Not Wrong Love
By Nadramahya
Rintik hujan dan suara pengamen menemani Sapphire membaca bukunya di bangku cafe langganannya. Sesekali Sapphire memperhatikan pengamen yang memiliki suara merdu itu, dan pengamen itu akan menunduk sopan lalu tersenyum kepadanya.
Sapphire hanya tersenyum adanya lalu kembali beralih melihat buku yang dia baca.
Hari berlalu terus menerus berganti tanpa disadari, tapi Sapphire masih sering datang ke cafe itu seminggu tiga kali. Tepatnya selasa,kamis,sabtu. Sapphire selalu datang sendiri atau terkadang bersama teman wanita nya dan mereka mengobrol.
Malam ini Sapphire merasa ada yang aneh dengan si pengamen yang biasa bernyanyi ditempat itu, mata Sapphire melihatnya tapi biasa saja lalu dia kembali membaca bukunya dengan iringan lirik lagu pengamen itu.
Darling you look perfect to night...
Pengamen itu tiba-tiba berdiri didepan Sapphire dengan menjulurkan tangan, mata Sapphire otomatis melihat kearah tangan pria itu dan perlahan naik hingga tiba mata mereka bertemu, pengamen yang masih membawa gitarnya itu tersenyum meski uluran tangannya belum ditanggapi Sapphire.
"Hai aku Revan," kata pria itu ramah dengan senyuman yang menggoda iman. Sapphire masih terdiam hingga beberapa detik, sampai Revan tidak enak karena terus diperhatikan oleh wanita yang mencuri perhatiannya setengah tahun ini.
"Apa aku tidak boleh berkenalan denganmu nona?" Karena terkesiap Sapphire langsung berdiri dan tersenyum salah tingkah, dia merasa tidak enak dengan pria ini.
"Eh maaf, maaf, aku tadi hanya sangat terkejut karena aku biasa melihatmu ada disana." Tunjuk Sapphire dimana tempat Revan biasa mengamen.
"Ya, aku sudah disana setengah tahun ini dan terus disana hingga seseorang yang spesial bagiku kembali beristirahat dirumahnya."
"Waw kau sangat romantis ternyata. Aku Sapphire, senang berkenalan denganmu. Apa pacar mu bekerja ditempat ini?" Tanya Sapphire basa basi, karena sesungguhnya Sapphire takut dengan pria didepannya ini memiliki niat jahat padanya.
"Bukan," jawab Revan tenang masih menatap Sapphire. "Yang kutunggu disini adalah calon istriku."
Sapphire tersenyum lebar dan mengangguk.
"Ayo duduk jika kau ingin duduk." Sapphire mempersilahkan Revan duduk dengan dia yang dengan sendirinya duduk ditempatnya.
Revan duduk dengan menatap lekat cara Sapphire duduk, lalu Sapphire yang tersenyum takut kepadanya, dan cara Sapphire melirik dirinya diam-diam, begitu menggemaskan dan manis.
"Sapphire, mau kah kamu menikah denganku?" Mocha Latte yang baru sampai dibibit Sapphire tersembur keluar hingga mengenai baju kaos putih Revan.
"Ya ampun maaf, saya tidak sengaja bercanda mu tidak lucu tadi." Sapphire memberikan tisu kepada Revan dengan wajah bersalah.
"Aku tidak bercanda, aku mencintaimu." Mata Sapphire membulat tidak percaya, astaga benarkah dia baru saja dilamar seorang pria? Benarkah?
Sapphire melihat kotak cincin yang terbuka dengan isi didalamnya yang begitu indah. Spontan jari kanan Sapphire mengelus cincin yang ada di jari manis kirinya.
"Maaf, aku rasa cintamu sudah salah. Aku sudah bertunangan." Sapphire bersiap pergi ingin dan memakai tasnya tapi pria itu menahannya.
"Aku sudah mengikutimu setengah tahun ini, dan aku tidak melihat ada seorang lelaki yang special yang dekat denganmu."
Sapphire tertawa kecil dan dengan santainya dia tersenyum, senyuman yang selalu diingat Revan seumur hidupnya. Sapphire memperlihatkan wallpaper ponselnya, disana Revan melihat foto Sapphire dengan pria yang memeluknya dari belakang sambil mencium pipi Sapphire.
Revan terdiam ditempatnya hingga Sapphire menghilang dari sana.
