MY MUA 06
Pukul 11:50
.
Mew mondar mandir layaknya setrikaan saat menunggu Gulf yang sejak dari tadi belum menyelesaikan pemotretannya. "Masih lama gak ya? Duh, sudah jamnya makan siang. Mana sudah janji sama Phi Joss" Melirik jam tangannya sambil gelisah.
Seseorang menepuk pundak Mew dari belakang, membuat Mew terkejut. "Hoi, Nong. Daritadi Phi perhatikan kamu kayak gelisah gitu. Ada apa?"
"Ouih,, Phi Tom. Phi hampir membuat jantungku pindah ke perut" Mengusap dadanya, sedangkan Tom hanya cengar-cengir. "Mew lagi tunggu Phi Gulf selesai pemotretan, tapi sepertinya masih lama. Sedangkan Mew sudah janji pada Phi Joss mau makan siang dengannya sebentar lagi"
"Joss?" Mew mengangguk. "Kau menerima ajakkan makan siangnya?" Mengangguk sekali lagi. "Kenapa kau menerimanya?"
"Hah?" Menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Maksud Phi?"
Melirik kanan kiri lalu mendekat ke telinga Mew. "Kau tidak dengar desas desus buruk tentangnya yang seorang pemerkosa?"
Membelalakkan matanya lebar. "Apa?!" Menutup mulutnya saking shock. "Phi, kau dengar itu dari mana? Phi sudah pastikan berita itu benar atau tidak? Jangan sampai nanti jatuhnya fitnah, Phi"
Mulai kesal. "Yak, bocah. Desas desus itu sudah lama ada jauh dari sebelum kamu masuk. Juga sudah menyebar di antara staff. Jadi, yang harusnya dipertanyakan, apakah kamu masih tidak mempercayainya?" Membuka kancing atas kemejanya karena mulai kepanasan. "Phi hanya tidak mau hal buruk terjadi padamu. Apalagi kamu anak magang baru disini dan kelihatan polos serta mudah diperdaya" Mengusap kepala Mew yang mulai menunduk mencerna semuanya. "Kamu pernah dengar berita tentang pembunuhan anak remaja berusia 17 tahun di gedung ini 2 tahun yang lalu?"
Menatap mata Tom. "Mew pernah dengar. Apa,, itu,,,"
Mengangguk. "Itu benar" Mengusap wajahnya. "Apakah di berita itu menjelaskan kronologi atau alasan kenapa anak itu bisa tewas?" Mew menggeleng. "Dengar baik-baik" Melirik kanan kiri sekali lagi. Menangkap kedua lengan tangan lalu menatap mata Mew dengan wajah seriusnya. "Anak itu tewas karena diperkosa dan dibunuh oleh --- "
"Sedang apa kalian disini?"
Melepas pegangan tangannya di lengan Mew lalu berbalik menghadap Joss. "Selamat siang, Bos" Menunduk hormat, diikuti Mew.
Joss mengangguk sebagai jawaban. Mulai berjalan mendekati Mew dan Tom. "Bukankah kau harusnya membantu Jennie di gedung sebelah? Untuk apa kau disini?" Menunjuk Tom.
"Ahh,, saya sedang mengambil sesuatu disini dan kebetulan saya bertemu dengan Mew. Jadi saya sedikit memberi arahan kepadanya" Melirik jam tangan. "Ah,, Saya harus segera pergi sebelum Jennie mencariku. Permisi" Langsung berlalu.
Mew masih melamun dan jadi penasaran dengan ucapan Tom yang terpotong. "Mew? Kau baik-baik saja?" Menepuk pipi tembem Mew.
Tersadar dari lamunannya. "Ahh,, iyaa, Phi? Ah,, maaf. Mew sedikit melamun tadi heheh,, tadi Phi bicara apa? Oh ya, Phi kenapa ada disini?"
Mengusap kepala Mew. "Kan kamu sudah janji mau makan siang bareng sama Phi. Kamu lupa?" Cemberut. "Phi, sudah menunggumu dari tadi. Tapi kamu tidak datang-datang, Phi khawatir dan menyusulmu kesini"
"Maaf, Phi. Mew minta maaf" Terus membungkuk. "Phi Gulf belum selesai pemotretan, jadi Mew belum bisa meninggalkannya, Phi" Merasa bersalah.
