29.Akhir kah?
1 tahun kemudian....
Denta beserta sahabat-sahabat Denta,yang tak lain adalah Athiem,Niko,Willy dan Lailul berada di pemakaman.
Terlihat Denta yang tengah bersedih.
Ia bersimpuh di tanah pemakaman depannya ini.
"Denta..udah..iklhasin,kalo kaya gitu gak bakalan tenang"Ucap perempuan yang memakai dress hitam,ia memegang pundak Denta.
"Gue sayang sama dia La..gue belum bisa bahagiain dia"Ucap Denta sendu.
Yah,perempuan itu adalah Lala.
"Udah, ikhlasin!bener kata Lala! Mending kita pulang"Ucap Niko.
Orang tua Athiem juga sudah pulang,tadi rame.
Hanya saja Sekarang tinggal Denta,Lala,Athiem,dan sepupu-sepupu nya.
Denta mengangguk,lalu pergi dari pemakaman itu,disusul oleh sahabat-sahabat nya.
*
"Assalamualaikum"ucap Denta saat memasuki rumah.
Sepi...
Yah, rumah ini sepi.
Yang lain sudah pada pulang.
Mereka juga butuh istirahat.
Apalagi ini udah sore.
Denta memasuki rumahnya.
Ia melihat seseorang yang tengah tidur meringkuk di sofa.
Denta menghampiri seseorang itu.
Di elusnya rambut seseorang itu.
Mungkin karena terganggu, seseorang itu bangun dari tidurnya.
"Eh? Udah pulang?"tanya seseorang itu.
Denta mengangguk,lalu ia mengambil kedua tangan seseorang itu lalu di kecupnya.
"Makasih udah ada untuk aku,makasih karena kamu mau sama aku,menerima segala kekurangan aku"ucapnya, memandang orang itu dengan tatapan lembut.
Seseorang itu mengangguk lalu tersenyum.
Ia mengelus Surai rambut suaminya itu.
"Gak usah makasih deh..emang ini udah takdir kita, takdir yang menemukan kita, cinta kita bertemu, hingga kita bisa menjadi seperti ini,sepasang suami-istri."ucap seseorang tersebut.
"Tapi...kok gue geli gini sih? Bilang suami-istri kaya gitu? Merinding ah"seseorang itu bergidik ngeri.
Denta tersenyum melihat itu.
Gadis..ahh..bukan gadis lagi,melainkan wanita.
Karena seseorang yang ada di hadapannya ini tengah mengandung.
Usia nya 5 bulan.
"Dari dulu gak pernah berubah ya?"ucap Denta terkekeh kecil,ia mencubit pelan hidung wanita yang ada di hadapannya ini
Wanita itu nyengir kuda.
"Nah..gitu dong..ketawa.. ikhlaskan kepergian papa,ntar papa jalannya gak tenang"Ucap wanita itu.
"Iyaa Atikah Zahra Rawnie... Aku berusaha untuk ikhlas,tapi aku butuh bantuan kamu"Ucap Denta.
Atikah mengangguk.
"Siapp..aku siap bantu kamu"Ucap Atikah.
Yah,wanita yang ada di depannya itu adalah Atikah Zahra Rawnie,yang sejak 6 bulan lalu resmi menjadi istrinya.
Kuburan tadi adalah,kuburan papa Denta.
Papa Denta meninggal karena sebuah penyakit.
Atikah gak diijinkan untuk ikut ke pemakaman, takut Atikah kelelahan,apalagi sedang berbadan dua begitu.
"Yaudah..ayo makan yuk! Aku udah masak loh,tadi asya,Nurul,sama Maysarah disini masih termenin aku,cuma karena udah sore mereka balik"Ucap Atikah.
Denta mengangguk.
"Yaudah ayo"ucap Denta.
*
Flashback on
Dokter menggeleng.
Dan tak lama terdengar kabar bahwa Lala juga dalam keadaan kritis.
Saat itu Denta kalut,dia bimbang.
Dua orang penting dalam hidupnya.
Atikah dinyatakan telah tiada,dan Lala kritis.
Dokter-dokter disana langsung bertindak menangani Lala.
Sahabat-sahabat Atikah langsung masuk ke ruang UGD itu.
