Aku menunggumu, sampai kau menemukanku
Happy reading
Vote dan comment
"Apakah Yuki pernah mengalami benturan keras?"
"Dua tahun lalu ia mengalami kecelakaan."
"Iya mungkin dari situlah penyebab pusingnya Yuki ia mengalami kebingungan secara tiba-tiba. Apa Yuki Amnesia?
"Amnesia?"
"Saat saya melakukan pemeriksaan kepada pasien. Ia seperti kebingungan dan melupakan siapa namanya. Kamu abangnya harus pastikan konsulnya bersama dokternya." Jelasnya.
"Baik dok. Terima kasih dok."
Al yang kini menunggu Nathan tengah duduk di teras rumahnya sambil mengingat penjelasan dokter saat ia membawa Yuki ke RS terdekat.
"Al?" Panggil Nathan yang baru saja tiba keluar dari mobilnya.
"Gue mau denger penjelasan dari loh." Al To the point sambil berdiri tegak di hadapan Nathan.
"Masuk. Gue jelasin di dalem." Ajak Nathan ke dalam rumah.
***
"Jadi gini." Jelas Nathan sambil mengingat kejadian dua tahun lalu.
Flashback on
"Tante kenapa harus pindah ke Jepang?" Tanya Nathan khawatir.
"Tante gak bisa maksa kehendak papanya Yuki nak. Kamu jangan khawatir Yuki bakalan ingat sama kamu."
"Nathan gak masalah tapi Yuki juga gak ingat sama tante dan om. Tante Nathan mau minta satu permintaan."
"Apa nak?"
"Nathan mau jagain Yuki sampe Yuki bener-bener ingat semuanya."
"Tapi nak—"
"Tolong tante." Pinta Nathan sambil menatap kedua mata Nadia dengan mata yang berkaca-kaca sambil memegang kedua tangan Nadia membuat Mama Yuki terluluh hatinya.
"Baiklah nak."
***
"Hai ndut? ndut udah sebulan tapi belum ingat-ingat." Sapa Nathan sambil duduk di samping brankar tempat Yuki terbaring.
Yuki hanya menatap diam Nathan.
"Ki inget nama gue Nathan dan liat foto berdua kita. Gue sahabat loh." Jelas Nathan Sambil menunjukkan foto di dalam ponselnya.
Yuki pun hanya diam menatap ponsel yang di paparkan Nathan.
"Gendut!" Teriak Nathan kesal membuat Yuki menatap Nathan masih dengan ekspresi yang sama.
"Sumimasen, yuki o sukoshinoaida iyashinoheya ni tsurete ikitaidesu."
"Maaf, saya ingin membawa Yuki ke ruang penyembuhan untuk sementara waktu." Ucap suster disana dengan berbahasa negeri Sakura.
Nathan hanya mengangguk bingung.
Setiap minggu Nathan bolak balik Jakarta Jepang hanya untuk menjenguk Yuki. Enam bulan sudah Yuki di rawat di Negeri Sakura. Ia belajar cara membaca, menulis, dan berbicara dengan jelas. Ia pun sudah mulai bisa tersenyum. Ia harus menerima fakta bahwa kedua orang tuanya adalah mama dan papanya walau ia tak mengenal mereka.
Ia berharap suatu saat nanti ia bisa mengingat semua hal tentang kedua orang tuanya dan orang yang selalu mengkhawatirkannya yaitu Nathan namun itu membutuhkan waktu yang lama.
Ia pun sudah mulai berbicara dengan lancar, tersenyum seperti biasanya.
Dua tahun sudah berlalu Nathan yang biasanya menjenguk Yuki kini setahun ia tidak melihat-lihat Yuki dengan alasan ia akan menghadapi Ujian. ia membutuhkan waktu belajar untuk mengejar kelulusannya.
Setelah ia lama tak berkunjung. Kini Nathan yang tak mengenali Yuki. Yuki yang sedang berdiri menatap luar jendela dengan impus yang masih terpasang di tangannya.
"Ndut?" Panggil Nathan sambil mendekati Yuki.
Yuki menoleh ke sumber suara. "Nathan." Wajahnya berbinar-binar sambil menatap Nathan.
"Kamu Yuki? Sahabat gue yang gendut?"
Yuki membalas dengan mengangguk.
"Pooh gue udah berubah jadi Chibi Maruko Chan." Sahut Nathan sambil mendekati Yuki dan memeluknya dengan erat.
"Kok kamu gak kabarin kalau mau dateng?" Tanya Yuki di dalam pelukkan Nathan.
"Gue sengaja." Sambil melepaskan pelukkannya.
"Gue masih gak percaya." Sambung Nathan sambil menatap Yuki dari bawah sampai ke atas.
"Dasar! Hari ini aku ultah. Kamu gak bawa sesuatu?"
"Yuki inget Gue dan Loh bukan aku kamu. Ini berlaku saat nanti kamu masuk kuliah. Okay." Pinta Nathan serius sambil menatap kedua mata Yuki dan memegang kedua bahu Yuki.
"Siap." Sahut Yuki tersenyum.
"Gue gak mau loh di manfaatin seperti dua tahun lalu ki. Maafin gue." Batin Nathan sambil tersenyum menatap Yuki.
"Mana kado aku?" Rengek Yuki.
"Iya entar malem."
"Serius?"
"Iya bawel."
Flashback off
"Jadi begitu ceritanya Al. Maafin gue karna gue gak bisa kasih tahu loh saat itu. Tapi di saat hari kelulusan. Gue cari loh buat kasih tahu semuanya tapi loh gak ada. Baru kemarin lalu kita ketemu." Jelas Nathan membuat Al tak percaya kalau ia sebodoh itu.
"Jadi Yuki belum bisa ingat semuanya termasuk loh tan?"