Revan yang sebenarnya adalah seorang pebisnis muda yang memiliki usaha toko kue terkenal di Indonesia itu memilih diam dan hanya terus mengamati wajah Sapphire dilayar ponselnya sambil duduk dikursi ruang kerjanya.
Revan ingat saat dia pertama kali bertemu Sapphire di sebuah halte, dia melihat wanita itu begitu manis dengan membantu wanita tua membawa barang belanjaannya. Saat itu juga dia mulai jatuh hati dengan wanita manis berambut panjang itu dan terus mengikuti Sapphire berbulan-bulan, tidak pernah terpikirkan oleh Revan kalau Sapphire sudah bertunangan.
Dua tahun berlalu, Sapphire tidak lagi pernah datang ke cafe itu tapi Revan masih bisa melihat Sapphire diteras rumah wanita itu. Hingga suatu malam, Revan mengikuti Sapphire dan disanalah dia melihat Sapphire bersama tunangannya, mereka terlihat bahagia bergandengan tangan bersama membuat Revan sadar diri cintanya memang salah.
Langkah lesu Revan sangat terlihat jelas bagi Sapphire yang diam-diam juga tahu kalau pria bernama Revan itu masih selalu mengikutinya meski dia tidak lagi datang ke cafe tempat biasa dia menghabiskan waktu.
Hingga tahun ketiga Revan duduk sendirian disudut cafe tempat biasa Sapphire duduk dulu, seorang wanita berdiri dan mengulurkan tangannya.
"Hai, boleh berkenalan denganmu?" Tegur suara merdu yang begitu dihapal oleh Revan. Pria itu terkejut karena benar suara itu adalah suara wanita yang dicintainya.
"Sapphire?" Suara Revan terdengar memastikan.
"Ya tentu saja, apa kau pikir aku hantu?"
"Ah, ehm_ maks_sud_ku." Revan gugup karena bisa melihat dengan nyata wanita ini. Wanita yang menarik pusat dunianya semenjak mereka bertemu, sebuah kisah cinta yang sederhana dan biasa karena hanya karena kelembutan hati Sapphire, Revan bisa langsung jatuh cinta dan tidak lagi bisa berpaling.
"Apa aku boleh duduk?" Sapphire langsung duduk saat Revan mengangguk. Sapphire sampai geli melihat wajah sumringah Revan.
"Aku dan Dino sudah putus," kali ini wajah Revan benar-benar terkejut. Jadi karena ini Sapphire mencarinya? Pantas saja, pikir Revan.
"Aku putus dengan Dino karena dirimu." Lagi-lagi Revan terkejut.
"Aku terus memikirkan dirimu semenjak pertama kita berkenalan, dan titik aku menahan rasa ini adalah saat setahun terakhir kamu menghilang, tidak lagi mengikuti ku diam-diam. Hingga akhirnya aku katakan kepada Dino kalau aku tidak bisa lagi melanjutkan hubungan kami."
"Maafkan aku, aku tidak bermaksud."
"Aku tahu, ini semua salahku yang tidak bisa menjaga hatiku. Tapi aku sekarang tahu apa yang aku inginkan," tatap Sapphire teduh ke kedua bola mata Revan. "Aku ingin seseorang yang ada dekat denganku tanpa aku minta, aku juga ingin seseorang yang bisa menjagaku bukan mengandalkan orang lain."
Revan menggenggam erat tangan Sapphire yang ada diatas meja, dia ingin memeluk Sapphire tapi ragu.
"Terimaksih atas cinta yang pernah ku katakan salah ini." Sapphire tersenyum dan dihadapannya sudah ada sebuah kotak yang dulu dia pernah lihat.
"Will you marry me?" Tanya Revan dengan penuh harap.
"Kau memang benar-benar pria idiot yang pernah kutemui." Gemas Sapphire mencubit pipi Revan.
"Tapi pria idiot inilah yang merebut hatimu Sapphire Ahmadian."
Sapphire terkenjut karena Revan tahu nama kepanjangannya.
Revan mencium bibir Sapphire lembut dan dibalas oleh Sapphire, tidak ada lamaran istimewa seperti yang Dino berikan untuknya dulu, tapi cinta yang diberikan Revan melebihi rasa cinta Dino untuknya, dan Sapphire tahu itu. Karena seseorang yang mencintaimu akan selalu berusaha bersamamu.
Sekarang Sapphire percaya bahwa tidak ada cinta yang salah, mungkin inilah cara tuhan mempertemukan mereka, dengan cerita yang sederhana tapi cinta yang luar biasa.
***End***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top