16/02/22: Day 16

Tema: Buat lanjutan cerita dari tema hari ke-12. Minimal 250 kata di mana akhir setiap kalimatnya harus berima sama

~~~~~~~~~

(Silahkan baca episode "12/02/22: Day 12" sebelum membaca episode ini
(。•̀ᴗ-)✧)

Ray pulang begitu kami selesai makan dan berbincang, aku pun sama. Mengingat tidak ada lagi yang perlu kuceritakan padanya.

Sepanjang perjalanan, aku menimbang apa seharusnya cerita pada mereka? Tapi akan sulit jika harus menceritakan hal ini pada mereka.

Tidak semua saudaraku dekat dengan Papa, menceritakan hal ini hanya membuat hubungan lebih rumit dan aku tidak tau mereka akan bereaksi seperti apa.

"Tidak apalah, aku bisa menanganinya." Kutegakkan dadaku, ya, aku bisa menanganinya. Aku bisa menjelaskan secara perlahan, berbicara pada Papa.

Entah karena memang sedang galau atau apa, tapi perjalanan pulang terasa lebih lama. Tapi baguslah, untuk saat ini aku ingin sampai di rumah lebih lama.

Begitu aku sudah dekat dengan rumah ponselku berbunyi, dari Kak Luna, "Apa?" Tanpa basa-basi aku langsung bertanya.

"Langit pulang sama kamu ya?" Tanyanya.

"Tidak. Aku pulang dengan Ray. Kenapa?" Aku menggeleng walau dia tidak bisa melihatnya.

"Jangan bercanda! Dia bilang 'aku pulang bersama Kak Surya' dia tidak bilang padamu memangnya?" Hah, apa aku lupa mengecek ponsel ya?

Tanpa menutup panggilan, aku memeriksa aplikasi pesan, tapi tidak ada pesan apapun darinya.

"Tidak ada. Dia juga tidak bilang apa-apa." Aku menutup aplikasi pesan dan kembali ke panggilan, sepertinya panik akan menyerang Luna.

"Coba kamu hubungi Langit, aku tadi sudah tapi tidak diangkat olehnya." Pinta Kak Luna.

"Ya. Sudah ya." Aku tutup panggilan itu segera. Lebih baik aku cek dulu di rumah siapa tau Langit sudah sampai lebih dulu di sana.

Aku berlari kecil menuju rumah, tapi begitu sampai, tidak ada Langit di sana. Ck, kemana lagi dia? Apa aku tidak sengaja meninggalkannya? Tapi dia bahkan tidak menghampiriku sebelumnya.

Bahkan lima jam setelahnya, Bintang tidak kunjung pulang, padahal Kak Luna dan Bintang sudah sampai empat jam sebelumnya. Kemana sih dia? Kenapa tidak ngomong apapun pada aku atau Luna?

Langit sampai di rumah pukul sembilan malam, menyebalkannya lagi dia sepertinya bersenang-senang disaat kami khawatir padanya.

"Hpmu mati kah? Kenapa tidak jawab telepon Kak Luna?" Luna yang pertama menghamipirnya, sedangkan aku hanya menatap dari jauh benar-benar kesal dengannya.

"Ah iya ponselku mati, aku enggak sadar Kak Luna telpon, apa Kak Surya juga?" Anak itu, bisa-bisanya dia sesantai itu setelah membuat panik Kak Luna?

"Heh, kamu tau seberapa panik tadi si Luna? Tau-taunya kamu main tanpa berkabar, sudah begitu tidak minta maaf karena tidak mengabari lagi, kamu pikir kakakmu itu apa?" Kesabaranku benar-benar habis dibuatnya. Sudahlah masalahku dengan Papa, sekarang Langit seenaknya pulang malam, buat khawatir Luna.

"Kenapa marah tiba-tiba? Aku awalnya memang mau pulang dengan Kak Surya, tapi di tengah jalan Tara ngajak ke studio dan aku ikut dengannya. Aku juga sudah bilang ke Kak Bima buat ngabarin Kak Surya karena ponselku sudah mati, kenapa jadi marah ke aku di saat aku enggak salah apa-apa?" Wah, menyebalkan sekal cara bicaranya.

"Kamu buat serumah panik dan bilang kamu enggak salah apa-apa!? Heh jangan bercanda! Kamu masih bisa minta temenmu buat telepon Luna!" Terbawa emosi, nada bicaraku meninggi, biarlah toh aku ingin membuatnya sadar akan kesalahannya.

"Sudahlah Surya!" kenapa Luna malah membelanya?

"Apa? Aku membelamu Luna!" Aku tertawa tidak percaya.

"Akh sudahlah, brengsek memang kalian semua!" Kesal, aku pergi ke kamar dengan menghentakkan kaki, biarkan saja mereka!

"Surya!" Aku tetap pergi, mengabaikan panggilan Luna.

.

.


16/02/2022
Author's Note

Susah banget tema hari ini :")

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top