Joss melirik ke arah Gulf yang sedang duduk di sebuah kursi, yang kebetulan sedang menatap tajam kearahnya. Menaikkan sudut bibir lalu melirik Mew kembali, "kurasa, tidak apa meninggalkannya sebentar untuk makan siang, Mew"
"T--tapi, Phi Jenie bilang agar Mew tidak meninggalkan Phi Gulf sebelum pemotretan selesai, Phi" Memainkan ujung sweaternya.
"Tidak perlu khawatir. Phi yang akan suruh Jennie untuk menggantikanmu disini selama kita makan siang. Jadi, ayo pergi. Phi sudah lapar"
"T--tapi,,, tapi,,,,," Belum selesai Mew bicara, tangannya sudah ditarik oleh Joss. Mau tak mau, Mew melangkah, mengikuti kemana Joss menariknya.
Gulf yang memperhatikan mereka dari jauh langsung panik dan saat hendak berdiri untuk mengejar Mew, sang photographer sudah lebih dulu menghalanginya. "Mau kemana Gulf? Ini sudah hampir selesai. Kau tidak bisa meninggalkannya ditengah-tengah"
"Phi, aku ijin sebentar saja. Nanti aku balik la--"
"Tidak bisa. Phi masih ada banyak kerjaan ditempat lain. Kembali duduk dan selesaikan pemotretan ini" Kembali mengarahkan kamera ke arah Gulf.
*Sialan* Tangannya terkepal kuat dan rahangnya mengeras. Mau tak mau, Gulf kembali berpose didepan kamera. Ia harus segera menyelesaikan ini dan mengejar Mew.
.
.
.
"Whoooaaaa,,,, ruangannya besar sekali, Phi" Melongo.
"Mau lihat-lihat?"
Menatap mata Joss. "Bolehkah?" Tanyanya dengan wajah berseri-seri. Joss menatap manik indah Mew sebentar lalu mengusap pipi tembemnya. "Kenapa tidak?" Tersenyum. "Mari Phi tunjukkan ruangan lainnya" Menarik lembut pergelangan tangan Mew.
"Disini, ada ruangan untuk Phi atau keluarga Phi istirahat"
"Dan ini, toiletnya. Hanya itu saja yang bisa Phi tunjukkan padamu" Melirik Mew.
Mew tidak menjawab karena matanya masih fokus, menggagumi keindahan serta kemewahan toilet tersebut. *Toilet ini, seluas kosanku. Rasanya seperti selama ini tidur di toilet. Orang kaya memang beda* Sedih.
"Mew?" Menangkap wajah Mew dengan kedua tangannya.
Tersadar. "Ya, Phi?"
"Kamu kenapa?"
"Tidak apa-apa, Phi. Mew,, hanya terpesona dengan ruangan mewah Phi hehehe,,," Memamerkan gigi rapinya.
Tersenyum. "Kamu suka dengan ruangan mewah ini?" Mew mengangguk sebagai jawaban. "Kamu juga bisa memilikinya" Jarinya mulai mengusap halus pipi tembem Mew.
Menautkan alisnya. "Eh?" Bingung. "Maksud, Phi?" Perlahan, Joss mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Mew. "Phi,, tunggu. Ini,, ini terlalu dekat" Menahan dada Joss dengan kedua tangannya. Mew terus mundur hingga punggungnya menabrak dinding toilet. Joss mulai menempelkan badannya pada Mew, membuat Mew makin panik hingga gemeteran. "Phi,, apa yang Phi lakukan? Berhenti,, tolong,, berhenti, Phi" Masih berusaha mendorong Joss agar menjauh.
Tangan kanan Joss melepas topi dan kalung yang dipakai Mew lalu membuangnya ke sembarang arah. Mendekat ke telinga Mew dan berbisik, "kamu bisa memiliki semua yang Phi punya, tapi dengan satu syarat" Mencengkram dagu Mew dengan lembut untuk menatap matanya. "Jadilah milik Phi seorang. Jangankan ruangan ini, bahkan semua harta yang Phi miliki, akan Phi serahkan padamu. Bagaimana?" Menyeringai.
