MY MUA 02
"Kenapa kau seperti itu, Gulf?"
"Maksudnya?" Menatap kaca sambil menghapus foundation dengan kapas.
"Kau tau maksudku" Menatap Gulf datar.
Menghela nafas. "Itu pelajaran untuknya karena sudah tidak hormat padaku tadi di dekat lift"
"Dia pasti tidak sengaja melakukannya, Gulf. Lagipula aku lihat dia sangat terburu-buru tadi"
"Jadi Phi membelanya sekarang? Phi ini manajernya siapa sih?" Menatap tajam.
.
Ccceekklleek
.
"Selamat siang, Gulf"
"Siang, Phi. Langsung saja dandani aku" Menutup mata.
Melirik sekeliling sambil mendekati Gulf. "Apakah saat kau masuk tadi, tidak menemukan seseorang disini?"
Membuka mata. "Ketemu"
"Lalu, dimana dia? Apa dia tidak mendandanimu?"
"Pergi menangis sambil mengadu ke orang tuanya mungkin" Mengendikkan bahu.
"Maksudmu?"
"Phi tahu betul kan kalau aku tidak suka dipegang oleh orang yang masih amatir sejak lama? Jadi aku langsung memarahinya dan dia pergi sambil menangis" Ucapnya dengan tenang.
Menggelengkan kepalanya, sedikit menyesal membiarkan anak baru itu langsung memegang Gulf di hari pertama. Pasti saat ini dia sangat terkejut karena baru melihat sifat asli dari seorang Gulf Kanawut. MUA itu pun mulai mendandani Gulf dengan terampil nya karena sudah terbiasa.
"Selesai" Merapikan alat makeupnya. Gulf pun langsung beranjak menuju tempat pemotretan.
Di sisi lain,,,
Mew masih terus menangis. Melampiaskan kekesalannya di dalam toilet yang sepertinya jarang didatangi penghuni kantor karena berlokasi di ujung koridor. "Hikkss,,,, hikkss,,," Menutup wajahnya dengan kedua tangan sambil berjongkok. "Tampan tapi kayak ibliss,, issssshhhh,,, ngeselinnnn!!" Memukul wastafel. "Aku gak mau ketemu dia lagiii,,hikkss,,,aku tahu,, hikkss,, aku tahu kalau aku tidak terampil,, tapi,, apa harus dia berkata seperti itu didepanku?!" Mengepalkan tangannya.
.
Ddrrrttt dddrrrttt
.
Meraih ponsel dan melihat nama ibunya tertera di layar , membuat Mew buru-buru menghapus air matanya dan menahan tangisannya sebelum menjawab panggilan. "Halo, Mae?"
"Mew! Bagaimana hari pertamamu disana nak? Apakah menyenangkan? Apakah orang-orang disana baik padamu?"
Mew terdiam beberapa saat, "mereka semua baik padaku, Mae"
"Benarkah? Wah,, Mae jadi lega" Mew tersenyum mendengarnya. "Mew? Kamu nangis?"
Mew tahu ibunya sangat peka dan mencoba cari alasan. "Mew nangis bahagia Mae, diterima & kerja di tempat yang Mew idam-idamkan dari dulu" Bohong Mew.
"Ahh,, begitu. Baiklah. Apakah Mae mengganggumu, nak? Kalau begitu kembalilah bekerja. Lakukan yang terbaik agar boss mu senang, nak. Siapa tau kau akan diberi bonus olehnya hahaha"
Tersenyum. "Ya, Mae. Mew akan melakukan semua yang Mew bisa untuk menyenangkan mereka. Siapa tahu mereka senang dengan apa yang ku lakukan dan memanggilku nanti untuk bekerja dengan mereka kembali saat aku lulus"
"Benar. Anak Mae cerdas sekali. Kalau begitu Mae tutup dulu ya telfonnya. Mae tidak mau ganggu jam kerja kamu. Nanti malam hubungi Mae lagi ya"
"Ya, Mae. Bay-bay"
Tutt tuttt tuttt
Menatap sendu layar ponselnya. "Setidaknya aku harus bertahan selama 2 bulan disini untuk menyelesaikan magangku dan keluar secepatnya" Menghapus air matanya kasar lalu bangkit berdiri. Karena kelamaan jongkok, lututnya menjadi lemas dan hampir mencium lantai jika tangan seseorang tidak dengan cepat menangkapnya. Reflek menutup mata dan tidak merasakan benturan apapun pada tubuhnya. Membuka matanya kembali dan terkejut melihat seorang pria berwajah tampan serta memakai setelan jass yang sangat rapi, menangkap tubuhnya sambil menatap matanya dengan intents. Mereka pun bertatapan cukup lama sampai Mew tersadar dari lamunannya lalu membenarkan posisi berdirinya. "Terima kasih sudah menolongku" Menunduk hormat berkali-kali.