Mereka berhambur memeluk sahabat mereka yang sudah tak bernyawa itu.
"Atikah..bangun..Lo jangan tinggalin kita Atikah"Nurul terisak pilu.
"Ki...kita.. bohong kok Atikah,kita bakalan teramat sedih kalo lo gak ada! Makanya..makanya Lo bangun..Lo..Lo tega ninggalin kita? Kita udah lama sahabat Atika,dari Lo masih cebong,gue juga,yang lain juga..bangun"Maysarah menggoyangkan badan Atikah
"Ntar kita gak mau baca WP Lo lagi kalo Lo gak bangun..ntar gue doain biar WP Lo gak laku kalo gak bangun...bangun Atikah...kita sayang sama loo"lirih Fasya
Lailul,Niko,Willy,dan Athiem juga sama-sama merasakan sesak.
Bahkan bukan hanya ya mereka,tapi semua.
Mami Atikah memeluk papi Atikah
Denta melihat Atika.
Tak jauh dari tempat Atikah berada.
Lailul mendekati asya yang terlihat sangat sedih itu.
Dia merengkuh tubuh asya.
Begitupun dengan Niko dan Lailul.
"Ikhlasin Atikah"lirih Lailul.
Asya melepaskan pelukan nya.
Ia kembali mendekat ke Atikah.
"ATIKAH... SABLENG!! LO BANGUN GAK?!!! KALO LO GAK BANGUN!! GUE BAKALAN BENCI SAMA LO!! GUE BAKALAN GAK REDHO KARENA SELAMA INI LO SELALU NYONTEK GUE KALO LAGI UJIAN!!!"teriak Asya, terkahir nya dia meluruh ke lantai.
Dengan sigap Lailul mendekap asya.
Semua orang di ruangan itu terisak mendengarnya.
Gadis yang selalu bertindak konyol dan ceplas-ceplos itu kini tidak akan bisa mereka lihat lagi.
Denta juga sangat terpukul dengan itu.
Ingin rasanya dia menggantikan posisi Atikah, jika itu bisa.
Tapi...
2 menit setelah Asya berteriak,tangan Atikah bergerak.
Layar monitor pendeteksi jantung kembali berbunyi dan menampilkan garis-garis naik turun.
"Maaa.."lirih Athiem,ia melihat ke mami nya.
Mami Atikah langsung berlari ke Atika.
Atikah sadar,malah dia seperti tidak kelihatan habis mengalami kecelakaan.
Dia malah duduk anteng, bersedekap dada melihat semua orang yang berada di ruangan ini.
Satu pertanyaan Atikah.
"Gue kenapa?"
Tak berapa lama dari kejadian itu,Lala di kabarkan mendapatkan donor jantung, hingga Lala bisa dioperasi sekarang juga.
Tentu Denta langsung mengiyakan itu semua.
*
Atikah manggut-manggut mengerti saat Abangnya,Athiem menceritakan kejadian Atikah.
Saat ia mati suri.
Alhamdulillah..
Atikah masih di beri kesempatan untuk hidup.
"Gue waktu itu ada di ruangan gelap,semua gelap! Tapi waktu gue mau ke cahaya putih,ada yang teriak-teriak bilang benci gue, terus dia bilang gak bakalan ridho karena gue udah nyontek sama dia waktu ujian"ucap Atikah santai,ia melirik ke arah Asya yang lagi duduk di sofa dekat tembok Sebelah kanan ranjang Atikah,dengan Lailul di samping nya.
Sementara di sisi ranjang ada maminya yang memeluk Atikah.
Seperti nya, mami nya ini takut kalo-kalo Atikah pergi lagi.
Sementara Denta? Dia sekarang berada di ruang inap Lala.
Bukannya Denta gak mau nemenin Atikah,cuma karena disana udah rame,dan di tempat Lala cuma sendiri,jadi Denta memilih untuk kesini,nanti dia akan ke tempat Atikah.
*
Dua bulan paska kejadian itu,Denta meminta untuk segera menikahkan Atikah dengan dirinya.
Denta udah gak mau nunggu lagi.
Dia gak mau kehilangan Atikah,dia mau Atikah agar selalu berada disampingnya.
