WHO ARE YOU? 07 - END
Mew ditarik dengan sangat kasar ke sebuah ruangan di lantai 1 yang mana ruangan itu adalah kamar Kriss. Melempar Mew sembarangan hingga menabrak sisi ranjang Kriss yang terbuat dari kayu jati lalu mengunci pintu.
"Ahh,,, hahh,,, hikss--panas,, hikss,, TOLONG---MMMMPPPPPPP" Pria itu segera membekap mulut Mew dengan sapu tangan. Melepas ikat pinggang lalu mengikat kedua tangan Mew ke atas. "MMMMMPPPPPP!!!!!!! MMMMPHHHHHHHHHHHHHH" Berontak, tak kuat menahan panas dan gatal yang ia rasakan di seluruh tubuh, efek dari obat perangsang yang diberikan padanya.
Menduduki perut Mew lalu menyeringai, "yes, I know. Sebentar lagi kita akan bersenang-senang, baby. Wait a minute" Mengeluarkan ponsel lalu membuka kamera dan memencet tombol rekam video. "Aku menyayangkan video panas kita yang pertama telah disita penyidik. Tapi tidak masalah, karena kita akan membuatnya lagi yang baru" Menaruh ponsel di atas meja samping ranjang dengan mengarahkan posisi kamera menghadapnya dan Mew.
Sedangkan Mew, menatap horor kamera tersebut. Ini seperti dejavu pada kejadian dimana ia mendapat pelecehan pertama kali oleh pria yang sama, pria sekaligus mantan bodyguard pribadinya 3 tahun lalu, Vegas.
Membuka jaket, baju hingga bertelanjang dada. Menaikkan baju yang dipakai Mew ke atas dengan cepat lalu menyesap pentil pink itu dengan rakus. "MMMMPPPPPPPP--HMMM----MMMMMMPPPPP!!!" Mew tidak tahu harus berbuat apa. Ia tidak mau pasrah begitu saja dan membiarkan Vegas kembali melecehkan dirinya untuk yang kedua kali. Tapi, mau berteriak pun sulit. Mau berontak pun tidak bisa. Ia merutuki kebodohannya karena meninggalkan Gulf begitu saja dan mengunci pintu sampai Gulf tidak bisa masuk untuk menolongnya. Ia menyesal karena lebih mementingkan ego. Mew terus menangis, menyesali semuanya, tapi pria itu terus melakukan aksi bejatnya sampai celana panjang Mew sudah dilepas entah sejak kapan, menyisakan boxer biru laut doraemon yang Mew pakai.
Mengusap paha mulus sampai ke boxer yang dipakai Mew, "sudah 3 tahun aku menantikan saat-saat ini lagi--ahh,, aku tidak tahan" Melepas celana panjangnya dan kembali naik mengukung Mew dan di saat itu lah, pintu kamar didobrak paksa dari luar.
.
BRAAAAKKKKKK
.
8 pria tegap berseragam polisi dengan di pimpin oleh Gulf, menerobos masuk ke dalam kamar. "JANGAN BERGERAAAAKKKKK!!!!" Mengarahkan pistol ke arah Vegas.
Di paling belakang barisan, ada Kriss dan Singto yang masuk dengan wajah shock. "MEWWWWWWWWWW!!!!!" Teriak Kriss.
Vegas shock lalu melirik ke arah pintu dengan tatapan tak suka.
.
BUGHHHHH
BBRRAAAAAKKKK
.
Gulf maju dan langsung melayangkan pukulan kuat ke rahang Vegas, membuat Vegas terjatuh dari ranjang dan menabrak meja di sampingnya. 4 polisi maju dan menahan tubuh Vegas agar tidak banyak melawan.
Kriss dan Sinto menghampiri Mew, dilepasnya ikatan dan bekapan pada mulut lalu membungkus tubuh naked Mew dengan selimut. "Hikssss--ahhh,,, Phi,,, hikksss,, Phi,, tolong aku,, hiksss,,,ahhhh,,," Menggaruk seluruh tubuh sambil sesekali mengipas area leher dengan telapak tangan.
"TIDAKKK---LEPASSSSS---MEWWWWWWWW!!! BRENGSEEEEKK!!! BAGAIMANA KALIAN BISA-----" Menatap mata gelap Gulf yang menatap puas ke arahnya lalu melirik Kriss, "BUKANNYA KAU LAGI ADA DI LUAR KOTA??? KENAPA BISA DISINI BRENGSEEKK??? KALIAN MENJEBAKKU???"
"KAU HARUS LEBIH BANYAK BELAJAR UNTUK MENJADI PENGUNTIT PROFFESIONAL, SIALAN! CARI TAHU DULU SIAPA YANG KAU LAWAN BARU MENGGANGGU ORANG YANG DIJAGA. DASAR BODOH!" Mendekat pada Vegas yang masih menatapnya penuh emosi lalu berbisik, "kau ingin tahu siapa aku?" Menyeringai, "biar ku beritahu. Aku, Gulf Kanawut Traipittanapong, ANAK TUNGGAL KEPALA POLISI BANGKOK, SUWAT JANGYODSUK TRAIPITTANAPONG" Menjauh lalu tersenyum, "bawa dia pergi dan berikan hukuman seberat-beratnya"
"Baik" Menunduk hormat lalu menyeret Vegas pergi dari sana.
