1. It's Hurt And The End
Shortlist Part
Naruhina
Masashi Kishimoto (Disc)
Hanaamj
.
.
.
.
Rate: T
Genre: Hurt
Alternate Universe
Hinata's Point Of View
.
.
.
.
"Kepercayaan cinta yang telah hancur, akan susah utuh kembali. Sekalipun termaafkan, akan sulit untuk dilupakan."
.
.
.
.
Kenapa?
Nafasku terengah. Aku meringkuk di belakang sekolah. Merintih dan terisak sendiri. Dadaku benar-benar sesak. Air mataku terus saja menetes dengan banyak, dan aku membiarkannya. Aku seolah dihancurkan. Benar-benar hancur. Aku menangis. Sendirian di belakang gedung sekolah.
"K-kenapa?" tanyaku pada bulan. Aku kembali meraung dengan suara tidak jelas. Aku ingin berteriak, melepas semua beban pikiranku.
Dikala kalut dengan perasaan hampa, aku kembali mengingat wajahnya. Aku benci. Cinta ini berubah menjadi benci. Kata-katanya sungguh menyakitkan. Padahal, ia adalah orang yang kupercaya untuk aku menaruh hati padanya. Dan, ia mematahkannya.
Kenapa?
***
Sudah menjelang malam. Aku pun telah menyelesaikan tugasku sebagai sekretaris OSIS dengan tugas yang menumpuk.
Kakiku melangkah di sepanjang koridor. Sepi dan gelap. Namun, aku sudah terbiasa pulang sendiri.
Aku memiliki seorang kekasih, Uzumaki Naruto. Ia sudah pulang terlebih dahulu tanpa menungguku. Aku memakluminya. Ia pasti lelah setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepak bola. Andai saja, aku bisa meringankan letihnya. Namun, aku juga terlalu sibuk. Diriku sama lelahnya. Lelah fisik dan lelah batin.
Kami saling memahami. Hal-hal seperti itu tidak akan membuat hubungan kami merenggang.
Angin malam menerpa wajah dan rambutku. Kunikmati betapa sejuknya angin tenang ini disaat lelahku. Tanpa kusadari, tas berisi banyak buku milikku merosot dan jatuh. Isinya berhamburan kemana-mana.
"Ah, Ya Tuhan..."
Dengan malas, aku berlutut. Membuka tasku lebar-lebar dan memasukkan buku-buku yang jatuh masuk kembali ke tempatnya. Aku mengeceknya satu per satu. Saat itu aku menyadari, buku matematikaku tertinggal. Sedangkan esok, ada PR dan guru galak yang akan mengajarnya.
Aku kembali menghela nafas. Mau tidak mau, aku harus mengeceknya ke kelas. Walaupun ada sedikit rasa takut dalam hatiku, aku membulatkan tekad untuk kembali kelasku.
Saat sudah di depan pintu kelas. Aku berhenti sejenak. Ada sedikit suara berisik di sana.
Baiklah, aku mulai takut.
Rasa penasaran lebih mendominasiku dibanding dengan rasa takutku. Aku mendekatkan telinga ke arah pintu kelas. Seperti suara benda jatuh atau mungkin debuman.
Aku menengguk saliva. Berharap, tidak ada wajah seram yang muncul ketika aku membuka pintu. Ayolah, aku tidak percaya hal semacam itu.
Fighting, Hinata!
Kubuka pintu, sambil menutup mata. Suara jeritan terkejut terdengar ditelingaku. Itu bukan suaraku. Namun, aku pun sama terkejutnya.
Di depan sana, pemuda yang aku kenal--sangat kenal, tengah bersama gadis bersurai cokelat yang aku tidak mengenalnya.
"Naruto-kun..."
"Hinata?!"
Kami bertiga benar-benar terkejut. Naruto yang terkejut karena tertangkap basah olehku. Gadis itu yang terkejut karena aku tiba-tiba muncul. Dan, aku yang terkejut karena melihat kekasihku berduaan malam-malam di kelas.
Langkah kakiku terasa bergetar. Aku menghampirinya. Menahan rasa sesak dan penasaran yang begitu menggebu dalam pikiran maupun hati.
"Apa... yang kau lakukan disini, Naruto?" tanyaku berusaha tenang.
"A-aku..." Ia terbata menjawabnya. Semakin banyak emosi yang meluap di hatiku. Kalau ia tidak melakukan kesalahan, ia pasti akan langsung menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, kan?
Kenapa kau terlihat cemas?
"Jawab aku!"
"Jangan membentaknya! Naruto-kun ini pacarku. Kau ini cuma simpanannya, kan? Kau mengharapkan apa, sih?" Gadis tidak dikenal ini membentakku. Itu membuatku terkejut. Sangat. Terlebih lagi perkataannya.
"Pacarmu?" cicitku sambil menatap pemuda di depanku. "Yang benar saja?" lanjutku dengan melirih. Kutahan rasa sesak di dalam hati ini. Berharap bahwa, aku hanya salah dengar atau salah paham saja.
"Naruto-kun, jawab aku... Apa itu benar?"
"A-aku t-tidak..."
"Jawab saja yang sebenarnya, Naruto-kun!" Gadis itu menggenggam lengannya, dan Naruto tidak keberatan.
"Ya, ini kekasihku yang baru. Kita putus, Hinata."
Air mataku mulai menetes. "Kenapa?!"
"Jangan membentak! Ini semua karena aku bosan padamu! Kau terlalu membosankan sampai-sampai aku merasa muak!" Ia berteriak kencang di hadapanku.
Cukup. Hatiku benar-benar merasa tersakiti. Hubungan ini telah hancur dan tidak layak untuk diperbaiki.
PLAKK
Aku menamparnya, untuk yang pertama kalinya. Kutatap matanya penuh rasa kekecewaan. Ia tampak terkejut dan marah. Aku tidak takut, aku terlalu kecewa dan marah padanya.
"Pergi kau!" Ia menarik lenganku kasar keluar kelas. Kemudian, menghempaskanku begitu saja. Aku tersungkur dan menangis tersedu.
"Hubungan kita berakhir, dan jangan pernah menggangguku lagi!"
BRAAKK
Ia menutup pintunya dengan kencang. Aku tidak tahu apa yang dilakukannya di dalam sana. Bahkan, aku tidak mau tahu. Kupaksakan lututku yang sakit akibat membentur keramik untuk berdiri. Aku berlari tertatih meninggalkan mereka. Meninggalkan hubungan yang telah usai itu.
Di depan kelas adalah saksi awal manis hubunganku, bahkan menjadi saksi akhir hubunganku yang berakhir dengan pahit.
END
An Information:
1. Words Totaly: 708 words (only story)
2. It's Hurt And The End: Itu Menyakiti hati Dan Berakhir.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top