💙 Jendela

'Ding dong!
Kudatang padamu bukalah pintu.
Kau tak bisa sembunyi dariku.'

'Ding dong!
Kudatang padamu bukalah pintu.
Kau tak bisa lari dariku.
Dari balik jendela kutatap erat wajahmu'

Suara nyanyian cowok bersurai putih itu terdengar sedikit menakutkan, membuat teman yang duduk disebelahnya merinding ketakutan.

"Mafu-kun, kamu yakin nyanyi lagu begitu saat rumahmu lagi sepi begini? Nanti beneran ada yang datang gimana?" tanya teman Mafu yang duduk di sebelahnya dengan wajah sedikit pucat, Soraru.

"Itukan cuma lagu, kamu penakut sekali Soraru-san," kata Mafu sambil mengejek Soraru.

"Huh, siapa bilang aku penakut, aku berani kok!" Mafu hanya menatapnya dengan wajah datar seakan tak percaya dengan perkataan Soraru.

Tiba-tiba listrik di rumah Mafu padam dan Soraru mendengar ketukan di jendela, ia melihat bayangan seseorang mengetuk-ngetuk jendela. Sontak ia tekejut kemudian berteriak gaje sambil memeluk tubuh temannya, Mafu.

"Kyaa! Mafu-kun, aku takut. Itu di jendela ada bayangan, mungkinkah itu hantu?" kata Soraru sambil nunjuk ke jendela.

"Sudah kuduga itu pasti ada yang ngisengin kita," kata Mafu berlagak kayak detektif.

"Itu pasti hantu," ucap Soraru pelan.

"Soraru-san, kamu itu terlalu takut sehingga akal sehatmu hilang ya? Mana ada hantu punya bayangan? Itu pasti kerjaan Urata-san nih?" kata Mafu melepaskan pelukan Soraru kemudian berjalan ke arah jendela dan membukanya.

Di sana ada Urata dengan wajah tanpa  dosanya nonggol dari balik jendela, sambil mengangkat dua jarinya berbentuk huruf V dan tak lupa dengan cenggiran yang bikin jengkel setengah mati.

Plakk! Bukk! Bukk! Bakk!

"Adow, kepalaku sakit," teriak Urata meringis sambil memegang kepalanya.

"Upps, maafkan tanganku yang nakal ini," kata Mafu sambil menyeringai.

"Mana ada! Kamu pasti sengaja, nih?" kata Urata dengan penuh selidik.

"Rasain pasti sakit tuh kepala, siapa suruh nakut-nakutin orang," kata Soraru sewot.

"Biarin! Dasar kamu penakut," kata Urata mengejek Soraru yang masih bersembunyi di belakang Mafu.

Soraru diejek pun gak terima ia langsung menjambak rambut Urata dengan sadisnya.

"Lepasin, oii!"

"Hoho, tidak semudah itu, Woody."

Mafu yang melihat kedua temannya bertengkar pun cuma bisa menghela nafas kemudian dengan perasaan kesal menjewel telinga Urata dan Soraru.

"Aaa, sakit! Sakit!" teriak Urata saat telinganya dijewel oleh Mafu.

"Mafu-kun, lepasin dong telingaku sakit," kata Soraru sambil melihat Mafu dengan mata yang  sudah berkaca-kaca hendak menangis.

"Makanya kalian cepat baikan," kata Mafu sambil memplototi kedua temannya itu.

"Iya, iya! Maaf," kata Urata sambil mengulurkan tangannya ke Soraru.

Soraru yang melihat Urata mengulurkan tangan meminta maaf padanya, sedikit takut-takut menjabat tangannya Urata.

"Maafkan, aku juga ya," kata Soraru kemudian ia ingin memeluk Urata, untung aja Urata punya insting yang kuat dan dia segera menghindar.

"Eehh, jangan peluk-peluk," kata Urata sambil menatap Soraru horor.

"Aku kan cuma pengen peluk doang," kata Soraru, "Emangnya gak boleh ya? Aku peluk kamu?"

Mafu yang mendengar hal itu pun terdiam ...."

Sedangkan Urata menatap Soraru dengan tatapan semakin horor sekaligus merinding.

"Kagaklah, aku masih lurus dan belum bengkok tauk," kata Urata sewot sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Sudah gak usah peluk-pelukaan segala, aku lapar! Sekarang ayo kita makan," kata  Mafu mencairkan suasana canggung kemudian merangkul kedua temannya itu ke ruang makan.

_________________________________

Update : Kamis, 23 Desember 2021
Word : 511 kata.

Selamat membaca!!!

Mohon maaf apabila ada yang typo atau mungkin ada yang tidak sesuai pada tempatnya, karena penulis masih dalam tahap pemula.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top