13. Sloven And Clean Freak (1)

Shortlist Part
Naruhina
Masashi Kishimoto (Disc)
Hanaamj

.

.

.

.

Rate: T
Genre: BadEnd/Humor/Romance
Alternate Universe
Third Point Of View

.

.

.

.

"Yang kita butuhkan dalam sebuah hubungan adalah saling mengerti dan mengendalikan ego."

.

.

.

.


Si masa bodoh dan Si peduli.

Si sembrono dan Si hati-hati.

Si perusak pemandangan dan Si pengindah pemandangan.

Yang paling menonjol yaitu, Si jorok dan Si maniak bersih.

Orang-orang sekitar akan bingung, bahkan sangat bingung. Mengapa? Sebab, bagaimana bisa Uzumaki Naruto yang jorok dan tidak rapi bisa menjalin hubungan sebagai kekasih dengan Hyuga Hinata yang dikenal sebagai gadis rapi, ramah, dan seorang maniak kebersihan. Tidak pernah dijelaskan bagaimana mereka bisa menjadi sepasang kekasih. Si pembuat Shortlist Part juga bingung telak untuk menjelaskan apa yang terjadi antara Naruto-Hinata di bab kali ini.

Meskipun banyak yang menduga bahwa hubungan Naruto dan Hinata akan cepat usai, pada faktanya, hubungan mereka yang sudah terjalin selama 5 bulan itu nampak baik-baik saja. Para haters yang mengecam hubungan mereka sudah mulai lelah berkoar, karena hubungannya terus berlanjut mulus seperti kulit Hinata. Dan, tidak banyak pula rintangan masalah turun-naik lancip-lancip seperti rambut Naruto, yang mengakibatkan hubungan mereka tandas.

Perbedaan mereka begitu jauh. Benar-benar bertolak belakang. Para NaruHina lovers faktanya sangat menyukai hubungan mereka karena bisa saling menerima kekurangan satu sama lain, walaupun di sini faktanya Hinata-lah yang bisa menerima Naruto apa adanya. Tapi, jangan lupakan Naruto yang terus sabar karena diceramahi Hinata---Si maniak kebersihan, sebab pemuda itu sering dipandang jorok dan sembrono. Namun, tetap saja di sini Naruto yang bersalah. Sebab, perempuan selalu benar dan tidak akan pernah salah. Biasanya itu yang akan dikatakan. Tapi, sekali lagi ditekankan, di sini---Naruto yang salah telak.

Berbeda lagi dengan NaruHina haters. Rata-rata haters dari hubungan mereka berasal dari haters Hinata yang membenci gadis itu sebagai primadona kampus, sekaligus jijik karena Hinata dikatakan memiliki selera rendahan. Jangan lupakan Naruto. Pemuda itu banyak dibenci banyak pemuda karena dirinya dikatakan tidak pantas bersanding dengan Hinata. Kalau sisanya, bisa menjadi haters karena dihasut, merasa ilfeel* dengan hubungan mereka, irinya para single---bukan---katakan saja jomblo. Bahkan, masih banyak alasan tidak jelas lainnya.

Saat ini, NaruHina lovers dan NaruHina haters sedang berdoa dengan doanya masing-masing.

Hubungan Naruto-Hinata sedang berada di ambang renggang.

Bertahan, atau, putus?

***

Hinata sudah sejak pagi mengunjungi apartemen kekasihnya. Dirinya berada di dapur kotor Naruto sambil sesekali mengaduk bubur yang sedang dimasaknya. Si maniak kebersihan itu sesekali terisak dan mengalirkan air matanya. Kenapa? Ingat baik-baik bahwa Hinata adalah maniak kebersihan. Mana bisa ia bertahan di dapur yang menurutnya sangat jorok itu. Ia benar-benar merasa jijik sampai ingin pingsan. Tapi, kali ini beda ceritanya. Naruto sedang sakit, dan butuh pertolongannya. Tentu saja gadis baik itu tidak akan tega membiarkan kekasih joroknya itu sakit sendirian di tempat tinggal kumuh.

Gadis dengan surai biru terkuncir rapi itu menghela nafas. Tangannya merogoh tisu dan mengelap matanya. Sesekali juga, ia mengambil tisu untuk mengelap meja makan, pinggir kompor, atas kulkas dan mengelap bagian yang dikiranya benar-benar perlu dilap. Selagi memasak bubur, ia juga mencuci ulang semua piring, membuang beberapa wadah bekas ramen instan, memilah makanan yang masih layak makan di kulkas dan banyak lagi.

Andai saja gadis itu sempat berkunjung setiap hari ke apartemen Naruto. Pasti, tempat tinggal itu akan berubah 180 derajat dari segi kebersihan, kerapihan dan wanginya. Ya, itu hanya andai saja. Pasalnya, mereka lebih sering bertemu di kampus dibanding mengunjungi tempat tinggal masing-masing.

Suara mendidih dari panci yang tengah berada di atas kompor mengalihkan perhatian Hinata. Dengan hati-hati gadis itu mengangkat bubur yang telah jadi. Ia mengambil wadah yang sudah dibersihkannya, dan menuangkan perlahan bubur tersebut. Sejenak ia membiarkan asapnya mengepul, supaya tidak terlalu panas.

