9

"Se toxic itu ternyata keluarga Lo ya" Arkan membuka suara sesaat  keduanya tadi hanya diam saja.

Mereka sudah berada di mobil dan menuju jalan pulang.

"Maaf ya. Kau jadi nengok betapa anehnya keluarga ku" Airra berkata merasa tak enak pada Arkan. Apalagi tadi Mamaknya ada menuduh Arkan yang bukan-bukan.

"Kenapa Lo yang harus minta maaf? Lagian santai aja kali. Udah biasa juga gue lihat yang kaya gitu. Di jakarta sana banyak banget temen-temen gue yang nasibnya sama kaya Lo. Tapi lebih parah Lo sih" jawab Arkan matanya tetap fokus melihat ke depan.

Airra menganggukkan saja kepalanya.

"Oiya, ngomong-ngomong Bokap Lo kemana?" Tanya Arkan pasalnya selama beberapa Minggu mengenal Airra ia tak pernah melihat Ayah Airra dari yang Arkan tahu pun kakaknya tak pernah menyinggung atau memberitahu kan soal Ayahnya Airra pada nya.

Wajah Airra mendadak mendung, ia menundukkan kepalanya sambil meremas-remas jari nya.

Dia kenapa?
Batin Arkan bertanya.

"Ayah ku.. Ayahku udah lama ninggalin kami. Dia selingkuh terus nikah sama selingkuhan nya. Sekarang udah punya keluarga bahkan anak. Anaknya perempuan juga, satu. Ayah ku udah gak pernah mau tau lagi kabar kami kayak gimana. Mamakku lah yang ngerawat aku sama adek-adekku dari kecil sampe sekarang, sendirian. Makanya kadang aku gak tega nolak permintaan mamak ku karena aku ngerasa punya utang Budi sama Mamak" Airra menjelaskan .

Mendadak lidah Arkan kelu. Ia ingin berkata tapi rasanya mulutnya tak mampu untuk membuka suara.

Sepahit itu ternyata nasib perempuan yang ada di sebelahnya.

"Em..maaf ya kalo gue jadi buat Lo sedih karena ngingat Bokap Lo" hanya itu yang bisa Arkan ucapkan.

Airra membalas perkataan Arkan dengan senyuman.
"Iya gak papa kok"

••

"Kakak hati-hati disana ya, Abang juga. Oiya, ponakan Om ini juga jangan nakal-nakal yaa nanti gak om belikkan Mainan lohh" kata Arkan.

Saat ini dirinya, kakak, Abang ponakan berserta Airra Sudah berada di bandar Kualanamu. Bentar lagi pesawat mereka akan landing.

"Iya. Kamu juga hati-hati jangan keseringan begadang seminggu nanti kakak pulang ke Medan lagi habis itu balik lagi ke Malaysia. Kamu kalau mau datang lagi datang aja" kata Ratna.

Arkan menganggukkan kepalanya.
"Iya kak. Aman itu"

Sekarang gantian pandangannya jatuh kepada Airra yang sedang menggendong Arkan tapi tatapan mata Airra entah kemana.

"Oiya Ra. Minta nomor wa Lo dong" ucap Arkan membuat Airra melihat pada Arkan.

"Untuk apa?" Tanya Airra bingung.

"Ng..untuk..untuk Video Call Kevin nanti. Nanti kalau gue rindu sama Kevin gimana? Gue mau VC sama dia. Kan Lo baby sitter nya kalo kak Ratna pasti nanti bakalan sibuk jadi sama Lo aja" jawab Arkan terkesan belibet dalam menjelaskan.

Sebenarnya dia grogi itu.

Tapi Airra angguki saja.
"Oo gitu.. yaudah Catet. 0831****"

"Oke thanks"

"Yoi" jawab Airra.

Tak lama terdengar pemberitahuan pesawat yang akan segera terbang.

"Ra, udah ayo pesawat nya udah mau terbang tuh" Kata Ratna

Airra mengangguk
"Oiya kak" ucapnya, kemudian Airra pergi terlebih dahulu menyusul Ratna yang sudah berjalan duluan.

"Tenang aja Ar, kita bakalan jagain Airra kok" Andre tersenyum ramah, ia menepuk pundak Arkan berapa kali kemudia berlalu dari hadapan Arkan.

Arkan ngebatu sebentar sebelum ia berteriak.

"Apasihh Lo bang.." pekiknya ia malu.

Apa-apaan? Kenapa tiba-tiba Airra?

••

"Wih enak kali si Airra naik pesawat, seumur-umur aku hidup belum pernah aku naik pesawat lah. CK! Kenapa gak di ajak nya aku!" Sungut Nana kesal saat ia melihat status WhatsApp Airra.

Rasanya api kecemburuannya semakin terbakar.
Ia menghentakkan kakinya ke lantai pergi menuju Kede yang berada di samping rumah mereka.

"Mak. Si Airra kelewat kali, jalan-jalan gak ngajak-ngajak enak kali dia naik pesawat sementara aku belum pernah naik pesawat" adu Nana.

Memang adaaa saja gebrakan si Nana ini.

Mamak Airra yang tadi mencatat hasil penjualan pun berhenti kemudian dia melihat pada Nana.

"Dia bukan jalan-jalan. Majikannya ada urusan di Malaysia sana, anaknya di ajak jadi mau gak mau si Airra ikut lah" jawab Mamak Airra.

Kenapa Mamaknya mereka selalu di sebut Mamak Airra? Karena dalam Batak itu penyebutan orang tua mau Mamak atau Ayah itu wajib pakai nama Anak pertama. Seperti Mak  Airra atau Mamaknya Airra dan Pak Airra atau Bapaknya Airra.

"Ya tapi kan sama aja. Dia liburan, harusnya aku di Bawak dia tinggal dia minta sama Majikannya pasti di kasih. Tau aku nya majikannya itu baik sama dia" Nana berkata dengan kesal. Ia duduk di bangku yang tersedia di Kede itu tangannya tak tinggal diam ia mengambil jajanan yang ada di Kede itu dan memakannya.

Mamaknya hanya melihat saja tidak menegur lain halnya jika Airra yang melakukan itu.

~~

"Halo, Assalamualaikum Mak. Mak aku udah sampe ya" kata Airra saat Mamaknya mengangkat telpon nya.

"Waalaikumussalam. Iya yaudah bagus lah. Udah lah ya lagi sibuk Aku nanti adek kau tau kau nelpon aku di arsaki nya lagi. Jangan lupa nanti beli oleh-oleh" pesan Mamaknya Airra lalu sambungan telfon di matikan Mamaknya Airra begitu saja.

Ya Allah.. belum lagi Airra cerita. Mamaknya respon nya pun seperti itu apa-apa selalu Nana, selalu takut menyinggung Nana. Apakah Mamak nya tak pernah berfikir sedikitpun tentang dirinya?

"Gini amat nasib ku"

0821*******
Udah sampe Lo?

Kening Airra menggernyit melihat notif pesan WhatsApp dari nomor yang tak di kenal.

"Siapa ini? Perasaan yang tau nomor HP ku cuma Mamakku, Kak Ratna Nana sama si Agil aja?" Ucapnya bingung.

Ting.

0821******
Gue Arkan

OOO Arkan tau aja si Arkan kalau dia lagi bingung tanpa dia bertanya Arkan sudah menjawab Luan.

Apa anak itu cenayang ya?
Batin Airra terkekeh tertawa geli.

Airra
Udah. Baru aja sampe

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top