"BRENGSEEEEKKKK!!!! SIALAAAAANNN--- TUNGGU PEMBALASANKU NANTI SETELAH AKU BEBASSSSSSSSSSS!!!!!!" Teriakkan Vegas dari luar, terdengar jelas hingga ke kamar dimana Gulf, Kriss, Singto, dan Mew berada.
"Siapa bilang akan bebas? Ku buat kau mendekam di penjara selamanya" Menghela nafas lalu melirik ke arah Mew yang menggeliat seperti cacing tersiram air panas di atas ranjang. Cepat-cepat menghampiri lalu duduk di sisi Mew, "dia kenapa, Phi?"
"Gulf, tolong. Sepertinya dia diberi obat perangsang dosis tinggi oleh bajingan tengik itu"
"Hah,,, Phi--hikksss,,, panass,, gatal,,, Phi,, hiksss,, Phi,, tolong aku" Cairan bening terus mengalir di pipi tembemnya. Mew kepanasan dan gatal tapi tidak tahu bagaimana agar semua itu hilang. Pasalnya, dia masih dalam posisi tidak memakai baju juga sudah menggaruk seluruh tubuh dengan menggunakan kuku tajamnya sampai berdarah, tapi panas dan gatal itu terus datang dan tidak pernah hilang sedikitpun.
"Phi, bisa Phi Kriss & Phi Singto keluar dulu? Aku akan coba membantunya" Ujar Gulf walau tidak tahu harus berbuat apa.
Kriss dan Singto saling melirik lalu menganggukkan kepala. "Baik, kami tunggu diluar" Keduanya berlalu keluar dan menutup pintu kamar, membiarkan GulfMew berduaan karena mereka percaya pada Gulf yang tidak akan memanfaatkan kesempatan seperti Vegas.
Setelah pintu tertutup, Gulf membuka seluruh pakaiannya hingga menyisakan boxer lalu menarik Mew ke pelukannya. "Mew. Jujur aku tidak tahu bagaimana cara mengilangkan efek obat itu tanpa melakukan hubungan intim. Bisa kamu tenang dulu dalam posisi seperti ini? Tahan rasa gatal dan panas itu sebentar. Kalau merasa sangat gatal, kamu bisa cakar punggungku saja" Melihat cakaran dan luka di seluruh tubuh Mew.
"Hiksss,, hik,, tidak bisa,, hiksss,, panas,, tolong sentuh aku" Semakin menempelkan tubuhnya hingga tak sengaja mengenai 'adik kecil' Gulf.
Gulf menggigit bibirnya sendiri, menahan hasrat untuk tidak menerkam Mew yang sangat sexy dan menggoda di hadapannya saat ini. "Mew, jangan terlalu dekat. Nanti kalau 'dia' bangun aku dan kamu bakal repot. Ku beritahu dulu nih, jangan nanti di akhir kau malah protes" Mew menatap Gulf dengan wajah sayu dan merah, membuat hasrat Gulf kian membuncah. *BAHAYA! KENAPA WAJAHNYA--AARRRRRGHHH,, TAHAN,, TAHAN, GULF! KAU PASTI BISA* Menutup mata erat-erat.
"Gulf? Hikss,, tolong aku,, hikss,, gatal,,sentuh aku disini,, sini,, sini" lirih Mew bernada sensual di telinga Gulf sambil menunjuk ke arah dada, area penis, dan paha, menjadikan libido Gulf langsung 'full' dalam sekejap.
"BRENGSEK!"
.
PUHHHH
.
Dibanting ke ranjang lalu menutup seluruh tubuh naked Mew dengan selimut. "Tidur saja sana!
"Ahhh,,, Gulf,,, hahhh,,, tolong aku,,, hikkkss,,, jahat!!!"
"Bukannya apa. Nanti kau akan memarahiku setelah kau sadar dari efek obat itu, bocah menyebalkan" Cepat-cepat Gulf masuk ke kamar mandi untuk menyelesaikan urusannya yang dimulai oleh Mew.
.
Tidak Gulf ketahui bahwa Singto dan Kriss mengintip dari celah pintu kamar. "Kita tidak salah pilih orang, Sing" Mereka saling melirik lalu melakukan tos.
"Tentu saja! Teman siapa dulu" Sombong Singto.
"Kenapa kau tidak beritahu kalau Gulf anak kepala polisi, hah?"
"Dia suruh aku merahasiakannya. Jadi, sebagai teman yang baik, aku rahasiakan"
Menggelengkan kepala. "Kau ini"
"Yuk pergi. Aku sudah lapar. Kita makan malam direstaurant dekat sini saja"
"Hmm" Menutup rapat pintu kamar dan pergi begitu saja.
¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Keesokkan Harinya,,
.
