19/02/22: Day 19
Tema: Pilih satu Music Video favoritmu (artis bebas, dari negara mana saja) lalu buat cerita yang diinspirasi dari Video tersebut.
~~~~~~~~~~
(Sebelumnya, baca chapter day 18
(。•̀ᴗ-)✧)
~~~~~~~~~~
Bintang POV
Sudah beberapa hari ini Kak Surya menghindar dari Kak Luna dan Kak Langit. Kak Langit pun, entah kenapa jadi sedikit canggung dengan Kak Luna. Dan Bintang bingung harus bagaimana.
Kemarin Kak Surya pulang sedikit telat, walau tidak setelat Kak Langit beberapa hari yang lalu. Dan akhirnya 'perang kecil' kembali terjadi, walau saat itu hanya sindir menyindir.
Masalahnya, sudah berhari-hari mereka bertengkar dan tidak ada tanda-tanda baikan. Bagaimana jika kecanggungan ini terus berlanjut? Tidak bisa! Bintang tidak tahan dengan segala kekacuan ini.
"Kak Luna." Bintang menggumamkan nama Kak Luna begitu Kak Luna pulang. Saat ini Bintang bisa melihat dengan jelas siapa yang keluar-masuk pintu rumah.
Kak Surya pulang lebih dulu tadi. Kak Langit lagi-lagi belum pulang, yah walau sekarang masih pukul empat.
"Surya udah pulang?" tanya Kak Luna setelah tersenyum, merespon panggilan Bintang tadi.
"Udah. Tapi Kak Langit belum." Bintang menjawab pendek. Karena suasana di rumah sedang tidak enak, Bintang jadi ikut merasa harus berhati-hati saat berbicara dengan ketiga kakak Bintang.
Kak Luna tersenyum tipis tanpa menjawab apa-apa, lantas mengusap kepala Bintang pelan dan menaiki tangga menuju lantai dua, mungkin hendak ke kamarnya.
Bagaimana ini? Bintang merasa harus melakukan sesuatu. Tapi bagaimana jika jadi lebih buruk setelah Bintang berbuat sesuatu?
Tak lama setelah Kak Luna pulang, Kak Langit pulang. Untunglah tidak ada yang pulang terlambat, jadi tidak perlu ada drama tambahan hari ini.
Tapi tidak ada bedanya jika semua berdiam di kamar seperti ini! Rasanya Bintang jadi ikut stress dan frustasi karena suasana canggung ini!
"AH SUMPAH, KELUAR!" Bintang terperanjat begitu mendengar teriakan itu. Teriakan Kak Surya.
Kenapa lagi itu? Bintang pikir hari ini tidak akan ada pertengkaran lagi?
Selanjutnya, Bintang bisa mendengar suara Kak Langit samar, tapi Bintang tidak bisa mendengar jelas apa yang dikatakannya.
"BACOT! Keluar! Susah apa untuk keluar?" Bintang semakin merinding, bahkan ingin menangis rasanya saat mendengar pertengkaran mereka dari bawah.
Apa harus Bintang lerai? Karena sepertinya Kak Luna tidak kunjung melerai mereka.
Ya, Bintang harus melakukan sesuatu. Bintang tidak bisa selamanya menjadi satu-satunya yang menerima bantuan dari kakak-kakak Bintang.
Jujur, Bintang takut dan ragu saat menaiki tangga. Teriakan amarah Kak Surya terus terdengar dan Kak Langit pun masih berdebat dengannya.
"Bangsat!" Umpatan itu terdengar dan setelahnya,
Buk!
Kak Langit terdorong ke luar kamar. Badannya terbentur dinding.
"Langit!" Bintang terpaku, dan Bintang hanya mampu mendengar seruan Kak Luna.
Beriringan dengan seruan itu, Kak Luna menghampiri Kak Langit dengan berlari. Kak Luna mengecek cepat keadaan Langit lantas menatap Kak Surya dengan amarah.
"Bisa enggak pake main fisik? Kamu enggak denger segede apa bunyinya pas ngebentur dinding? Aku tau kamu marah tapi jangan kelewatan!" Kak Luna berkata dengan suara yang bergetar. Apa Kak Luna menahan diri agar tidak berteriak? Atau menahan diri agar tidak menangis? Entahlah, Bintang tidak tau dan Bintang tidak bisa melakukan apapun selain memperhatikan kekacauan di depan.
"Aku sudah bilang padanya untuk keluar." Kak Surya memalingkan wajah.
"Tidak usah sampai seperti itu kan?" Kak Luna terlihat mencoba mengatur napasnya.
Hening. Selama beberapa detik tidak ada yang berbicara, Bintang bahkan merasa bahwa Bintang bisa melangkah dan menghentikan pertengkaran di depan Bintang. Tapi Kak Langit lebih dulu berbicara, "Kak Luna enggak usah ikut campur."
