3
"Halo Kevin" seru Pemuda yang tak lain adalah adik dari Ratna yang baru Airra tahu tadi siang.
Sekarang hari sudah mulai maghrib Kevin sedari tadi sudah bangun sedangkan pemuda itu baru saja bangun mungkin kelelahan pikir Airra.
Saat ini Kevin sedang bermain di ruang bermain di temani Airra, dan juga lelaki ini.
Kevin yang di sapa Pemuda itu tertawa saja. Kevin memang humble pada orang-orang walaupun orang itu orang asing yang jarang di lihat anak itu.
Tak lama suara adzan Maghrib terdengar.
"Em..eh kau, alahh siapa nama kau? Gak tau aku"
"Lo nanya siapa? Gue?" Tanya Pemuda itu.
Airra mendecak kemudian memutar bola matanya merasa malas dengan pria di depannya ini.
"Ya kau lah, siapa lagi rupanya manusia disini selain kau? Si Kevin aku udah tau namanya cuma kau yang aku belom tau!" Cerocos Airra membuat pemuda itu mengerjap-erjapkan matanya.
Gila! Cepat banget ngomong-nya udah gitu judes bangett bussyeett dahh
"Nama gue Arkan" jawab Pemuda itu yang baru Airra ketahui namanya Arkan.
Airra mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Oo..yaudah engg Arkan, tolong dulu kau tengok kan si Kevin ini ya" Airra meminta tolong tapi nadanya seperti memerintah di telinga Arkan.
"Emang Lu mau kemana? Enak aja nyuruh-nyuruh gue?! Mau makan gaji buta Lo ya?!" Desis Arkan.
Bahh tajam juga mulut jantan sebiji ini. Batin Airra.
"Kepala itik kau! Yang tak kau dengar Adzan udah berkumandang itu? Mau shalat aku dulu. Aku Islam jadi aku mau sholat"
Kicep! Arkan langsung kicep di buat Airra.
Ia juga merasa kikuk dan tersentil karena merasa lalai dalam sholat. Arkan beragama Islam juga tapi dia sangat jarang sholat, sholat pun cuma saat sholat Jum'at selebihnya abai.
"Ya..yaudah sana. Kevin biar gue yang jagain"
"Oke, makasih Brother" Airra tersenyum Pepsodent lalu menepuk pundak Arkan kemudian berlalu untuk menunaikan kewajibannya.
"Dia walaupun ngomongnya kasar tapi salut gue sih sama kewajiban gak pernah lalai" Arkan berdecak kagum lalu di detik kemudian ia menggelengkan kepalanya.
"Ihh apaan sih Lo Kan? CK!"
Arkan kemudian memilih bermain bersama Kevin.
~~
"Makasih ya Ra.."
"Ha? Makasih untuk apa? Apalah kakak ini, orang emang pekerjaan ku itu udahlah ah. Aku pulang dulu ya Kak"
Ratna beserta suami sudah pulang ke rumah tepat jam 10 malam dan waktunya Airra pulang.
"Hahaha iya deh iya.. oiya ini bawa Brownies tadi Bang Andre di kasih banyak sama yang punya rumah yang bang Andre bangun itu" Ratna memberikan bungkusan plastik besar berisi dua kotak brownies pada Airra.
Airra langsung menerima nya. Dia gak suka jual-jual mahal, nanti gak kenyang katanya.
"Ihh makasih kak. Baek kali kakak ini" Airra cengengesan.
"Hahaha kamu ini Ra, bisa aja"
Airra balas tersenyum.
"Yaudah kak, Aku pulang dulu ya"
"Iya"
~~
10 menit Airra menunggu di depan teras rumah Ratna dan Andre Adiknya tak kunjung menjemputnya.
Berulang kali ia menelfon adiknya itu tapi tak di angkat juga.
"Kemana nya anak sebijik ini? Di telponi gak di angkat udah capek aku pun" sungutnya menatap kesal ke layar handphone nya yang menampilkan bacaan 'berdering' dari aplikasi berwarna hijau itu.
Ratna mengintip dari balik tirai jendela.
"Lah? Belum pulang si Airra? Kaya nya belum di jemput dia" gumam Ratna.
"ARKAANN" teriak Ratna memanggil Arkan.
Arkan yang di panggil dengan ogah-ogahan mendatangi kakak nya.
"Apaan sih kak? Baru juga mau tidur" sungutnya sambil mengucek-ngucek matanya.
"Itu minta tolong dong, anterin Airra. Kasian dia belum di jemput pasti adiknya keluyuran dulu" Kakaknya memohon.
Sedikit banyaknya Ratna tau tentang keluarga Airra, Airra sering curhat juga dengannya begitupun Ratna juga sering curhat kepada Airra. Mereka sudah menganggap kakak adik satu sama lain.
"Ga mau ah. Biarin aja dia nunggu" acuh Arkan.
"Arkan.."
Arkan berdecak.
"CK! Iya-iya yaudah sana kakak istirahat, pasti capek kan? Mumpung si bocil tidur itu"
Ratna tersenyum ia menciumi pipi adiknya.
"Makasih ya sayang kakak" setelah mengucapkan itu Ratna masuk ke dalam kamar.
Arkan memandang ngeri kepergian kakaknya itu lalu ia mengusap bekas ciuman Ratna di pipinya tadi.
