43. Taleodore

Talia memulai proyeknya untuk memperkuat diri dengan mencoba untuk memanggil spirit apinya lagi. Masalah terbesarnya adalah, ia tidak punya ruang latihan yang memadahi. Tidak mungkin Talia menggunakan kamarnya untuk berlatih. Bisa-bisa ia membakar seluruh ruangan sebelum sempat berhasil memanggil spirit api.

Menggunakan ruang rahasia di Departemen Alkimia juga bukan pilihan yang tepat. Selain karena ia belum mendapat aksesnya dari Leo, juga karena ia tempat itu mungkin masih sering didatangi oleh Kyle. Ia tidak bisa mengambil resiko berpapasan dengan Kyle lagi, hingga membuat mereka berdua menjadi akrab.

Satu-satunya orang yang bisa dia mintai tolong sekarang adalah Susan. Meski ia tidak yakin apakah Susan juga bisa memberinya solusi atas masalah tersebut. Para siswa umumnya tidak diizinkan untuk melakukan praktik sihir di luar kelas. Akan tetapi, tidak ada salahnya mencoba bertanya.

“Susan, apa kau mungkin tahu tempat yang aman untuk digunakan sebagai tempat berlatih sihir secara diam-diam?” tanya Talia ketika keduanya duduk bersama saat makan malam.

“Tempat untuk berlatih sihir? Kenapa kau mau melakukannya di luar kelas? Kau tahu kan kalau itu dilarang?” sahut Susan dengan mulut penuh bacon.

“Yah, aku hanya ingin bersiap-siap saat Tes Bakat Sihir nanti. Sepertinya belajar di kelas tidak cukup buatku. Aku perlu lebih banyak latihan praktek,” jawab Talia yang sudah merumuskan alasan dengan matang.

“Wah, ternyata kau adalah anak yang ambisius, ya, Talia. Hmm … coba kupikirkan kalau ada tempat yang cocok.” Susan tampak berpikir sejenak. “Sebenarnya ada klub yang memungkinkanmu berlatih di luar kelas. Masalahnya klub itu sangat eksklusif sehingga tidak semua anak bisa diterima,” lanjutnya kemudian.

“Apa maksudmu Perkumpulan Taleodore?” Talia mengetahui tentang perkumpulan itu saat di kehidupannya yang lalu.

Perkumpulan tersebut adalah tempat para anak-anak elit dari tiga departemen di Akademi Ramona. Nama Taelodore sendiri diambil dari tiga nama pendiri departemen yaitu: Taleus yang Agung, dari Departemen Beast Tamer, Enaxx yang Memesona dari Departemen Enchanter, dan Odere yang Jenius dari Departemen Alkimia.

Kabarnya perkumpulan itu sangat eksklusif dan hanya bisa diikuti oleh siswa-siswi berbakat yang diseleksi dengan ketat. Tidak ada yang pernah tahu kegiatan perkumpulan tersebut, atau siapa saja anggota-anggotanya. Kabar yang beredar hanyalah tentang bagaimana perkumpulan itu sudah mencetak banyak lulusan yang berbakat.

“Kau sudah tahu tentang Taleodore? Seperti namanya, Tale – dongeng, perkumpulan itu memang seperti dongeng. Tidak ada yang tahu bagaimana cara masuk ke dalam perkumpulan itu, atau siapa saja anggotanya. Semua terselubung seperti misteri. Kabarnya hanya anak-anak terpilih yang bisa mengikuti seleksi.” Susan mulai berceloteh.

“Apa menurutmu perkumpulan itu benar-benar ada?”

“Entahlah. Aku cuma sering mendengar kabar angin saat bekerja di Klub Surat Kabar. Kurasa salah satu seniorku juga anggota perkumpulan itu. Aku akan coba mencari tahu.”

Talia mengangguk-angguk paham. “Benarkah anggota perkumpulan itu bisa belajar sihir di luar kelas?” tanyanya memastikan.

Susan mengangkat bahunya. “Siapa yang tahu? Aku cuma mendengar kabar burung, seperti yang kubilang. Tapi fakta bahwa banyak lulusan akademi yang sukses mengaku bahwa mereka dulunya adalah anggota perkumpulan itu, membuatku yakin kalau mereka memang melakukan latihan sihir di luar kelas.

“Sebut saja Viscount Cartoz yang sekarang menjadi penasehat kekaisaran; Lady Annalize, peramal terkemuka yang diakui seluruh benua. Lalu yang tak kalah tersohor, Duke Gothe yang terkuat di kekaisaran,” terang Susan panjang lebar.

“Duke Gothe? Ayah Kyle juga siswa di Akademi?” celetuk Talia tanpa sadar.

