Kerjaan Orang Nganggur |Day 7|

Pikiran kakakku satu ini ... gak pernah bisa dipahami.

- Surya, si anak kedua

✷✷✷

Biasanya, pagi-pagi buta penghuni rumah empat bersaudara ini sudah sibuk. Pada siap-siap sekolah.

Tapi hari ini, yang siap-siap cuma Bintang dan Langit. Kalau Luna, udah pasti dia lagi di dapur, ngurusin sarapan adik-adiknya.

Surya? Oh tentu saja masih molor di kamarnya. Padahal di bawah sudah ribut, bunyi Luna masak lah, Bintang yang heboh siap-siap, yah kalau Langit tenang-tenang aja sih. Tapi tetep aja, bisa-bisanya Surya telinganya kebal sama suara-suara gandeng dan tetep tidur.

"Itu Surya belum bangun juga?" Luna bertanya ke Langit tanpa mengalihkan pandangan dari kompor, tapi tau kalau Langit lewat di belakangnya.

"Belum, kamarnya udah di gedor. Tidurnya aja kayak kebo." Langit menjawab sembari duduk di kursi makan. Dia ini, bangun bukan yang paling awal, tapi selalu siap paling awal. Beda sama Bintang yang bangun awal tapi siap paling terakhir.

"Harusnya libur sih, kelasnya." Sambung Langit.

"Kenapa?" Luna masih sibuk dengan kegiatan memasaknya.

"Kalau enggak salah, karena kelasnya ada kunjungan wisata. Tapi anak-anak olim enggak pada ikut, latihan," jelas Langit sembari mengeluarkan ponselnya.

"Hoo, basket ya." Luna mengangguk-angguk.

Enggak perlu waktu lama sampai Bintang turun bersamaan dengan siapnya sarapan. Dua anak bungsu itu menyantap sarapan sebelum akhirnya berangkat kala hari belum sepenuhnya terang.

Sedangkan Surya, baru bangun saat matahari udah tinggi. Rambutnya kusut dan mukanya kucel khas bangun tidur saat turun ke bawah, cari makanan.

"Loh?" Dahinya langsung mengerut saat sosok Luna terlihat di ruang tv. Perempuan itu menyalakan tv, tapi malah baca buku.

"Kenapa kamu enggak sekolah?" tanya Surya.

Luna menoleh, mendapati adiknya baru bangun dengan tampang kusut.

"Yaelah, aku 'kan udah lulus." Luna menjawab singkat, pandangannya fokus kembali ke novel di tangannya.

"Terus?" Kening Surya masih mengerut, belum paham. Mungkin efek baru bangun tidur, otaknya masih loading.

"Ya enggak sekolah lah. Tinggal nunggu pengumuman hasil ujian PTN aja." Luna menjawab tanpa mengalihkan pandangan dari bukunya.

"Nganggur dong?"Surya nyengir, entah kenap seneng banget liat kakak satu-satunya itu enggak ada kerjaan.

"Ya." Luna menjawab lalu, tidak begitu peduli dengan nada mencomooh dari kalimat Surya, fokusnya udah terpusat ke novel yang dibacanya.

Melihat reaksi kakaknya yang membosankan, Surya menghembuskan napas kecewa.

Malas menganggu kakaknya lagi, Surya memilih ke dapur dan berburu makanan sisa. Nasib bangun terakhir, makanannya udah disabet sama yang bangun awal.

Untunglah masih ada sisa pisang goreng saat Surya membuka tudung saji. Walau cuma tiga biji, tapi cukup lah biat ganjel laper sampai nanti makan siang.

Biar makin afdol, Surya meraih panci dan masak air, berniat nyeduh teh manis.

Setelah tiga biji pisang goreng dan secangkir teh manis anget udah di tangan, Surya duduk di sofa bareng Luna.

Channelnya langsung diganti, untunglah Luna lagi baca, jadi tidak perlu rebutan remot.

"Lun," sahut Surya.

"Hm." Luna menjawab pendek, matanya masih belum lepas dari bukunya.

"Nanti ikut lah, latihan ke lapangan sekolah."

Pandangan Luna langsung teralih, dirinya menatap Surya dengan alis bertaut, "ngapain?"

"Ya main basket lah." Surya mengangkat kedua bahunya, heran kenapa kakaknya nanya hal yang udah jelas.

"Bukan itu," Luna mendesah, sembari menutup bukunya. "Ngapain aku ikut temen-temenmu main? Aku gak pada kenal mereka, lagipun aku gak bisa main basket."

"Yaa, emang gak bosen di rumah terus Lun?" Surya mengunyah pisangnya, dan omongannya jadi enggak jelas.

"Ya bosen, tapi kalau aku ikut kamu, aku malah jadi orang linglung. Mending di rumah." Luna melenguh.

"Ya udah jalan atuh sama temenmu."

"Pengennya."

"Tapi?"

"Tapi males." Luna mengangkat bahu tidak peduli sembari dia kembali membaca buku.

Surya hanya bisa memberi tatapan keheranan sembari mendesah pasrah. Enggak bisa ngerti cara pikir kakaknya.

.

.

.

.

.

.

07/06/23

Author's Note

Kondisi Luna adalah kondisiku saat ini, posisi ambigu (⁠ ⁠╹⁠▽⁠╹⁠ ⁠)
Pelajar bukan, mahasiswa bukan, pengangguran ;-;

Ngeluh bosen di rumah, tapi pas ada yang ngajak jalan rasanya pengen nolak(⁠•⁠ ⁠▽⁠ ⁠•⁠;⁠)

Emang, banyak maunya. Ckckckck

Mana sekarang aku bener-bener gak ngapa-ngapain kecuali ngabisin watchlist sama readlist yang gak kesampean pas persiapan ujian PTN.

Balas dendam gengz, nahan rasa penasaran pas persiapan ujian tuh susah. Jadi aku marathon terus sekarang. (⁠◡⁠ ⁠ω⁠ ⁠◡⁠)

Tapi yah ... ujung-ujungnya bosen kayak si Luna ;-;

Tema :
Buat cerita bedasarkan profesi kalian saat ini. Aku; Pengangguran

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top