27.kebenaran
Gue gak tau dengan kondisi ini semua.
Gue juga baru tau yang sebenarnya.
Alasan kenapa Denta selalu mentingin si lala dari pada gue.
Walau sebenarnya Denta selalu nahan diri untuk selalu dekat dengan gue.
Ternyata yang paling butuh Denta disini yaitu Lala.
Enggak dengan gue,gue masih banyak orang-orang yang sayang gue,ada Abang-abang gue,dan sahabat-sahabat gue.
Sedangkan Lala? Dia sebatang kara.
Dia hidup sendiri dengan penyakitnya.
Makanya Denta selalu ada di samping dia,karena yang Lala punya cuma Denta.
Lala sama Denta memang real jadi mantan.
Dari mereka sama sekali gak ada rasa lagi.
Denta menganggap Lala sebagai adiknya,dan Begitupun dengan Lala,dia menganggap Denta sebagai abangnya.
Haaahhh..
Gue jadi merasa bersalah disini.
"Jadi...mulai kapan Lala punya penyakit jantung?"tanya gue.
Kami semua,gue, abang-abang gue, sahabat-sahabat gue beserta Denta sekarang ada di rumah sakit
Menunggu Lala yang lagi di periksa.
Lala ambruk di acara tadi itu karena penyakit nya kambuh.
"Dua tahun yang lalu,tapi saat itu Lala masih punya Papa,tapi setahun yang lalu papa Lala meninggal,juga karena penyakit jantung sialan itu"Ucap Denta penuh emosi.
Yah...
Gue juga bisa ngerasain emosi itu.
Ibaratkan gini,misalnya Abang gue dalam posisi gitu, gue juga pasti bakalan kaya Denta,dan gue paham itu.
Gue mengagguk paham.
"Kalo gue donorin jantung gue? Mati kali ya gue?"gumam gue pelan.
Tapi sepertinya...
Mereka mendengarkan gumaman gue,karena posisi mereka begitu dekat dengan gue.
Sekarang mata mereka menatap tajam ke gue.
Udah kaya mau di makan tau gak?
Denta memegang pundak gue,menghadapkannya ke dia.
Lalu dia menatap gue tak kalah tajam.
"Buang jauh-jauh pemikiran Lo itu Atikah.."lirih Denta,air mata menggenang di pelupuk matanya.
Yah? Kok nangis sih? Cengeng ah..
Gak enak!
"Kok Lo nangis sih? Wahhh... jangan-jangan gue salah Denta lagi? Ini mah bukan Denta,Denta yang gue kenal itu kuat"Ucap gue,lalu gue menghapus air mata yang sudah jatuh ke pipi Denta.
Denta memeluk gue.
Gue diam aja, karena gue tau,Denta butuh itu.
"Jangan berfikiran kaya gitu,gue gak mau kehilangan Lo"lirih Denta.
Gue mengangguk,lalu menepuk punggungnya pelan.
"Iya-iya..tapi kan kalo kaya gitu,Lala bisa selamat?"Ucap gue santai.
"Atikah..."tegur bang Athiem.
"Iya bang Iya.."ucap gue pasrah.
*
Dokter keluar dari ruang ICU.
Kami semua langsung mendekati dokter itu,untuk menanya bagaimana kabar dari Lala.
"Dokter, gimana keadaan Lala? Baik-baik aja kan dok?"tanya Denta dengan raut wajah khawatir.
Dokter itu terdiam.
"Dok,di jawab dong.. aelahhh..malah diam aja"ucap gue. Yang dapat toyoran dari bang Niko.
"Ngomong yang sopan"desisnya.
"Hem.."gue berdehem.
"Pasien kritis,dia sangat-sangat membutuhkan donor jantung,jika tidak,dia tidak akan selamat"Ucap dokter itu pasrah.
Denta meluruh ke lantai.
Baru kali ini gue lihat dia sekucel gini.
Udah kaya gelandangan.
CK!
Sebegitu putus asa nya dia.
Dia juga sih,gue mau donorin jantung ke Lala,malah di larang,dia sendiri aja kaya gitu kondisi nya.
*
Gue memasuki ruang inap Lala.
Yang lain lagi pada shalat, karena gue lagi gak bisa shalat,ya jadinya gue ke sini.
Lala keliatan pucet banget?
Tubuhnya ringkih
Tapi gak memudarkan kecantikan dia.
Gue yang sebagai cewe aja mengakui kalo Lala ini cantik.
Sedangkan gue?
Hadehhh..gak usah ditanya lah.
Mengecewakan penonton.
Gue duduk di bangku samping ranjang Lala.
"La,gue minta maaf ya,kalo gue sempet gak suka sama Lo?"ucap gue.
Gak ada sahutan
Ya iyalah! Lala kan masih tidur.
Gak tau kapan bangun,tapi gue berdoa sih.. secepat nya.
Gak lama kemudian,gue ngeliat jari-jari Lala bergerak.
Matanya juga gerak,kaya nya dia mau sadar.
"Eng..."lenguh Dia.
Gue langsung bangkit dan mendekat ke dia.
Dia menoleh ke gue.
"Lo...Atikah?"Tanyanya.
Lah? Gue terkenal yak? Sampai dia bisa ngenalin gue?
"Iyoii"ucap gue lalu mengangguk .
"Denta bener-bener suka sama Lo,bahkan cinta"Ucapnya.
"Gue tau"ucap gue santai.
"Gue mohon..jaga Denta ya kalo gue gak ada?"ucapnya.
Tuhkan..
Susana jadi melow gini.
Gue paling gak bisa kaya gini.
"Lo gak boleh ngomong gitu,Lo pasti sembuh kok"ucap gue memberi semangat.
Dia memejamkan matanya sebentar.
Lalu menoleh ke gue lagi.
"Gak Atikah,gue gak bakalan sembuh,kalo gak ada yang donorin jantung buat gue"lirihnya.
"Lo sabar aja,Denta lagi berusaha untuk cari donor jantung untuk Lo,Lo tau kan? Denta sayang sama Lo? Masa Lo tega mau ninggalin dia? Gue mah..em..tega gak ya gue?"gue berfikir.
Gue lihat Lala terkekeh pelan.
"Lo lucu deh"pujinya sambil menatap gue.
Gue mengibaskan rambut ikal coklat gelap gue.
"Ahh..sudah biasa"ucap gue dengan muka Songong.
Eh,ini Nurul sama Maysarah lagi gak ada kan? Kalo dengar gue ngomong gitu,pasti mereka bakalan nempeleng kepala gue barengan.
"Hahaha.. iya-iya"Ucapnya.
"Nah. Gitu dong.. semangat,jangan lesu terus"ucap gue.
Dan dia...
DIAM!!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top