Berselang beberapa saat, gadis itu tersenyum manis. Tangannya nampak membawa senampan sarapan untuk orang sakit. Pasti terjamin kebersihannya. Ya, tentu saja karena ia akan memberikannya kepada kekasihnya yang sakit.

Hinata membuka pintu.

Pandangan kedua manusia berbeda jenis kelamin itu saling bertatapan sejenak. Hinata melemparkan senyum manis. Sedangkan Naruto, tersenyum kecil saat mendapati kekasihnya yang sangat perhatian membawa sarapan untuknya.

Tapi,

"Kyaaaaaa!"

PRANG!

Nampan terjatuh. Buburnya berceceran.

Pemandangan yang membuat siapapun akan jijik sekaligus kesal, terutama Si maniak kebersihan terlihat jelas di depannya.

Kaki Hinata, bahkan tangannya yang sudah tidak membawa nampan bergetar. Gadis tersebut ingin muntah saat itu juga. Tapi, ia tahan karena ingin menuntut sebuah penjelas kepada orang di depannya.

"Kenapa.... kau tidak membersihkan muntahmu di lantai?" Gadis itu dengan segera menutup wajahnya. Takut---bukan, merasa jijik sekali dengan pemandangan yang dilihatnya. Bukan hanya gadis itu, siapapun pasti jijik dengan muntah yang berceceran di lantai samping kasur. Pengecualian, untuk Uzumaki Naruto.

"Huh? Aku lemas, Hinata. Nanti kalau aku sudah mendingan, akan kubersihkan. Mungkin nanti sore," jawab pemuda pirang itu dengan super santai. "Nanti buburnya biar aku saja yang bersihkan. Kau temani aku saja di sini."

Apakah kau tahu, Naruto? Pacarmu---Si maniak kebersihan itu memiliki hasrat untuk membunuhmu sekarang.

Seharusnya Hinata memang marah dan teriak-teriak dengan frustasi akibat kelakuan kekasihnya. Tapi, ia merasa sudah lelah dengan orang yang kini tengah tiduran nyaman di kasur. Sudah puluhan, mungkin ratusan kali Hinata menceramahi Naruto soal kebersihan. Tapi, mungkin ceramahan itu masuk ke telinga kanan dan keluar melalui telinga kiri. Tidak ada satu pun yang menyangkut di otak. Hinata yang merasa kecewa, kini menangis.

"Aku tidak tahu kenapa, kau sekali saja tidak pernah mendengarkan permintaanku..." Hinata mulai terisak. Ia merasa terlalu lelah untuk Naruto. Padahal, gadis itu hanya ingin yang terbaik untuk kekasihnya. Toh, dengan menjaga kebersihan, sekurang-kurangnya bisa menyenangkan diri sendiri. Menjaga kesehatan itu sangat penting, kan?

Namun dengan bodohnya, Naruto bertanya, "Hinata, kenapa menangis? Soal mangkuk yang pecah itu, bukan masalah. Aku masih punya banyak. Kau---uhuk uhuk!" Batuk menyerangnya. Tapi, pemuda itu tidak pernah mencoba menutup mulutnya dan batuk sesuai adab.

"Sungguh, aku tidak kuat melihatnya lagi." Hinata berbalik ke arah pintu. "Mungkin para haters juga benar. Kita putus. Aku dan kau tidak pernah cocok. Aku memang mencintaimu, seharusnya aku sanggup menerima apa adanya dirimu. Tapi.... yang membuatku kecewa---" Hinata menutup mulutnya menahan isakan. "---kau tidak pernah mau mendengarkan aku. Aku tahu, kau adalah kau, dan aku adalah aku. Tapi, cobalah...."

Suara hentakan kaki yang begitu cepat terdengar. Hinata telah pergi. Naruto masih terpaku sesaat dengan penuturan Hinata yang meminta hubungan mereka usai. Padahal, beberapa saat sebelumnya, Naruto sangat senang karena Hinata dengan perhatiannya, membawakan sarapan dan merawatnya. Tapi, sekarang.... gadis itu pergi.

"H-Hinata!" Naruto berteriak keras sambil mendudukkan dirinya di pinggir ranjang. Seketika kepalanya berdenyut. Tapi, demi Hinata-nya ia paksa berjalan dan mengejar gadis itu.

Srakk...

Brukkh!

Naruto seketika berubah posisinya. Ia baru saja terpeleset sesuatu, yang entah apa itu. Kepalanya membentur lantai. Pandangannya semakin memburam. Pada saat seperti ini, ia baru menyesal.

"Sial! Kenapa aku tidak membersihkannya?"

END (1)

An Information:
-Words Totaly: 1083 words (only story)
-*Ilfeel: Ilang (hilang) feeling.
-Sloven And Clean Freak: Orang yang tidak rapi atau kotor Dan Maniak kebersihan.

Author Note:

Please, soal muntah itu maafkan saya T^T. Saya buat begitu supaya lebih jelas aja betapa joroknya Naruto. Biar lebih kerasa lah istilahnya. Gomen Naruto kau ternistakan.

Untuk chapter ini bad ending, ya. Tapi in syaa Allah chapter depan (kemungkinan besar lanjutan chapter ini) bakal happy, kok. Lagipula chapter ini nggak sedih, kan?//what.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top