Bintang semakin membeku mendengar kalimat Kak Langit.
Dan sepertinya Kak Langit serius dengan kalimat Kak Langit, karena Kak Langit mendorong pelan Kak Luna mundur dengan lengan Kak Langit. Berhadapan dengan Kak Surya langsung, dan mereka berdua benar-benar saling melempar tatapan penuh amarah dan kebencian.
"Lihat Luna? Dia memang brengsek, dia bahkan tidak bisa menilai situasi, memahami dirimu yang berada di pihaknya? Buat apa terus bela-"
"Enggak bisa memahami katamu? Jadi semua yang kulakukan selama ini lelucon?" Kak Langit tersenyum, senyum yang menantang Kak Surya.
"Aku yang selalu mengalah untuk kalian? Yang selalu ikut dengan pilihan kalian? Aku? Enggak bisa memahami? Selama ini aku selalu mengalah dan memahami kalian!" Kak Langit mengangkat wajahnya, mendekatkan dengan wajah Kak Surya. Aakhh, seprtinya semua ini sudah terlampau parah. Tapi Bintang sangat ketakutan sekarang!
"Sok korban banget sih."
Sedetik setelah kalimat itu terucap, pipi kiri Kak Surya ditonjok. Bintang menutup mulut. Bintang sangat kaget dengan perilaku Kak Langit hari ini. Kak Langit yang jarang bicara itu, Kak Langit yang jarang menunjukkan emosi dan perasaannya. Kini terasa berbeda dengan Kak Langit yang dipenuhi amarah.
"Bajingan!" Kak Surya mengumpat pelan, lantas melayangkan tinjunya. Bintang menutup mata, Bintang benar-benar tidak sanggup melihatnya.
"Udah!" Seruan Kak Luna membatalkan Bintang untuk menutup mata. Bintang merasa lega begitu melihat Kak Luna menahan lengan Kak Surya.
"Lepas enggak?" Kak Surya berkata pelan dan dingin.
"Enggak. Kalian udah kelewa-"
"Haha, memangnya kamu siapa larang-larang kita? Mentang-mentang tertua jadi seenaknya gitu? Padahal enggak ada guna kamu di sini!" Kak Surya menepis tangan Kak Luna.
Dan Kak Luna...
Terdiam. Matanya seolah tidak percaya mendengar kalimat itu keluar dari mulut Kak Surya.
Plak!
Sebuah tamparan melayang.
"Berani banget kamu ngomong begitu." Kak Luna menatap Kak Surya dingin. Bintang seolah bisa merasakan aura dingin Kak Luna sekarang.
"Heh. Liat. Muncul sifat aslinya kan? Capek kan kamu sebenarnya sama kita? Enggak peduli kan kamu-"
"UDAH!" Bintang berteriak frustasi. Bahkan Bintang bisa merasakan mata yang sudah dipenuhi air mata Bintang.
"JANGAN BERANTEM! Bintang sedih harus liat Kak Luna, Kak Surya, Kak Langit berantem terus." Bahkan kini, suara Bintang terdengar bergetar dan tersendat di telinga Bintang sendiri.
"Cengeng."
...
Apa?
"Kamu tau apa? Anak manja yang cuma tinggal nerima mau apa?" Bintang menatap Kak Surya dengan ragu, Bintang tidak salah dengar kah?
"Apa? Mau nangis lagi? Ngadu aja sana sekalian. Anak kesayangan."
"KAK SURYA JELEK! NYEBELIN! BEGO! KAK SURYA JAHAT! BINTANG BENCI KAK SURYA" Bintang berteriak, Bintang sudah tidak kuat lagi mendengar hinaan Kak Surya.
Bintang tidak pikir panjang, Bintang berlari ke kamar dan menutup pintunya dengan keras.
SEMUANYA JAHAT!
.
.
19/02/2022
Author's Note
Yeyyy, DWC tinggal sepuluh hari lagii~~~
Dan aku senang sekali dengan tema hari ini~~
Karena bisa dicocokkan dengan konfliknya~~~
Im Happy~~~
Bahagia~~~
Oh ya, mv yang kupake itu mvnya TXT yang lagu Can't you see me?
Kenapa milih itu? Soalnya bisa dicocokin sama konfliknyaa hwhwh. Dan memang aku fans mereka sih, awalnya bimbang antara mv croasroadnya gfriend atau txt itu. Tapi sepertinya yang txt lebih bisa menggambarkan pertengkaran mereka hehe.
Awalnya malah aku mau milih happier nya marshmello (gak tau tulisan yang bener gimana) Tapi kayaknya itu sedih, jadi lebih bagus buat ending konflik.
Jadilah milih txt, begituu hwhw.
Btw gimana chapter hari ini?
//chapternya panjang
Yah, semoga kalian suka dan sampai ketemu besok!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top