[1] Prolog

Jatuh cinta pada pandangan pertama adalah sebuah rasa benih cinta tumbuh di saat pertemuan pertama. Cinta adalah rasa kasih sayang yang dapat ditujukan pada keluarga, teman atau bahkan lawan jenis. Tetapi, aku tidak percaya adanya cinta pada pandangan pertama untuk lawan jenis.

Siapa pun yang terus jatuh dalam asmara, apakah cinta pada pandangan pertama itu ada?

Bagaimana bisa saat kita bahkan belum mengerti sedikitpun tentang orang tersebut?

Selama ini, tiap langkah asmara yang kuambil hanyalah sekadar mengenal lebih jauh dan menerima. Tidak sekali pun aku yang berjuang untuk mendapatkan cinta itu. Karena yang kutahu adalah cinta datang pada saatnya.

Mungkin aku menolak beberapa orang, tetapi juga menerima beberapa orang karena perjuangan mereka kulihat. Tak lupa, aku sudah mengenal mereka jauh lebih dalam.

Aku selalu mempertanyakan asmara apa yang tumbuh hanya dengan pandangan pertama? Terdengar konyol.

Pandangan mata tertuju pada panggung yang ditata dengan nuansa gelap. Tampak beberapa orang yang sudah bersiap di atas panggung. Aku dapati seorang pria bertubuh kurang lebih 160 tengah memegang microphone, satu tangannya lagi memegang pinggang gadis yang membelakangi penonton.

Ketukan stick drum terdengar guna memulai sebuah musikal ini. Aku dapati sorotan tajam pria itu ketika dia membuka mata. Sorotan tajam juga dingin, benar-benar membuat penonton bersorak-sorai.

Deg.

Jantungku perlahan berdegup kencang, wajah memanas. Sorotan mata itu membuatku terus tertuju padanya tanpa bisa mengedipkan mata. Mata terpaku di sana, tidak lagi mampu melirik orang lain bahkan gadis yang sedang melakukan performance dengannya.

Suara berat nan serak itu masuk ke gendang telinga dan terus terngiang. Bagaikan kaset yang terus berputar tanpa henti. Benar-benar membuatku terhanyut dalam musik, merasakan sebuah perasaan.

Entah apa yang kurasakan, tetapi kurasakan suaranya terdengar mengintimidasi.

Kau adalah milikku. Sampai kapanpun jiwa, tubuh serta ragamu hanya milikku seorang.

Kalimat itu sukses terlintas di pikiran saat tiap lirik dinyanyikan. Saat itu juga, aku mulai percaya bahwa cinta pada pandangan pertama itu ada.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top