5

"Ra. Sini dulu mamak masak ini, ini lauk kesukaan kau kan"

Baru saja Airra mau masuk kamar sepulang dari bekerja ia mengurungkan niatnya kala Mamak nya memanggilnya.

Airra sudah berada di meja makan ia melihat meja makan yang sudah tersedia nasi, ayam sambal, serta kangkung tumis. Benar kata Mamaknya ini semua lauk dan sayur kesukaannya. Tapi ada angin apa Mamaknya memasak ini? Biasanya juga jarang kalau gak Airra minta dan beri uang Mamaknya gak mau masakannya.

"Iya Mak" kata Airra. Ia sudah duduk dan mengambil piring.

"Udah makan lah kau dulu" kata Mamaknya Airra.

Airra mengangguk ragu lalu menyendokkan nasi dan lauk serta sayur ke piringnya.

"Alhamdulillah, kenyang.." katanya setelah menghabiskan makanya.

"Makasih Ya Mak.. sering-seringlah kek gini" kata Airra sambil cengengesan.

Mamak Airra mengangguk.
"Oiya Ra, adalah yang mau Mamak bilang sama kau" kata Mamaknya tiba-tiba.

Membuat Perasaan Airra tak enak

Apalagi ini..
Batin Airra menjerit.

"Apa itu Mak?" Tanya Airra.

"Gini Ra. Adek kau si Nana, katanya pengen ganti HP, itu hp jaman sekarang yang kamera nya 3 itu. Tapi duit mamak gak cukup, adanya duit kau Nang?" Tanya Mamaknya Airra dari nada bicaranya terdengar hati-hati.

"Untuk apa si Nana sih Mak? Kan hp nya dia masih cantik? Lebih bagus lagi hp dia daripada Hp ku, mamak tengok dari SMP sampe udah kerja aku gak ganti-ganti hp aku karena masih bisa di pakek" Airra berujar kesal.

Pantas saja Mamaknya bersikap manis ternyata mau merayu nya. Kalau si Nana itu yaa apa sih yang ada di otaknya itu? Menyusahkan saja taunya.

"Dia malu katanya sama kawan-kawan nya. Kawan-kawan nya semua hp nya udah kamera 3 yang jenis apel kroak itu sedangkan dia mata 3 turun"

Yang di maksud Mamak Airra itu hp Merk Samsung yang juga keluaran terbaru dan itu pun dulu di beli Mamak nya hasil ngutang Airra juga yang menambahi sekitar 3jt.

"O Mak..kalau ngikuti gengsi nyekik yang ada. Di tengok juga kondisinya, mending dia anak orang kaya kawan-kawan nya iyalah orang bepunya semua. Dia apa? Mamaknya cuma punya Kede kecil untuk makan aja sukur. Kakaknya kerja nya jadi babu ngasuh anak orang, nyuci taik anak orang. Harusnya dia itu sadar!jangan taunya meminta tanpa mau usaha. Udahlah Mak capek kali aku, mau tidur aku" Airra bangkit dari duduknya dan segera beranjak dari Mamaknya.

"Ra..kau tolong dulu aku Raa" pekik Mamaknya menyusul Airra ke dalam kamar.

"Ra.." panggil Mamak nya lagi.

"Apalagi sih Mak? Aku capek loh mau istirahat. Besok ngerjain rumah lagi, belanja lagi capek Mak"

Ingin sekali rasanya Mamaknya itu mengerti sedikit saja.

"Tolong lah dulu mamak Ra..nanti si Nana marah loh"

"Mamak aneh lah. Sama anak sendiri takut, kalo dia marah, mamak marah balek lah Jambak rambutnya. Nanti kalo aku yang buat mengamok Mamak"

Mengamok/ngamok artinya Marah.

"Udah lah Ra, Mamak malas ribut"

"Gak ya Mak..uang ku gak ada lagi. Gajian ku masih Minggu depan itu pun mau ku belikkan hp ku, hp ku Udah kena LCD nya aku mau beli yang seken. Kalo baru gak cukup uang ku" kata Airra ia merebahkan badannya ke tempat tidur.

"Pinjam sama bos mu lah Ra, Bos mu kan baik pinjam 10jt aja nanti kau cicil pake gaji kau" Kata Mamaknya lagi yang membuat darah Airra naik.

Kalau di ibaratkan teko air panas asapnya sudah keluar daritadi karena saking menggelegaknya air panas yg ada di dalam teko.

Airra bangkit.

"Enak kali Mamak bilang gitu. Gak ada ya Mak, Mamak tengok itu hp ku kondisi nya kekmana ada mamak nawarkan aku untuk beli hp? Ada mamak mau belikkan aku hp kaya Mamak mau belikkan si Nana hp? Gak kan? Sakit kali hatiku loh Mak, Mamak gini kan. Pilih kasih kali Mamak ku tengok selama ini sama ku. Udahlah Mak capek aku kalo disini terus-menerus bisa Gilak betul-betul Aku!" Airra menghapus air matanya dengan kasar, ia mengambil tas dan hp nya yang tergeletak di meja kemudian berlalu meninggalkan Mamaknya.

"RAA..AIRA..MAU KEMANA KAU??! UDAH MALAM INI JANGAN KELUYURAN!MAU JADI LON*E KAU?!" Teriak Mamaknya membahana mungkin tetangga dengar.