Dan kedua orang tua Atikah tidak mempermasalahkan itu.
Denta sudah tamat sekolah.
Ia langsung memegang alih kuasa perusahaan papanya.
Dan Atikah saat itu masih bersekolah.
Sampai Atikah hamil,usia 2 bulan,Denta tidak mengijinkan Atikah untuk bersekolah lagi.
Atikah sebagai istri yang lemah lembut,tapi bo'ong itu pun hanya bisa menurut.
Bahkan dia dan Lala sudah menjadi sahabat.
Lala masuk ke geng persahabatan Atikah.
Flashback Off.
Pukul 12 malam.
Atikah terbangun.
Dia merasa menginginkan sesuatu.
Atikah beralih kesamping nya.
Disampingnya ada Denta yang sudah terlelap.
"Mau bangunin..ya gak tega..kalo gak dibangunin,ntar gue yang kasian,gak bisa tidur.. aelahhh nak-nak.. padahal bunda masih mau tidur loh? Kamu malah minta sesuatu,jadinya kan mama terpaksa bangunin papa kamu"Atikah berbicara pada anak yang ada di dalam perut nya,lalu mengusap perutnya.
"Den..Den As-Salam,bangunnn"pekik Atikah,ia menggoyangkan badan Denta.
"Ngh.."Denta melenguh.
Dia membuka matanya dengan ogah-ogahan.
"Apasih yang.."gumam Denta.
"Denta bangun ih.."rengek Atikah.
Dengan amat terpaksa,Denta pun terbangun.
"Pasti ngidam"
Pikir denta tepat sasaran.
"Kenapa? Ngidam lagi?"tanya Denta lembut,dan Atikah mengangguk.
"Pengen buah coklat"ucap Atikah.
Denta melebarkan bola matanya.
Yang bener saja? Buah coklat? Di kota kaya gini ya susah nyarinya.
Itu cuma ada di perkampungan.
"Yang bener aja yang..disini gak ada pohon coklat"ucap Denta memelas.
Atikah meringkuk ke dekapan Denta.
"Gak mau.. pokoknya mau itu Den As-Salam..."rengek Atikah.
"Di ladang aku kayaknya ada deh?"gumam Denta.
Iya,Denta punya ladang.
Yang diisi dengan berbagai tumbuh-tumbuhan.
"Ada? Yaudah..kamu cari gih! Minta tolong sama bang Athiem sama yang lain juga"Ucap Atikah.
"Terus kamu? Emang berani di rumah sendiri?"tanya Denta
Denta tau,atikah itu emang gak berani di tinggal sendiri di rumah mereka ini.
"Ya gak mau lah! Aku ikut"rengek Atikah.
"Gak ah, malam-malam juga,gak baik untuk kamu"Ucap Denta.
"Mau dentaaaa"rengek Atikah lagi.
Denta menghela nafas kasar,lalu ia mengangguk.
*
Dan..disini lah mereka semua berada.
Di ladang milik Denta.
"Nah.. abang-abang gue yang handsome, mohon bantuannya ya?"ucap Atikah,ia tersenyum manis.
Athiem,Lailul,Niko,dan Willy mendengus.
Padahal tadi tuh ya..
Mereka lagi enak-enak nya ngorok.
Apalagi Willy,dia lagi enak mimpi nikah sama bebebnya,siapa lagi kalo bukan Nurul?
Eh.. tau-tau nya di telfon buat nemenin ke ladang.
Mereka terakhirnya hanya bisa mengelus dada.
Sabaarr...
"Andai aja Lo bukan adek gue,udah gue lempar Lo ke Empang!"Sungut Athiem.
"Ya kalo gue bukan adek lo,Lo gak bakalan mau menuju permintaan gue Ogeb"ketus Atikah.
"Iya ya?"Athiem menggaruk tengkuknya.
"Udah ayo..aelah..lama ya? Biar bisa cepat tidur kita ini"seru Denta.
Mereka berempat mengagguk
Sementara Atikah? Dia duduk manis di dalam mobil.
Menunggu sang pangeran-pangeran datang membawa pesanan nya.
Akhir kah?
Gak..masih lumayan panjang akhir nya kok..
Beberapa chapter lagi.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top