Gulf masuk ke Apartment Kriss dengan perasaan sedikit gugup, berpikir Mew akan marah padanya karena sudah memeluknya kemarin. Namun, semua itu diluar ekspektasi Gulf karena ternyata, Mew melupakan semua yang terjadi selama dibawah pengaruh obat perangsang.
Di sisi lain, Mew sedikit bernafas lega ketika Kriss mengatakan bahwa Vegas gagal melakukan 'itu' padanya karena Gulf datang tepat waktu untuk menolong, sekaligus memberitahu bahwa rencana penangkapan Vegas yang disusun sedemikian rapi oleh Kriss, Singto, Gulf, dan Ayahnya yang menjabat sebagai Kepala polisi, berjalan sukses. Melirik Gulf, "berguna juga kau" Tidak sadar tersenyum, membuat Gulf sedikit terpesona padanya.
"Terima kasih atas pujiannya aktor kesayangan Bangkok, Mew Suppasit" Ejek Gulf.
"Geli dengarnya" Sarkas Mew lalu menyuapkan chiki ke dalam mulut.
Hari ini Kriss sengaja meliburkan Mew kembali untuk istirahat karena insiden itu. Beruntung sang sutradara film Ocean mengerti dan menyetujui cuti Mew dalam 3 hari ke depan.
"Tidak ada hadiah untukku setelah menyelamatkan aktor terkenal, Mew Suppasit?" Goda Gulf kemudian smirk kecil.
Melirik Gulf kembali, "katakan, mau hadiah apa?"
"Mobil dan rumah"
",,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,," Shock sampai mematung ditempat. Tiba-tiba ia bangkit berdiri lalu berjalan ke lantai 2 dimana kamarnya sendiri berada.
Menyesal, *apa aku salah bicara?*
10 menit kemudian, Mew kembali turun lalu menaruh sebuah rumah barbie dan mobil mainan ke tangan Gulf yang kebetulan terbuka. "Lunas" Berlalu ke sofanya kembali.
Melirik 2 benda di tangannya secara bergantian, *kalau mobil mainan sih masih oke lah, ya? Dan apa ini? Kenapa dia bisa ada rumah barbie?* Melirik Mew dengan tatapan horor. *J--Jangan-jangan, dia-----"
"Rumah barbie itu aku dapatkan dari fans. Jangan salah paham" Ujar Mew tanpa melirik ke arah Gulf.
"Oh" Bernafas lega dan kembali melotot, *eh???!!! Kenapa fans bisa kasih dia rumah barbie?*
"Aku pernah salah ucap di salah satu acara. Tadinya aku bilang mau rumah untuk kelinci ku pada saat itu, tapi malah mengatakan rumah barbie" Ujar Mew.
"Kenapa dia bisa tahu apa yang ku pikirkan?" Cicit Gulf dalam kebingungan.
.
TING TONG
.
Bunyi bel menggema dalam heningnya ruangan.
"Siapa?" Mew bangkit berdiri dari sofa lalu berjalan menuju pintu, diikuti Gulf yang sudah siap siaga dibelakangnya.
.
CEKLEKK
.
Mengintip di balik pintu, diikuti Gulf di atas kepalanya. "Cari siapa?" Tanya Mew. Pria itu memakai masker dan topi yang menutupi sebagian wajah.
Pria itu hanya tersenyum lalu menyodorkan bucket bunga yang ia pegang pada Mew. "Untukmu"
Gulf merampas bucket bunga lebih dulu sebelum sempat disentuh oleh Mew. "Kau siapa?!" Menatap tajam.
Pria itu malah mendekat ke telinga Mew lalu berbisik, "kau makin cantik saja, Mewnie" Seketika lari dengan cepat.
"HOI-- TUNGGGUUUUUUUU!!"
"Hah---" Mew mematung di tempat. Memegangi dadanya yang berdebar cepat secara tiba-tiba.
Gulf melirik ke arah dimana pria itu pergi dan Mew secara bergantian. Gulf ingin bertanya, tapi ia urungkan setelah melihat wajah Mew yang masih shock. "Ayo masuk" Menarik tangan Mew perlahan ke dalam dan saat hendak melangkah, kaki Mew menginjak sebuah surat. Mew menunduk untuk mengambil surat tersebut lalu membacanya pelan-pelan.
---------------------
I miss you, Dear.
Sudah 2 tahun, benar?
Aku akan kembali
Bright Vachirawit
--------------------
Surat langsung jatuh ke lantai dengan bebasnya karena sang pemegang surat kembali shock untuk yang kedua kali. Tubuhnya seketika tegang saat itu juga, diikuti sakit kepala.
Gulf khawatir sekaligus penasaran isi surat itu sampai membuat Mew ketakutan. Ia pun meraih surat di lantai lalu membacanya. "Dia siapa?" Tanya Gulf.
",,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,"
"Mew??"
"M--Mantanku"
"APA??!" Kaget.
.
Di sisi lain, seorang pria duduk santai di sebuah tempat yang gelap. Memandang lurus ke depan, selurus cintanya pada Mew. "Kau semakin manis dan cantik" Menjilat bawah bibir. "I'll be back, just for you, babe"
END
Jangan lupa VOTE😈
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top