Mew terkejut dengan perkataan yang dilontarkan Joss padanya. Langsung menggeleng dengan cepat. "Tidak mau! Mew masih normal, Phi. Tolong lepaskan Mew,, hikss,,kumohon" Mulai ketakutan.
Cengkraman Joss pada Mew tiba-tiba menguat, "Apa maksudmu? Jadi kau pikir, Phi tidak normal karena menginginkanmu jadi milik Phi. Begitu, huh?"
"T--tidak,, bukan begitu maks---MMMPPPHH?!" Tanpa basa - basi, Joss langsung melumat habis bibir dan lidah Mew. Menyesapnya hingga ke titik terdalam, menjamah seluruh area rongga mulut Mew tanpa terkecuali. Libido Joss sudah sampai puncak karena terus menahannya dari tadi, membuatnya tampak sangat kelaparan saat ini. Mew terus menggelengkan kepalanya agar tautan Joss padanya terlepas. Namun, Joss mendominasi ciuman sangat kuat, membuat wajah Mew sampai mengadah keatas. Mew berusaha melakukan apapun yang ia bisa. Memukul, menendang, bahkan mendorong, namun tidak membuat Joss mundur sedikitpun. Tangan Joss mulai membuka paksa sweater & celana yang dipakai Mew hingga menyisakan boxer. Mulutnya sibuk menyedot habis area mulut, leher, hingga pentil Mew. Mew menangis sejadi-jadinya, tak mengira hal seperti ini akan terjadi padanya. Mew sudah berteriak minta tolong, bahkan sampai suaranya habis, namun ruangan ini seakan menyedot gema suaranya hingga tak terdengar sampai keluar.
"Lebih baik kamu simpan suara merdumu, manis. Karena percuma saja kamu terus berteriak seperti itu. Tak ada seorang pun yang akan mendengarnya dari luar. Saatnya bersenang-senang" Menjilat bawah bibirnya lalu menggendong Mew di bahu dan membantingnya di bath up karena Mew terus memberontak. Tanpa disadari, kepala belakang Mew membentur kepala bath up cukup kuat. Mew yang sangat ketakutan, belum sepenuhnya merasa sakit yang akan ia rasakan sebentar lagi.
"PERGIII,,, HIKKKKKSSSS,,, TOLONGGGG!!!!! TOLONG SAYA HIKKKKKSSSS,,,, JANGAN SENTUHH SAYA,,, HIKKKKKSSSS,,, UHUKKK,,, PERGIIII KAU!!" Berusaha keluar dari bath up, namun tubuhnya ditahan oleh kaki kekar Joss.
Joss menatap tubuh putih mulus Mew dengan tatapan lapar. Kedua tangannya membuka pakaiannya sendiri hingga tersisa boxer. Mengambil sebuah botol berisi cairan merah seperti darah namun kental dan manis seperti madu, menuangkannya ke tubuh Mew hingga habis lalu membuang botol tersebut ke sembarang arah. "Selamat makan" Mulai menjamah seluruh tubuh Mew lagi dan lagi dengan kasarnya. Tidak hanya meninggalkan bekas jilatan, melainkan gigitan dan juga luka sobekan kuku saking 'lapar' nya ia.
"TOLONG HENTIKAN,,, PHI,, HIKKKSSS,,, SAKIIIITTT,,, HIKKKKKSSSS,,, AKU MOHONNN HENTIKANNN!!!!" Joss sama sekali tidak menanggapi permohonan Mew.
Tangan kanannya mulai membuka paksa boxer yang dipakai Mew, sedangkan tangan kirinya menjambak rambut Mew dengan kuat hingga wajahnya mengadah keatas sambil berbisik, "Ikuti perintahku. Dengan begitu, kau akan tetap hidup" Tersenyum mengerikan dimata Mew.
To Be Continue,,,,
Jangan lupa Vote & Comment ya!
Thank You💀
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top