Siapa di sana?

Tiba-tiba pintu terbuka, namun segera tertutup kembali. Aku memekik dari balik selimut. Suasana gelap karena mati listrik memenuhi indra penglihatan, belum lagi di tambah hujan badai yang membuat tubuh menggigil kedinginan.

Blar!

Petir menyambar menghantarkan ketakutan dalam jiwa. Kepalaku menyembul keluar dari selimut,  menengok ke arah jendela yang tertutup oleh gorden biru laut yang kini nampak seperti navy. Terlihat disana hujan semakin memburuk sampai suara angin ribut terdengar di telinga. Aku sampai bergidik dibuatnya.

Saat aku ingin kembali bersembunyi dalam selimut, suara keras seperti jendela di dobrak membuatku terkejut. Kembali ku lihat jendela dan benar saja, di sana jendela terbuka lebar membuat tempat di sekitar sana basah oleh air hujan.

Aku turun dari kasur dan berjalan ke arah jendela lalu ku tutup segera setelah sampai disana. Ku menghela napas. Dengan langkah pelan aku menuju ke kasur dan segera tiduran lagi disana.

Andaikan saja baterai hpku masih ada pasti tidak akan begini keadaannya. Padahal tadi sore pihak PLN telah menghimbau akan ada pemadaman malam ini.

Aku mengernyit dalam selimut saat mendengar suara pintu di ketuk pelan, namun semakin lama ketukannya semakin keras. Ku sibak selimut dan mencoba untuk membuka pintu kamarku. Kiri, kanan, tidak ada siapa-siapa, hanya ada warna hitam memenuhi penglihatan.

Aku terkejut dan segera berbalik saat merasakan area tengkukku di tiup oleh sesuatu dan lagi-lagi tidak ada siapa-siapa.

Bulu kudukku mulai berdiri. Ku pandang was-was area sekitar lalu menutup perlahan pintu dengan aku membelakanginya.

Blar!

Lagi-lagi petir menyambar di sertai dengan kilat yang membuatku langsung berlari ke kasur dan bersembunyi di sana. Tubuhku gemetaran.

Sekarang aku seperti melihat bayangan hitam berada di jendela.  Hitam dan besar, sangat besar. Aku menenguk ludah. Namun bayangan itu hanya terlihat sebentar, setelah aku berkedip bayangan itu menghilang.

Kini terdengar langkah kaki yang terseret memenuhi gendang telinga. Bayangan-bayangan akan film horror mendatangi pikiranku hingga aku mengalami paranoid berlebih. Ku remas selimutku lalu ku sibak. Tidak ada satu orang pun padahal tadi ada suara langkah kaki.

Aku kembali berbaring. Terdengar lagi suara langkah kaki, tapi suaranya seperti berada di sebelahku. Aku gemetaran di balik selimut, lalu aku bergidik saat ada sesuatu yang menyentuh punggungku. Sentuhan itu terasa semakin ke atas sampai pangkal leher. Segera ku sibak selimut untuk kesekian kalinya dan lagi-lagi tidak ada siapapun, hanya aku seorang diri di kamar.

Aku menenguk ludah. Memandang was-was ke segala arah. Mengamati setiap perabot atau benda apapun yang nampak mencurigakan.

Drak! Glodak-glodak!

Pandanganku beralih kepada sebuah lemari pakaian di pojok kamar. Tubuhku tiba-tiba berkeringat dingin. Dengan bantuan dari cahaya petir, aku nekat berjalan ke sana. Sesampainya di depan lemari, aku mencoba untuk membukanya.

Cklek!

Dengan perlahan ku buka pintu lemari itu. Saat berhasil terbuka lebar, aku membelalak terkejut hingga mematung di tempat. Di sana... dibalik pakaian, bayangan hitam tersenyum seringai dengan mata merahnya.

"Ge-gende---"

Brak!

"Bangun! Sudah siang, nanti telat! Mau diantar kakak atau tidak?"

Hah! Aku terkejut. Tadi itu mimpi ya? Aku memandang seseorang disampingku, lalu bergidik ngeri. Di belakangnya...

"Mau..."

"Diantar siapa?"

~TAMAT~













500w wew~
Agak absurd pas bagian penutupnya, karena keterbatasan tempat... atau keterbatasan ide? :v

Terima kasih juga kepada Dhiana_sari, KameliaMay dan @Babyjung23_ 🙏🙏

Kamis, 25/10/2018

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top