Apa lo punya hubungan basi sama pacar karena setiap ketemu bawaannya mau pelukan, ciuman dan ewean terus? Saling manggil 'sayang', 'cinta' bahkan 'ayah-bunda' padahal nikah aja entah bakal kesampean atau nggak. Asal tau aja, di dunia percintaan gue hal itu jarang terjadi. Gue punya pacar, yang mana gue ngasih dia panggilan sayang 'Bangsat'. Pun, dia ngasih gue panggilan sayang 'Bego'. Gimana nggak romantis bangetnya, kan?
Ciuman, pelukan, ewean setiap lagi mojok? Itu sih udah biasa. Tapi, gimana jadinya kalo setiap lo dan pacar lo berduaan, kalian malahan lebih sering berantem sampe adu bacot?
Itulah yang terjadi pada gue dan pacar bangsat gue nyaris setiap saat.
"Lo ngabisin snack gue gitu aja? Bangsat!" Rambut bagian belakangnya gue jambak saking greget.
Dia mendecak sambil menepis tangan gue. "Ah, dasar Bego! Tinggal beli lagi aja apa susahnya."
Gampang bener mulutnya ngasih saran. "Gue mana ada duit!"
"Pake duit gue, lah."
Hhh, mager kali, ah! "Males jalan."
Dia tahu-tahu berdiri dari samping gue. "Ya udah, gue beliin, oke?"
"Rasanya gak bakalan sama lagilah, Bangsat!"
Jurus putaran bola matanya muncul. "Oh. Perlu gue muntahin? Nih, ambil. Mana tangan lo?"
Pacar sialan!
Seketika tubuhnya gue terjang. "Arrrghhh! Ngeselin lo!"
Setelah itu, gue sama dia bakalan bergulat di kasur. Saling pukul, tendang, ngeluarin sumpah serapah sampe berakhir menjadi desah. Err, yang bagian terakhir itu anggap aja nggak ada, deh.
"Gue pulang dulu ya, Bego gue termonyong." Dia ngusap-ngusap pipi gue yang lalu langsung gue tepis.
Mendengkus sebal lantaran lubang pantat gue masih nyeri habis disodok dia secara brutal. "Dasar jembut. Sana, balik!"
"Hahaha. Cium dulu dong." Bibirnya maju.
Jelas aja gue mendesis risih. Dia lupa apa kami lagi ada di tepi jalan komplek perumahan?
"Najis. Lo belum sikat gigi habis ngejilatin lubang bool gue tadi. Bau."
Muka si Bangsat berubah masam seketika. "Mulut lo juga masih ada bau pejuh gue, ya!" balasnya sengit.
Gue menggeram, dia melotot gemas. Selanjutnya, kami saling ngelempar tatapan kesal penuh percikan cinta yang dicampur garam, ditambah bubuk cabe, juga asamnya rasa lemon. Bodo amat kalo omongan gue gak bisa kalian pahami.
Huh.
Nah! Saking seringnya gue ribut sama dia, bikin gue kadang bertanya-tanya, 'Kok bisa ya gue sama dia sampe jadian segala?'
Hingga kemudian, gue diingatkan pada satu alasan sederhana. Yah, karena gue cowok bego, makanya gue bisa jatuh suka ke sosok bangsat macam dia dan bahkan jadi pacarnya.
Ah, iya. Pasti karena itu.
Gue jadi kangen masa lalu.
_____
Cerita ini sudah aku buat sejak Mei 2019, ya. Saat aku lagi nggak bisa nulis lanjutan LANANG dan beberapa ceritaku yang lain, ide cerita ini mendadak muncul dan aku memutuskan untuk menggarapnya karena isinya cukup santuy meski banyak berisikan kata-kata penuh hujatan, makian dan sumpah serapah. 😂😂😂
Kalau kalian mengharapkan cerita bagus berbahasa indah nan menghanyutkan, mohon maaf sekali kisah mereka berdua jauh dari kriteria itu sebab sebagian banyak isi cerita ini ngawur, sangat absurd juga nano-nano sekali. Karena aku sedang nggak dalam kondisi maksimal ketika menulisnya secara suka-suka. Tetapi, tetap diperkenankan untuk membaca apabila kamu tertarik. Kalo nggak suka, gak usah dipaksain. 👌
SILAKAN LANJUT MEMBACA!
First publish on Wattpad at
19 Agustus 2019.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top