20. Rencana Mengelabuhi

Kata-kata Kyle ada benarnya. Cepat atau lambat Ludwig mungkin akan berusaha mengganggunya lagi. Ia harus secepatnya mengatahui rencana jahat kakak Kyle tersebut dan mencoba menghindari bahaya. Talia harus selangkah lebih maju dari Ludwig. Dan satu-satunya cara untuk itu adalah dengan melihat masa depan Ludwig sekali lagi. Talia harus menemukan momen yang tepat untuk bertemu dengan Ludwig.

Akan tetapi keadaan sama sekali tidak mendukung. Talia tidak punya alasan yang bagus untuk tiba-tiba mendatangi Ludwig begitu saja. Mereka bahkan tidak bisa disebut kenalan karena Ludwig semata-mata menemuinya di perpustakaan dengan situasi yang dibuat seolah-olah tidak disengaja. Talia  ingin melakukan hal yang sama. Berpura-pura tidak sengaja berpapasan dengan Ludwig. Sayangnya dia punya dua masalah yang menghalangi rencana tersebut.

Pertama, Talia sama sekali tidak tahu keseharian Ludwig. Lokasi gedung Departemen Beast Tamer berada terlalu jauh dengan gedung para enchanter. Talia harus melewati bagian alkimia lebih dulu untuk bisa sampai di tempat para beast tamer biasa menghabiskan waktu mereka selama jam pelajaran. Terlalu sembrono kalau gadis itu nekat mendatangi gedung mereka tanpa alasan yang jelas.

Kedua, Talia mungkin bisa berpapasan dengan Ludwig secara tidak sengaja saat jam makan, entah itu sarapan, makan siang atau makan malam. Masalahnya adalah, Kyle dan Susan selalu menempel padanya setiap waktu. Talia hanya bisa benar-benar sendirian saat menjelang tidur di kamarnya. Ludwig juga selalu dikelilingi gerombolan teman-temannya sebanyak kurang lebih lima orang. Mereka selalu berkumpul rapat dan duduk di area anak-anak Beast Tamer. Meja makan mereka berada berseberangan dengan area anak-anakenchanter.

Menemukan momen yang tepat untuk menyentuh Ludwig adalah sebuah kemustahilan. Talia jelas tidak mungkin mendekati Ludwig sementara Kyle terus berada disisinya dengan begitu protektif. Kyle dan Ludwig cenderung saling menghindari, seperti dua kutub magnet yang saling menolak. Sehingga Talia terpaksa menepis ide membujuk Kyle untuk membantunya. Kyle sudah jelas pasti akan menolak dengan tegas, sekalipun Talia sebenarnya melakukan hal tersebut semata-mata untuk keselamatannya sendiri.

Pada akhirnya, Talia pun menemukan satu cara yang sedikit beresiko. Ia bisa menggunakan Kristal menghilang yang didapat dari ayahnya. Itu tindakan ilegal sebenarnya, karena Akademi tidak mengizinkan penggunaan benda-benda sihir di luar jam pelajaran. Tapi toh ayahnya yang memberikan Kristal tersebut untuk melindunginya. Talia juga melakukan tindakan itu untuk melindungi diri. Bahkan Talia curiga kalau anak-anak dari Departemen Alkimia pun tidak menaati peraturan tersebut. Para alkemis biasanya sangat iseng dan suka melanggar peraturan.

Berbeda dengan melakukan sihir secara langsung, benda-benda sihir lebih sulit dideteksi penggunaannya. Karena itu relatif aman menggunakan Kristal sihir tersebut sepanjang tidak ada anak yang usil dan mengadu pada guru. Talia harus merancang strategi yang rapi agar tidak ada satu orang pun yang mengetahuinya menggunakan Kristal sihir. Sejujurnya ia juga baru pertama kali menggunakan Kristal tersebut. Talia tidak pernah berpikir sebelumnya kalau ia perlu menyembunyikan diri dari seseorang. Namun momen itu tiba juga hari ini.

Pagi itu, Talia sudah merencanakan untuk berangkat sekolah tanpa diketahui oleh Susan maupun Kyle. Susan biasanya menjemput Talia ke kamarnya pagi-pagi sekali. Sementara Kyle sudah menunggu di depan asrama putri, lalu mereka bertiga akan pergi bersama ke ruang makan untuk sarapan. Setelah itu, selama sehari penuh kedua orang tersebut akan selalu menempel pada Talia hingga pulang sekolah. Kyle mengantarnya sampai ke asrama, dan Susan baru berpisah dengan Talia saat ia masuk ke dalam kamar.

