Juri Satu

Halooo, juri satu di sini.

Sebelum memulai penilaian, aku cuma mau minta maaf kalau-kalau ada perkataanku yang menyakiti. Aku nggak ada niat untuk itu, murni mau membantu mengoreksi semampuku. Kalau ada sanggahan, silakan. Aku nggak masalah, hehe.

Ketjup Tjinta,

Joeri Satoe

.

.

1. Mr. Lollipop

Nilai: 8/10

Kesimpulan: Yang benar-benar menjadi nilai tambah untuk cerpen ini adalah segi ide. Unik, mungkin. Ditambah penulisannya yang rapi, siapa yang nggak akan betah baca sampai akhir? Sayangnya, polesan untuk penutup masih kurang. Sehingga, kesan yang dibangun di awal terasa percuma. Coba saja kalau dibuat lebih panjang sedikit untuk lebih menjelaskan apa yang menimpa Mr. Lollipop. Juga memberi sedikit clue di awal kalau Luna berbeda, mungkin akan memberi efek yang berbeda.

Tambahan juga untuk pemilihan kata, ada beberapa yang rasanya masih asing di telinga. Tapi, bukannya memberi kesan 'menakjubkan' malah terasa janggal. Intinya, aku bisa nyaman baca sampai akhir. Walaupun ada sedikit sendatan di tengah-tengah.

2. Johan

Nilai: 6,6/10

Kesimpulan: Menurutku, cerpen ini bisa jadi menegangkan, asal perasaan takut Johan saat terlambat bisa lebih dieksplor. Dengan kalimat-kalimat singkat, tapi padat nan menusuk. Ditambah dialog memohon-mohon agar dia selamat, rasanya bisa membuat twist yang tidak terduga. Seolah-olah Johan di sini dalam keadaan nyawa terancam, sebelum boom, pintu kelas dibuka dan dosen tidak ada.

Oke, rasanya aku terlalu mendikte. Hanya, jujur, aku suka saja konsep terlambat di sini. Tapi ya itu tadi, eksekusinya kurang. Ditambah ending yang waktu di kantin. Itu nggak ada hubungan sama plot utama cerpen kamu. Buang-buang scene. Oh, dan perhatikan juga catatan-catatan yang masuk di komentar cerpen ini.

3. Jeritan Penyesalan

Nilai: 7,7/10

Kesimpulan: Cerpen ini mainstream, dan beruntung karena penulisannya rapi. Juga, gaya bahasanya enak diikuti, sehingga nggak ada masalah buat aku baca sampai akhir. Hanya, coba lebih perhatikan pemakaian kata depan dan awalan. Beberapa kali nyendat untuk dibaca karena mataku suka autofokus. Kalau salahnya hanya satu-dua mungkin nggak terlalu pengaruh. Tapi, di sini terlalu banyak. Oh, terakhir. Coba sesekali bermain dengan ide yang lebih menantang. Aku penasaran~

4. Fatamorgana: Gloomy Huges

Nilai: 8,7/10

Kesimpulan: Salah satu cerpen favoritku di event bulan ini. Yah, aku nggak bisa banyak komentar karena memang suka dengan cerpennya. Penggambaran emosi dapat. Latar dan waktu juga cukup tergambar. Permainan diksinya oke. Mungkin satu catatanku. Cuma, lebih perhatikan penggunaan kata baku. Lumayan banyak kesahalan, ya.

5. Tersingkir

Nilai: 7/10

Kesimpulan: Selain kesalahan pada di-, aku menyayangkan penjabaran emosi yang masih kurang banget. Padahal, aku punya harapan untuk dibuat sedikit sesak setelah membaca cerpen ini. Tapi, cuma sedikit yang bener-bener bisa aku rasain. Nyaris nggak ada malah. Sedikit tertolong karena penulisannya yang masih masuk hitungan rapi. Walaupun masih ada cukup banyak yang diperbaiki. Lengkapnya, silakan cek komentar di bab cerpennya.

6. PENYESALAN

Nilai: 8,2/10

Kesimpulan: Yang aku suka di sini adalah permainan diksinya. Dimulai perkenalan, cerita bagaimana Robby mengagumi Meysa, rencana menyatakan rasa, sampai klimaks di bagian akhir. Cara kamu menyajikan buat aku betah. Dan ya, intinya aku suka. Walaupun sempat ada kesalahan penyebutan nama—aku juga terlewat waktu berkomentar, nggak masalah.

Dan sama seperti cerpen ke-3, coba sesekali bermain dengan ide yang lebih menantang, sekalian mempertajam diksi, mungkin. Dan iyaaa, aku penasaraannn~

7. RERE

Nilai: 5,5/10

Kesimpulan: Semua uneg-unegku rasanya sudah tertuang di komentar. Banyak yang masih menjadi catatan. Kerapian, permainan narasi, penggambaran latar, waktu, suasana, karakter. Juga, coba lebih banyak mencoba menuangkan imajinasi kamu dalam tulisan. Supaya apa yang sebenarnya mau kamu sampaikan bisa diterima dengan pas.

8. Mantan

Nilai: 5,8/10

Kesimpulan: Rasanya, aku cuma mau bilang, coba untuk event selanjutnya, ambil tema yang lebih jelas. Dalam artian ada konflik dan penyelesaian yang pasti. Karena yang aku lihat, kamu sebenarnya bisa bermain di narasi. Hanya saja, karena yang kamu sajikan di bulan ini lebih seperti curhatan, entah kenapa seperti mempengaruhi gaya menulis kamu. Atau cuma anggapanku? Entah. Aku menunggu sesuatu yang berbeda untuk bulan depan.

9. I Wish by God You'd Stay

Nilai: 9,4/10

Kesimpulan: Ya, dan aku selalu kehabisan kata-kata setiap diminta memberi komentar untuk cerpen ini. Permainan diksinya bener-bener bikin aku bungkam. Narasi, penataan alur, nggak ada yang bisa kukomentari. Memang ada sedikit kesalahan penggunaan kata, tapi nggak berpengaruh banyak. Aku tetep bisa hanyut, bener-bener ditusuk waktu bacanya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top