Susan tampak memicingkan matanya menatap Talia. “Kau memanggilnya dengan sangat akrab. Apa kalian berteman?” tanya Susan penuh selidik.

Talia mendengkus salah tingkah. Bagaimana bisa dia melakukan kesalahan dua kali. Seharusnya ia membiasakan diri untuk memanggil nama belakang Kyle.

“Tidak. Bukan begitu. Hanya saja, karena sekelas, dan kami sebangku, jadi aku mencoba memanggilnya dengan nyaman,” kilah Talia menjelaskan dengan alasan sekenanya. “Tapi kami tidak akrab sama sekali,” tambahnya buru-buru.

Susan terlihat sangsi. Namun ia tidak mencoba membahas lebih lanjut. Mungkin karena secara kasat mata, Talia dan Kyle memang tidak terlihat dekat. Mereka bahkan tidak pernah saling bicara. Karena itu Susan memutuskan untuk tidak mengungkit hal itu lagi.

Talia mendesah lega karena melihat Susan tidak mencoba mengorek informasi darinya. Sampai sekarang, Talia tidak pernah membicarakan tentang kehidupannya yang berulang pada siapa pun. Entah kenapa ia merasa akan terjadi hal buruk kalau menceritakan tentang hal itu pada orang lain. Talia juga tidak bisa mempercayai siapa pun di kehidupan ini karena ia kehilangan kemampuan melihat masa depan. Sebaiknya Talia berhati-hati.

Setelah pembicaraan dengan Susan, Talia belum menemukan solusi lain lagi. Beberapa kali ia mencoba berlatih sendiri di dalam kamarnya. Seperti yang diduga, kamar asramanya terlalu sempit untuk digunakan sebagai tempat melatih sihir yang kuat. Bisa-bisa Talia justru memancing alarm sihir yang membuatnya terciduk sudah melakukan praktek ilegal di luar kelas.

Saat semuanya tidak berjalan sesuai rencanya, Talia mulai menyadari bahwa sebentar lagi mungkin serangan Dirlagraun terhadap Leo akan terjadi. Talia tidak tahu apakah Ludwig tetap akan menyerang Leo atau tidak. Namun faktanya, Leo sekarang adalah teman terdekat Kyle. Bisa jadi Ludwig tetap menjalankan rencana tersebut.

Talia sebenarnya tidak ingin terlibat lagi dengan Leo maupun Kyle. Akan tetapi, ia tetap khawatir setiap mengingat bagaimana luka-luka Leo sebelumnya. Bagaimana mungkin dia membiarkan kejahatan semacam itu terjadi? Apalagi setelah dia sudah mengetahuinya.

Talia ingin sekali bisa menghentikan kejadian itu. Ia merancang berbagai skenario agar Leo tidak perlu mengalami peristiwa berdarah itu. Kurang lebih dua minggu sebelum hari kejadian penyerangan Dirlagraun, tiba-tiba Talia mendapat sepucuk surat misterius.

Surat itu tergeletak begitu saja di atas meja belajar kamar asramanya. Bagaimana seseorang bisa masuk ke kamarnya begitu saja? Talia tidak ingin tahu. Sebaliknya gadis itu justru penasaran pada isi surat yang berstempel merah dengan lambang tiga departemen: naga, tongkat sihir dan ular, serta empat elemen dasar. Talia pun membuka segel tersebut dan mulai membaca sepucuk surat perkamen yang ada di dalamnya.

Yang terpilih, Talia Ortega.

Penyihir berbakat yang menarik perhatian kami. Melalui surat ini, Perkumpulan Taleodore mengundang Anda untuk mengikuti seleksi sihir penerimaan anggota baru yang akan diadakan dua malam dari sekarang. Silakan persiapkan diri Anda dan datang ke tempat pertemuan di waktu yang sudah ditentukan. Lokasi dan waktu pertemuan akan diberitahukan setelah Anda membaca surat ini. Pekalah pada pertanda.

Salam hangat,

Pengurus Taleodore Generasi Ke-IX

 

Begitu Talia selesai membaca surat tersebut, mendadak perkamennya terbakar begitu saja. Talia yang terkejut langsung melemparkan surat itu hingga jatuh ke lantai. Tak perlu menunggu lama hingga akhrirnya seluruh perkamen beserta amplop bersegelnya sudah berubah menjadi abu.

“Jadi ini surat sekali baca? Apa itu artinya aku diundang ke Perkumpulan Taleodore? Tapi kenapa sekarang? Hal ini tidak terjadi di kehidupanku sebelumnya?” gumam Talia pelan.

Misteri itu masih belum terpecahkan sampai setelah Talia datang ke pertemuan itu dua hari kemudian. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top