"Iya Al dia cuma bisa terima fakta yang terjadi."
"Apa kata dokter yang menangani Yuki?"
"Dokter bilang Yuki akan pulih sesuai berjalannya waktu dalam masa penyembuhan."
"Makasih tan loh udah ada niat mau kasih tahu ke gue, tapi percuma Loh sahabatnya aja dia gak inget apa lagi gue." Sahut Al membuat ia menyerah.
"Loh salah Al. Yang di tunggu dia sekarang itu bukan gue tapi loh. Orang yang dia sayang." Jelas Nathan.
"Apa? Sayang?" Sahut Al tak percaya sambil menatap Nathan yang berada duduk di sampingnya di kamar Nathan.
"Iya Al. Loh orang yang dia sayang." Jelas Nathan sambil menatap mata Al.
Al tersenyum masih tak percaya.
***
"Ikut gue." Tarik Bunga kepada Mella.
"Aiss." Upat Mella sambil menepis tangan Bunga. "Apa-apaan sih."
"Diem loh." Bentak Cindy sambil menjambak rambut Mella dan menyeretnya.
"Aacchh." Rintih Mella.
"Lepasin gak?" Ucap Yuki yang tiba-tiba muncul menjadi penyelamat kesiangan Mella.
"Siapa loh?" Sahut Cindy dingin.
"Gue bilang lepasin tangan loh." Tinta Yuki dengan nada tinggi.
"Loh siapa ha?" Sahut Bunga berbicara di depan wajah Yuki. Yuki pun langsung menyingkirkan Bunga sampai ia terjatuh.
"Lepas gak?" Ucap Yuki sambil menjabak rambut Cindy.
"Aachh. Loh gila loh siapa." Sahut Cindy.
"Aiss." Gumam Bunga sambil beranjak dan menarik tangan Yuki tetapi Yuki menepisnya tiba-tiba Yuki melepaskan sentuhannya dari rambut Cindy dan memegang kepalanya yang tiba-tiba pusing dan terlintas di ingatannya.
"Aiss." Ucap Rere kesal dan mengangkat tangannya ingin menampar pipi Mella tetapi di tepis oleh Yuki yang berada di samping Mella membuat Rere terjatuh.
"Yuki." Seru Mella pelan sambil menatap Yuki.
Yuki mengingat-ingat dengan samar-samar sebagian wajah yang tak terlihat.
"Yuki." Seru Mella pelan sambil mendekati Yuki yang kini terlihat kesakitan.
Yuki menatap Mella bingung. "Siapa loh?" Gumam Yuki.
"Yuki?" Batin Bunga sambil mengingat-ingat ia tersadar dan langsung menarik pergelangan tangan Cindy. "Tinggalin mereka." Pintanya.
Mella melihat Bunga dan Cindy meninggalkan mereka. "Yuki loh gak papa?" Tanya Mella sambil menatap Yuki.
Tring !!!
Lamunan Yuki tersadar saat ia melihat Nathan yang menghubunginya.
"Sorry." Ucap Yuki kepada Mella sambil tersenyum datar. "Gue duluan." Sambung Yuki.
"Yuk. Hmm makasih." Gumamnya sambil melihat Yuki yang berjalan membelakanginya.
Yuki kembali menghubungi Nathan yang tadi ia abaikan.
"Kenapa tan?"
"Kamu dimana?"
"Aku di danau."
"Kamu gak masuk kelas? Aku kesana sekarang."
"Jangan. Aku lagi mau sendiri. Kamu jangan bolos." Protes Yuki.
"Kalau ada apa-apa telpon gua."
"Iya."
Tut ...
Yuki yang duduk sambil memejamkan matanya menghirup aroma danau dengan angin berhembus yang tak tahu kemana arahnya.
Yuki berlahan membuka matanya. "Entah kenapa disini membuatku tenang." Gumam Yuki sambil berlahan membuka buku diary miliknya yang ia baru temukan hari ini di rak buku kamarnya.
Satu persatu ia buka lembaran halaman satu persatu juga ia membaca diary yang ia tulis, senyumnya mulai terbentuk ketika ia melihat ada foto dirinya bersama Nathan yang memakai seragam sekolah.
Ia terus menelusuri halaman terdapatlah lembaran yang membuat ia terdiam.
Hari ini aku sibuk memperhatikannya,
aku mengaguminya dalam diam,
Apakah ini berarti aku mulai menyukainya"
~Yuki~ 04.05.18
Dear diary ku ingin cerita kepadamu,
Hari ini aku lagi liati Al main basket,
Mataku tak pernah berahli sedikit pun"
~Yuki~ 05.05.18
"Ada apa dengan diriku?" Gumam Yuki dan tiba-tiba meneteskan airmatanya. "Kenapa aku sangat sedih." Lanjutnya sambil membaca kembali tulisan tangannya.
Seandainya gue jadi nafas loh mungkin gue udah jadi separuh nafas loh.
~Yuki~ 06.05.18
Tertulis di lembaran diarynya dan terdapat sebuah foto pria yang sedang tertidur dengan posisi kepala di atas meja.
Hari kedua ku bersamanya, walau disekelilingku ada banyak orang tapi bagiku dunia terasa hanya ada kau dan aku.
~Yuki~ 07.05.18
"Pria ini?" Gumam Yuki sambil memandangi kembali sebuah foto yang tertempel di diary miliknya, air mata pun terjatuh di lembar diarynya. Ia pun langsung menutup diarynya dan bergegas berlari mencari seseorang yang ia tuju.
Saya mengucapkan
Mohon maaf lahir & batin
🙏🏻
Vote dan Comment
Gimana part kali ini
para readersku?
Tinggalkan jejak kalian
👇🏻
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top