"Ihh kalau ada yang liat bisa di katain Gua" gerutu nya.
"Heh, Lo udah ayo gue antar" Kata Arkan yang tiba-tiba sudah di belakang Airra.
Airra melihat ke belakang.
"Emm..gak ngerepotin kau kan?" Tanya Airra, sebenarnya dia gak enak.
Arkan memutar bola matanya merasa malas.
"Ngerepotin sih sebenarnya tapi udah lah ayo daripada gak pulang-pulang Lo?"
Airra melihat lempeng Arkan. Dhashaarr jujur amat!
"Jujur kali kau" Desis nya tapi ia mengikuti juga Arkan yang sudah masuk ke dalam mobil.
Di perjalanan mereka hanya diam-diaman tak ada yang memulai percakapan sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Ini dimana? Rumah Lo dimana?"
"Eh? Ng.. di teladan itu belok situ nanti lempeng aja cet warna putih pagar coklat rumahnya" jelas Airra.
Arkan mengangguk saja sebagai jawaban dan kembali mereka diam-diaman tanpa obrolan tak terasa akhirnya sampai juga.
"Makasih Ya Arkan"
"Iya sama-sama"
Setelah mendengar jawaban Arkan, Airra pun masuk kedalam rumah tapi saat melihat halaman rumah terparkir kereta milik mereka Amarah Airra tersulut juga.
"Kurang ajar si Nana ini" geram nya .
"Bisa juga dia ngucapin makasih" Arkan senyum-senyum lalu melajukan mobilnya meninggalkan perkarangan rumah Airra.
"WOII JAHENOMM DI RUMAHNYA KAU! TAPI GAK KAU JEMPUT AKU, KU TELPONI KAU GAK KAU ANGKAT-ANGKAT MEMANG KAYA SETAN KAU YAKAN!" Teriak Airra. Emosinya sudah di ubun-ubun.
Ia merasa capek mau pulang cepat biar bisa istirahat tapi tak di jemput juga sampai jam 11 malam dia baru pulang. Mending tadi si Nana memang gak ada di rumah, ini dia di rumah malah main hp santai-santai di kamar bayangkan aja siapa coba yang gak kesal?!
Nana hanya melirik malas Airra, ia tak menggubris Airra dan kembali menggulir layar hp nya.
"Anak taik kau memang!" Sungutnya kemudian berlalu dari kamar menuju Kede mamaknya yang terletak di samping rumah.
"O Mak.. kenapa gak mamak suruh si Nana jemput aku? Udah capek loh aku menunggu!" Kata Airra kesal.
"Makasih kak" Mamaknya Airra mengucap terimakasih kepada pembeli.
Setelah pembeli Pergi barulah mamak Airra menjawab.
"Udah mamak suruh gak mau dia. Udahlah Ra biarkan aja. Mending kau kredit kreta biar gak berebut lagi sama Adek kau"
Airra tak habis pikir dengan mamaknya ini. Bisa-bisanya ngomong kaya gitu.
"Mamak ini kekmana nya? Aku loh yang nambahi uang buat beli kereta itu masa aku juga yang di suruh kredit?" Airra tak terima.
"Jadi siapa? Si Nana? Kau tau dia gak kerja kan? Mau duit darimana dia mengkredit kereta. Aneh kau" ucap Mamak Airra tanpa melihat ke Airra. Mamaknya sedang mengira uang hasil berjualan hari ini.
"Ya makanya mamak suruh dia kerja. Jangan taunya makan tidur di rumah, dia udah besar. Untuk apa itu ijazah SMA nya kalau gak di pake dia? Banyak kerjaan kalau dia mau. Dasarnya emang malas!" Cibir Airra, ia mengambil sebotol minuman di kulkas.
"Heh, kau bayar itu. Rugi nanti mamak" kata Mamak Airra
Ha tengoklah kan? Perkara minuman harga 5rb pun mamaknya berkera kali padahal dia sering bantu kebutuhan rumah loh. Airra menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir.
"Nah!" Airra meletakkan uang 5rb di meja.
"Kau tolong dulu Mamak tutup kede udah ngantuk Mamak"
"Gak lah, aku pun capek Mak. Suruh itu si Nana, gak ada kerjaannya" Airra pergi walaupun Mamaknya teriak-teriak memanggil namanya.
Airra udah terlanjur sakit hati. Udahlah capek masihhh aja di kek gitukan sama Mamaknya.
Airra masuk ke dalam kamar mereka hanya saling melirik. Di letakkan Airra brownies yang tadi di kasih Ratna ke dalam lemari dan di kunci Airra.
Airra kalau lagi gak enak hatinya bakalan seperti itu. Pelit dan tidak ingin berbagi.
"Apa itu? Pelit kali kau gak mau bagi-bagi" cibir Nana.
"Suka ati ku lah. Makanan-makanan ku kok kau pulak yang ngatur. Beli sana sendiri" Desis Airra ia kemudian mengambil handuk. Ia mau mandi.
"Ku adukan Mamak kau!" Nana berlalu keluar kamar, memang Mamak mereka memanggil Nana.
"Kau adukan sana. Gak takut aku!" Setelah mengatakan itu Airra masuk ke dalam kamar mandi yang memang ada di dalam kamar.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top