al.

"Gak yee." Sahut Al dingin.

"Yng. Besok malam aku mau makan malam sama Papa dan Mama." Ucap Yuki sembari bersandar di pundak Al.

"Iya sayang. Semoga Papa kamu restuin kita." Sahut Al sambil merangkul Yuki dan mengelus rambutnya.

"Iya sayang."

Keesokkan harinya, Yuki sedang berada di kamarnya. Ia berdiri di depan cermin. Ia terlihat cantik dengan gaun hitam glamor. Yuki menghela nafas panjang sambil menatap wajahnya di depan cermin lalu tersenyum.

Yuki membuka pintu kamarnya dan menuruni anak tangga. Ia menghentikan langkahnya sejenak melihat seseorang yang sedang berdiri menunggunya. Pria itu adalah Marcell. Yuki tersenyum dan melanjutkan langkahnya. Marcell mengulurkan tangannya. Yuki tersenyum menatap mata Marcell lalu berjalan melewatinya. Marcell tersenyum sambil menatap tangan kosongnya lalu mengalihkan pandangannya kepada Yuki yang berjalan menghampiri orang tuanya.

Marcell bergerak cepat menarik kursi yang akan di duduki oleh Yuki. Yuki tersenyum dan duduk. Marcell tersenyum bahagia dan duduk di sampingnya.

"Akhirnya kita bisa makan bersama, malam ini." Ucap Retno terlihat bahagia.

"Makasih Yuki udah undang gue, sama Papa Mama gue buat makan malam keluarga." Cibir Marcell tersenyum.

"Ayo di makan." Seru Yuki tersenyum.

"Malam ini kamu terlihat sangat cantik Yuki." Puji Dika Papa Marcell

"Om bisa aja." Sahut Yuki malu.

"Sayang bisa kita bicara sebentar?" Bisik Nadia kepada Yuki.

Yuki tersenyum kepada Nadia dan mengabaikannya. "Cell? Loh mau liat kamar gue?" Tawar Yuki.

"Loh serius?" Sahut Marcell terkejut.

"Gimana Pa? Boleh gak Marcell liat kamar Yuki?"

"Boleh kok. Asal cuma liat-liat doang." Canda Retno sambil tertawa.

"Ayo Cell." Ajak Yuki sambil berdiri.

"Tuh anak abis kebentur apa kepalanya?" Batin Nadia sambil memandang Yuki dan Marcell menaikki anak tangga.

"Sebenarnya apa rencana loh?" Tanya Marcell dingin yang tengah berada di dalam kamar Yuki.

"Rencana? Rencana apaan?"

Marcell menatap kedua mata Yuki dengan dekat. Yuki pun menatap Marcell sambil mengepalkan kedua tangannya gemetar. "Loh mau apa?" Tanya Yuki pelan.

Marcell tersenyum. "Gak ada. Gue makin cinta sama loh." Ketus Marcell membuat Yuki mengalihkan pandangannya dan berjalan mendekati cermin.

"Apa yang gue dapet dari loh? Ketika kita nikah nanti?" Tanya Yuki sambil berdiri di depan cermin.

"Loh bisa dapetin semua yang loh mau." Sahut Marcell sambil memeluk Yuki dari belakang. Dan menatap dirinya di depan cermin.

Yuki menoleh berlahan menatap kedua mata Marcell lalu menatap bibirnya. Marcell pun berlahan mendekati bibir Yuki. Yuki pun mengalihkan wajahnya dan melepaskan pelukkan Marcell kasar.

Marcell pun dengan cepat menarik paksa pergelangan tangan Yuki dan menyandarkannya ke dinding.

"Cell? Jangan buat gue takut sama loh." Ucap Yuki gematar ketakutan.

"Maaf. Maafin gue." Ucap Marcell sambil melepaskan Yuki lalu memeluknya.

"Mungkin kita ke bawah sekarang." Ajak Yuki dan mendorong tubuh Marcell lalu membuka pintu kamar dan keluar.

"Yang di bicarain udah dateng. Sini-sini dekat Tante duduknya." Ajak Siska Mama Marcell.

Yuki tersenyum sambil berjalan mendekati mereka yang tengah duduk di ruang keluarga.

Yuki menatap ponselnya terlihat Al sedang menghubunginya lalu dengan cepat Yuki menolak panggilan tersebut. Marcell tersenyum memandangnya.

"Loh kok di tolak?" Gumam Al di dalam mobil sambil melihat rumah Yuki yang sedang tertutup.

"Kok di tolak?" Bisik Marcell ke telinga Yuki.

"Apa perlu gue blok aja?" Balas Yuki berbisik.

Marcell tersenyum senang. "Boleh juga." Sahutnya.

Tok tok tok ...

Semua orang tertujuh ke sumber suara.

Cek krek...?

Marcell menoleh secara berlahan ke sumber suara. Ia berlahan memandang seseorang yang berdiri di depan pintu yang baru saja tiba dan Marcell menatap Yuki cepat.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top