Airra semakin menangis di katakan seperti itu.

"Bisa-bisanya Mamak ngomongin aku kek gitu ah, Anaknya yang satu itu aja belum pulang sampe jam sekarang gak ada di bilang kaya gitu?" Airra tersenyum pedih.

Semakin mantap ia meninggalkan rumah.

••

Disinilah Airra saat ini di sebuah halte yang lumayan jauh dari rumahnya. Suasana sudah mulai sepi apalagi di halte ini sepi sedikit merinding sih Airra berada disini.

Ya gimana lagi? Dia sudah tidak punya uang lagi, kalau ada sudah pasti dia pesan grabe dan menyewa Losmen untuk dia tiduri.

"Ya Allah.. lindungilah hamba. Hamba gak takut sama jin atau sejenisnya yang hamba takut manusia ini ya Allah, takut hamba di apa-apain " Airra memeluk dirinya sendiri.

Di remang-remang kegelapan jalan Arkan melintas matanya tak sengaja melihat orang yang sangat ia kenali beberapa hari ini sedang duduk di halte yang tak jauh darinya.

"Ngapain itu anak disitu?" Gumam nya.

Ia memilih mematikan mobilnya untuk memantau Airra dari jauh.

Tak jauh dari Airra, Arkan melihat segerombolan anak-anak remaja tangguh yang mendatangi Airra.

"Ehh Kak..ngapain disini kak? Malam-malam sendirian aja. Kami kawani mau kak?" Tawar salah satu remaja Lelaki tersebut.

Mereka ada 5 orang semuanya remaja tanggung dari yang Airra lihat mereka ini sepertinya pemakai.

Tak heran memang di Medan ini barang itu sudah banyak meracuni tubuh dan otak anak-anak seperti mereka.

Airra jadi merinding. Ia merasa awas akan situasi.

Mana dia cuma sendiri, gak ada yang lewat.

"Ehh aduh.. jangan gitu lah boy. Jangan dorong-dorong" si rambut cepak berpura-pura marah kepada teman yang ada di belakangnya saat ia menubruk tubuh Airra.

Posisi kepalanya pas di dada Airra membuat Airra naik darah.

Sedangkan para laki-laki itu hanya tertawa.

"Heh! Jangan kurang ajar kalian ya! Gak ada otak kalian" marah Airra.

"Wihh makjangg marah dia ah. Kak, enak-enak yok! Mayan juga badan kakak bisa pake berlima" goda salah satu dari mereka menaik turunkan alisnya.

"Kepala Bapak kau, kau pikir lah aku Lont*??" Berang Airra.

"Lohh memang lah. Kalo enggak ngapain kakak disini sendirian selain lagi mangkal?"

"Hahahhaa" yang lain tertawa.

Airra mengepalkan tangannya badannya sudah gemetar karena dua dari kelima remaja itu sudah mulai berani memegang dada nya.

"Ihh Mayan besar juga enak ini di sedot"

"Wihh mantap boy"

"JANGAN KURANG AJAR KALIAN YAA!!" Teriak Airra ia marah. Sangat marah sekali

Melihat kelima pemuda itu sudah mulai melakukan asusila Arkan buru-buru menghidupkan mobilnya menghampiri Airra.

"WOII! Ngapain kalian?!" Pekik Arkan, ia sudah keluar dari mobil miliknya.

Melihat Arkan kelima pemuda itu hanya menatap datar saja. Yaa karena mereka merasa Arkan tidak akan bisa menang melawan mereka. Lihat saja, dirinya hanya sendiri sedangkan mereka berlima.

"Udahlah Boy.. gak usah sok jadi pahlawan, mending sini kau ikut gabung sama kami kita pake perempuan ini. Kau lawan kamu pun gak menang kau" kata Si botak alis codet meremehkan Arkan.

Airra terkejut melihat Arkan.

Kenapa dia bisa ada disini?
Pikir Airra.

"Jaga ucapan kalian ya! Asal kalian tau, saya udah videoin kalian dan udah saya sebarkan tinggal tunggu besok viral."

"Wah main-main laki-laki ini."

"Iya, sok keras kali"

"Punya hak apa kau mideo mideoin kami?!"

Saat mereka hendak mendekati Arkan, Arkan menghentikannya.

"Berani kalian kesini kalian gue tembak!" Ancam Arkan terdengar serius

Tapi kelima nya hanya meremehkan anggapan Mereka paling juga Arkan hanya menggertak

"Gak takut kita Boy, palingan kau cuma gertak kami"

Arkan tersenyum miring mendengar itu tak lama

DORR

Suara tembakan terdengar.
Arkan menembakan peluru keatas sebagai peringatan.

Mata kelima remaja itu membulat.

"Wihh tembak asli itu Cees. Kalo gegabah kita ketembak" Bisik Salah satu dari mereka dengan kaki gemetaran.

Hilang sudah bius mereka rasanya.

Akhirnya kelima nya mencicing ketakutan dan berlari meninggalkan mereka berdua.

"Lo gak apa-apa?"

Airra yang dari tadi menunduk mendongakkan kepalanya. Arkan melihat wajah Airra yang sudah banjir air mata, matanya terlihat sembap.

"Udah.. gak apa-apa.. udah aman" kata Arkan berusaha menenangkan Airra, ia membawa Airra ke dalam pelukannya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top