Santri's Culture
Di mana saja kamu tinggal, pasti ada budaya atau kebiasaan tertentu bukan?
Begitu pula di pesantren ada beberapa budaya yang selalu lestari, salah satunya antre.
Antre di mana saja dan kapan saja, sudah jadi budaya turun temurun.
Antre mandi, biasanya santri kalau antre mandi itu dengan meletakkan tempat sabun atau ember sebagai antreannya.
Cara bertanya biasanya begini "Who after you?" Atau "Min ba'dik?"
Itu kalau ngantre setelah ukhti-ukhti, kalau setelah teman biasa paling bilang "Habis kamu aku ya".
Sambil menunggu antrean ada berbagai macam cara menunggu yang sering dilakukan.
Yang pertama ngobrol entah itu jenis gosip atau fakta. Intinya rasio ngobrol yang tertinggi.
Yang kedua sambil jemuran, atau luluran kalau banyak waktu.
Yang ketiga konser alias nyanyi.
Yang keempat hafalan tapi yang ini jarang, kecuali tenggat waktu setoran.
Yang terakhir melamun, ya kadang kalau lagi gak ingin gosip atau ngobrol. Ada beberapa orang milih melamun padahal di kamar mandi banyak jinnya takutnya tiba-tiba kesurupan di dalam kamar mandi, kan tidak baik.
Alhamdulillah belum pernah kejadian sih kesurupan di dalam kamar mandi, karena pasti bingung kalau mau di angkat.
"Mau bareng kah, Naj? Aku dapat antrean duluan nih," ajak Rara.
"Iya deh biar cepat," jawabku.
-*-
Ambil makan juga harus antre dan tertib.
Untuk pengambilan makan, sistemnya adalah nasi diambil sesuai dengan porsi masing-masing lalu piring ditaruh di depan meja yang nantinya akan diberikan sayur dan lauk oleh bulek dapur atau bulek masak.
Seperti itu agar semua terbagi rata dan tidak ada yang tidak kebagian makan.
Bahkan, hal-hal seperti meminjam novel juga antre. Meminjam ponsel orangtua santri yang dijenguk juga antre.
Diperbolehkan membaca novel asal tidak mengandung porno. Dan awal masuk pondok aku belum mengerti tentang novel tetapi setelahnya aku kecanduan.
Buang air besar juga antre, padahal satu kamar mandi punya sembilan jamban di dalamnya. Yah, namanya panggilan alam pas barengan 'kan gak tahu.
Kalau mengantri wc caranya dengan mengetuk pintu lalu bertanya setelahnya siapa.
Pinjam pakaian, kalau kalian tinggal bersama orangtua meminjam baju orang lain skalanya mungkin nol koma, karena pasti jarang.
Kalau tak ada pilihannya pasti beli baru, meminjam itu kalau benar-benar tidak ada jalan lain.
Berbeda dengan santri, pinjam pakaian itu sudah biasa. Bahkan, terkadang sampai mengantre juga.
Setiap hari jumat, santri putri dan putra diwajibkan memakai pakaian putih atau gamis. Serta dilarang membuat keributan dan biasanya PSP Departemen Bahasa akan mencari korban yang akan mendapatkan takzir atau sanksi.
Hari jumat tepatnya setelah ta'lim* diwajibkan memakai bahasa Arab atau Inggris bahkan di kamar. Jadi, hari jumat selalu hening karena banyak yang memilih diam dari pada menjadi korban PSP.
Antre adalah budaya santri yang akan terus lestari dan akan turun-temurun.
"Naj, nanti kalau absen aku izin BAB ya, aku gak ikut dzikir," ujar Rara.
"Oke, nanti aku kasih tahu," jawabku.
Selain antre, ada absensi kehadiran kapan saja. Selesai salat , madin, mengaji, diba'an, khitobah, muhadasah, ta'lim sampai setelah yasin fadhilah juga ada.
Absen biasanya dipanggil per kamar yang nanti akan dihitung jumlahnya, dan dihitung apabila ada yang sakit, izin, atau haid.
*-*
Pacaran? Di pesantren pun masih bisa pacaran. Ya, itu tergantung pribadi masing-masing saja. Ada yang memang sudah dibutakan nafsu cinta maka baginya peraturan tidaklah menakutkan.
Media yang digunakan mereka untuk pendekatan sama gebetannya adalah surat.
Bentuknya lucu-lucu kreatif gitu, ada bentuknya love lipat nya, ada semacam ketupat juga.
Padahal banyak ayat yang melarang pacaran atau zina itu
(Al-'Isrā'):32 - Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.
Ada juga adik kakak angkat, atau menganggap adik kelasnya itu seperti adiknya sendiri. Dan dulu polosnya diriku, aku pernah kebingungan tidak punya kakak angkat.
Tapi, beruntunglah aku tak punya karena ada beberapa di antara mereka malah hubungannya saling menjauh. Yang menurutku memutuskan tali silaturahmi.
