Hafalan
Warning typo bertebaran dan tulisan masih berantakan harap maklum :)
Hafalan adalah kegiatan sangat wajib hukumnya. Hafalan memengaruhi nilai madin juga.
Dulu aku sangat kesulitan dalam menghafal karena lebih suka membaca. Hingga suatu hari aku termotivasi ketika melihat hafizah yang sedang menghafal Al-Qur'an.
"Ukhti, kalau hafalan Al-Qur'an sebanyak itu, apa yakin akan selesai?" tanyaku.
"Yakin, in syaa Allah. Kenapa dek?" tanyanya.
"Aku kesulitan hafalan dan tiga hari lagi setoran sama pak Kyai, ukhti. Aku sering lupa soalnya," jelasku.
"Hafalan jangan diburu, yang utama adalah yakin kamu bisa menghafalnya. Lalu cobalah menghafal perkata atau perkalimat dan terus diulang berkali-kali. Dan kamu harus target sehari berapa banyak yang harus bisa dihafal," jelasnya.
"Apa bisa ukhti?" tanyaku masih tak yakin.
"Bisa, kami juga pakai sistem seperti itu. Yang penting yakin bisa," jawabnya meyakinkan.
"Syukron Katsir Ukhti," ujarku lalu berpamitan.
Di jalan menuju kamar, aku memikirkan saran dari hadiah tersebut. Dan aku mulai mencoba dengan beberapa kata yang terus diulang berkali-kali. Dan benar seakan kata yang kuhafal terucap terus-menerus ke luar dengan sendirinya.
Setelah berkali-kali kuhafal sambil berjalan, belanja, ambil makan, di masjid dan menunggu giliran ngaji. Akhirnya aku bisa menghafal semuanya tepat sebelum setoran, bahkan rasanya hadis yang harus dihafalkan terucap dengan ringan dari mulutku.
Sejak saat itu aku selalu menghafal dengan target seperti yang telah diajarkan ukhti hafizah tersebut.
Karena terasa semakin mudah, aku semakin menyukainya dan menjadikan hafalan seperti hobiku.
Beberapa ustaz dan ustazah memuji kecepatan dan ketepatan hafalanku.
Namun, bukan berarti semua orang senang dengan kebisaanku.
Ada seseorang yang tak menyukaiku, aku mengetahui dari Rina walau awalnya aku tak mau mempercayainya.
Dia adalah Rasnah si bintang kelas angkatan kami. Terkadang aku heran buat apa dia tak menyukaiku padahal dia anak terpandai. Berkali-kali menyabet penghargaan dan medali dalam berbagai perlombaan dalam pesantren maupun sekolah.
"Naj, aku baru saja mendengar Rasnah membicarakanmu. Ia bilang kamu cepat hafalan karena ingin pujian," ujar Rina tiba-tiba.
"Kamu gak salah dengar, Rin?" tanyaku yang tak mengerti.
"Gak, Naj. Aku dengar sendiri karena dia di kamar mandi sebelahku," ujar Rina yakin.
"Iya Rin, biarkan saja. Yang penting aku tidak seperti yang dia katakan," balasku.
Perasaan campur aduk antara sedih, kesal, dan tidak mengerti menggangguku.
Sampai pada akhirnya aku mendengarnya sendiri ketika di kamar mandi. Rina ingin membuktikan bahwa ia tidak berbohong. Aku di suruhnya bersembunyi di dalam wc sedangkan ia mengajak ngobrol Rasnah di luar wc.
"Kamu sudah setoran kah minggu ini?" tanya Rina.
"Belum, nanti saja bareng sama yang lain," balasnya.
"Oh, Najwa berarti yang duluan. Dia cepet banget setorannya ya,"ujar Rina.
"Halah, hafalan cuma untuk dipuji gak barokah Rin, hafalan ya harus niat juga," balas Rasnah.
"Astagfirullah ternyata benar perkataan Rina kalau Rasnah begitu," ucapku dalam hati.
Setelah Rasnah pergi Rina menyuruhku keluar, dan aku menangis. Tak pernah, aku berpikir untuk melakukan sesuatu demi pujian.
Rina menenangkanku dan menyemangatiku agar tak terpengaruh dengan perkataan Rasnah.
*_*
Hafalan dipondok ada banyak macam, salah satu yang telah kami lalui adalah setoran hafalan hadis dan nadhom.
Untuk hadis, tidak semuanya hanya pilihan dari pengajar saja. Contohnya 100 hadis untuk syarat kenaikan kelas madin yang baru-baru saja kami alami.
Kebanyakan dari kami selesai hafalan dengan sistem kebut semalam ketika pak Kyai bilang "Besok Setoran," yang biasanya antre mandi dan makan menggosip berubah menjadi hafalan. Dan ajaibnya karena patuh dengan perkataan pak Kyai, 100 hadis untuk dua kali setoran berjalan lancar-lancar saja.
Untuk setoran nadhom atau syair dalam kitab, biasa kami baca dengan nada. Setorannya pun seperti bersyair dan bernada.
Selain itu ada kegiatan lalaran yang berguna untuk mengulang hafalan biasanya dilakukan bersama pada hari jumat malam sabtu.
Contoh lalaran ada di video atas ya :)
Setoran juga kerap kali dilakukan di hari Minggu dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan oleh ustaz.
-*
Selain di pondok pesantren, sekolah juga memiliki aturan hafalan untuk setiap kenaikan kelas.
Ini juga sebagai syarat kenaikan kelas, hafalan untuk kelas 7 dan 10 adalah asmaul husna, kelas 8 dan 11 adalah dzikir serta doa sedangkan untuk kelas 9 dan 12 ialah isthigotsah dan tahli beserta doanya.
Semakin tinggi tingkatan kelasnya maka semakin banyak pula hafalannya.
*-*
Mohon maaf masih banyak kesalahan tulisan harap maklum :)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top