Setelah dipikir-pikir rupanya Talia sudah kehilangan ruang untuk dirinya sendiri karena sikap protektif kedua temannya itu. Ludwig mungkin memang berbahaya, tetapi sikap Kyle dan Susan lambat laun juga membuat Talia jengah. Ia benar-benar harus membicarakan hal ini pada Kyle dan Susan setelah semua rencananya berhasil nanti.

Maka, dengan persiapan matang, esok paginya Talia keluar dari kamarnya sebelum Susan datang. Ia bangun pagi-pagi buta dan bersiap dengan cepat. Talia meninggalkan catatan di depan pintu kamarnya yang mengatakan bahwa ia harus ke perpustakaan sebelum sarapan dan akan menemui Susan di ruang makan setelahnya. Tak lupa Talia juga meminta Susan memberi tahu Kyle tentang informasi tersebut, walau pun sebenarnya tanpa perlu diberitahu, Susan pasti tetap akan menyampaikannya pada Kyle.

Sambil mengendap-endap, Talia menggenggam liontin Kristal biru yang dia kenakan di leher. Gadis itu mengalirkan energi sihirnya ke dalam Kristal itu hingga bersinar redup lantas tubuhnya pun menghilang secara perlahan. Ia berhasil keluar dari asrama tanpa diketahui oleh siapa pun.

Rencana selanjutnya, Talia akan menunggu kedatangan Ludwig dan teman-temannya di ruang makan. Tempat itu masih sepi saat Talia datang. Hanya para peri rumah tangga berwajah sayu yang terlihat hilir mudik menyiapkan buffet makanan untuk masing-masing departemen sihir. Mereka melayang sepuluh sentimeter dari lantai sambil mendorong troli berisi banyak masakan. Seragam hitam dengan celemek putih yang mereka kenakan membuat Talia sulit membedakan satu dengan yang lainnya. Wajah mereka mirip-mirip. Rambut para peri itu pun semua berwarna cokelat gelap dan dicepol kecil di belakang kepala. Keseluruhan penampilan mereka sama persis.

Setidaknya dua puluh peri rumah tangga hilir mudik mempersiapkan sarapan. Talia berdiri diam di pojok ruangan tanpa disadari siapa pun. Para peri itu melewatinya begitu saja karena tubuhnya yang tak kasat mata. Dua puluh menit berlalu, hingga akhirnya semua makanan sudah tertata cantik di setiap meja panjang di ruangan tersebut.

Tiga meja itu mewakili masing-masing departemen di Akademi Ramona. Di sisi kiri ruangan, dengan panji-panji warna hijau bergambar naga adalah tempat anak-anak Beast Tamer. Di tengah, dengan panji-panji biru berlogo tongkat bersepuh Kristal yang dililit dua ekor ular, merupakan area makan para alkemis. Anak-anak dari Departemen Enchanter duduk di sisi kanan ruangan dengan panji-panji merah bersimbol empat elemen dasar: air, api, angin dan tanah.

Talia menahan keinginan untuk duduk meski kakinya sudah pegal setengah mati. Ia tidak ingin ada orang yang menyadarinya menggeser kursi panjang yang sudah ditata rapi di kedua sisi meja panjang tersebut.

Akhirnya, setelah lama menunggu, para siswa pun mulai berdatangan. Talia melihat beberapa wajah yang dia kenali. Semuanya tidak menghiraukan keberadaannya yang transparan. Talia harus sangat berhati-hati agar tubuhnya tidak menyenggol orang lain. Ia merapatkan seluruh badannya hingga menempel di sudut ruangan.

Susan dan Kyle seharusnya sudah datang pada jam ini. Akan tetapi Talia belum juga melihat mereka berdua. Entah kenapa hal tersebut membuatnya resah. Firasatnya mengatakan kalau kedua temannya itu mungkin sekarang tengah sibuk mencarinya ke perpustakaan. Talia mencoba mengabaikan hal tersebut dan kembali fokus mencari sosok Ludwig, dan bingo! Orang yang dia tunggu-tunggu pun muncul. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top