^~
Tahun baru selalu meriah, dihiasi dengan ledakan indah berupa kembang api.
Namun tahun baru muharram berbeda, PSP mengadakan musabaqoh atau lomba. Untuk memeriahkan tahun baru muharram.
Ada berbagai jenis lomba dari yang tersulit seperti cerdas cermat, hafiz¹ Qur'an, kultum², syarhil Qur'an ³, kaligrafi, pidato bahasa arab dan inggris, shalawat, dan lomba hiburan. Dan yang paling horror adalah lomba kebersihan kamar.
Yang konon katanya apabila tidak bersih akan mendapatkan malu. Karena akan diumumkan kepada seluruh santri dan ustaz-ustazah.
Pemeriksaan kamar biasanya dilakukan secara tiba-tiba sehingga nantinya semua sibuk membersihkan kamarnya.
"Ra, itu gantungin mukenah ya," ujar Zahra selaku kamar yang membagi tugas kepada kami.
"Najwa, sapu lantainya, Rina susun piringnya, Ayna dan Wirda susun kasurnya yang rapi, Wanda dan Dina bersihkan depan lemari dan jendela, aku dan Jihan akan menyusun sepatu dan sandal di depan," jelas Zahra membagi tugas kami.
Dengan kecepatan yang luar biasa karena ketakutan pemeriksa kebersihan datang ke kamar sebelum benar-benar bersih, akhirnya kami bisa menyelesaikan tepat waktu.
Keringat dan napas yang memburu serta wajah yang memerah menandakan bahwa kami benar-benar menggunakan tenaga dan kecepatan yang tak biasa untuk membersihkan kamar.
Petugas pemeriksa kebersihan masuk setelah mengucapkan salam. Berjalan tenang perlahan sambil melihat-lihat dengan seksama. Matanya tampak teliti melihat ke berbagai arah dan tak lupa tangannya menyentuh berbagai barang.
Yang kutebak pasti ingin melihat tebal debu yang menempel.
Setelah mendapatkan hasil penilaian mereka pun pamit setelah salam.
"Yang tadi itu benar-benar deh, aku kayaknya kilat banget beresinnya," ujar Rara dengan keringat yang masih membasahi dahinya.
"Iya, mendadak banget ukti-nya," balas Zahra.
"Yaudah sekarang bisa lanjutkan kembali aktivitas masing-masing," ujar Wirda sambil pergi ke luar kamar.
Tak hanya kami yang gelagapan kalau petugas pemeriksa datang. Namun, santri lainnya juga begitu. Kamar sebelah memiliki pemandangan yang kurang lebih sama seperti kami yang tadi juga buru-buru.
+++
Untuk lomba Muharram, aku belum percaya diri untuk ikut kecuali lomba hiburan. Yang kutahu ada Rasnah si bintang kelas angkatan kami yang mengikuti semua perlombaannya.
Aku sendiri baru mulai mengikuti lomba lainnya ketika sudah Ulya dan itu sungguh kejadian yang memalukan.
"Si Rasnah ikut semuanya ya?," ujar Wirda sore itu.
"Iya yang kudengar sih begitu," ujar Ayna.
"Tapi dia ikut lomba tunggal aja sih, yang berkelompok dia gak ikut," ujar Zahra yang ikut nimbrung.
Aku hanya diam, karena tak tahu menanggapi apa.
"Ohh begitu," ucap Wirda dan Ayna serempak.
"Kata ukhti-ukhti kamar depan, kalau menang lomba Muharram ini bisa dites untuk MTQ⁴ loh," balas Zahra lagi.
"Serius, enak banget ya," ujarku yang kaget dengan berita tersebut.
Pasalnya ikut MTQ itu merupakan hal yang membanggakan sekaligus mendapatkan fasilitas yang lumayan enak.
Mendapatkan uang saku apabila tidak menang. Dan jika menang dapat ikut di tingkat lebih tinggi lagi.
+++
Kamus kata :
1. Hafidz Qur'an merupakan lomba berupa hafalan surah yang di Al-Qur'an tetapi tidak semua surah hanya jus amma, yasin, al-waqi'ah dan al-mulk.
2. Kultum atau kuliah tujuh menit ini adalah lomba berpidato dalam waktu singkat dan isi ceramah sesuai tema yang diberikan.
3. Syarhil Qur'an adalah lomba pidato yang dibawakan tiga orang sekaligus. Satu orang sebagai penceramah, satunya lagi sebagai tilawah dan yang terakhir menjadi penerjemah tilawah.
4. MTQ atau musabaqoh tilawatil Qur'an ini memiliki banyak cabang lomba, dan perlombaan ini sangat besar tingkat nasional pun sudah ada.
* Ta'lim atau ngaji kitab ta'lim isinya tentang keutamaan mencari ilmu.
Nb: Maaf kalau penjelasan kurang jelas saya sudah mencoba semaksimal mungkin semoga suka :)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top