*Anak ini kan yang tadi menabrakku di lift? Betapa beruntungnya bisa bertemu lagi disini* Mengangkat sudut bibirnya. "Tidak apa, Nong. Santai saja" Mengeluarkan senyum pesonanya. "Kau ada keperluan apa disini, Nong? Apa kau salah satu staff disini? Tapi aku baru pertama melihatmu" Menaikkan sebelah alisnya.
"Perkenalkan, nama saya Mew Suppasit, staff magang bagian asisten MUA di Waanjai Corp. Ini adalah hari pertama saya bekerja disini. Mohon bantuannya" Mengucapkan kalimat formalnya lalu kembali menunduk hormat.
"Ahh,, pantas aku baru melihatmu hari ini" Menyodorkan tangannya ke depan Mew. "Perkenalkan, nama saya Joss Wayar. PENERUS Waanjai Corp dimasa depan" Menekankan kata 'PENERUS' untuk menarik perhatian Mew.
Membelalakkan matanya. "Ahh,, salam hormat dariku, Pak Joss" Menerima sodoran tangan Joss dengan sopan dan segera melepasnya.
Tangan kanannya mengusap rambut Mew dengan lembut. "Tidak perlu formal seperti itu saat berdua denganku. Panggil aku Phi saja. Aku belum tua"
"Ahh,, baik, Phi Joss" Tersenyum sambil memamerkan gigi rapinya, membuat Joss menatapnya tanpa bergeming sedikitpun.
Tangannya menyentuh pipi tembem Mew tanpa aba-aba, membuat Mew terkejut. "Ehm,, Phi?"
Tersenyum, "ada cream di pipimu" Menunjukkannya ke depan wajah Mew.
"Ah, benar" Mengecheck wajahnya di kaca toilet. "Terima kasih sekali lagi, Phi. Phi jadi banyak membantuku hari ini"
Mengangguk. "Sama-sama"
"Mew permisi dulu, Phi. Takut Phi Jennie mencariku"
"Ahh,, baiklah. Semangat Mew. Kalau ada yang membuatmu tidak nyaman, katakan saja pada Phi" Mew mengangguk ceria sebagai jawaban dan berlalu keluar dari toilet. Joss terus menatapnya hingga punggung Mew menghilang dari pandangannya.
.
"Mew! Kau dari mana saja? Phi cariin dari tadi" Tanya Tom, salah satu asisten Jennie.
"Maaf, Phi. Perut Mew daritadi sakit, hehehe" Bohongnya.
"Baiklah. Lupakan. Sekarang kau pergi touch up wajah Gulf pakai bedak tabur ini. Kalau dia tanya soal Phi Jennie, bilang padanya kalau Phi Jennie sedang sibuk" Menyodorkan bedak tabur ke tangan Mew.
"Apa? Gulf? Phi, bisakah aku yang me-------"
"Sekarang, Nong. Gulf sedang menunggumu di ruangan sebelah sana. Dah" Melambaikan tangan dan berlalu, sedangkan Mew beku ditempatnya.
"Duhh,, kenapa harus dia lagi sih? Issshh,," Berjalan sambil menggerutu hingga sampai ke depan pintu ruangan yang ditunjuk. Menghela nafas sebentar lalu membuka knop pintu.
"Phi, kenapa lama sekali? Sebentar lagi aku ak-------KAU?!" Kaget saat melihat Mew lah yang masuk ke ruangannya.
Mendekat ke arah Gulf. "Aku akan membantu Phi untuk touch up"
"Tidak perlu! Aku mau Phi Jennie saja yang melakukannya untukku. Aku tak suka orang amatir sepertimu menyentuh wajah mahalku. Kau dengar?"
Tangan Mew mulai gemetar dan hatinya mulai terasa perih untuk yang kedua kalinya setelah mendengar ucapan Gulf. "Phi Jennie sibuk dan memintaku untuk meng-touch up wajahmu, Phi! Kalau Phi tak suka aku melakukannya, Phi lakukan saja sendiri!" Menyodorkan bedak tabur ke tangan Gulf dengan kasar. "Permisi, Tuan cerewet" Menatap tajam Gulf dan berlalu keluar.
"Brengsek!! Berani-beraninya anak itu menghinaku" Mengepalkan tangannya kuat. "Lihat saja. Akan kubuat kau tidak betah disini, sialan" Menatap tajam ke arah pintu dimana Mew barusan keluar.
To Be Continue,,,
Jangan lupa Vote & Comment ya!
Thank You 🐺
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top