MIAU! 02
Pukul 00:05,,
.
"Ugh,, haus-nyan. Manusia tadi hanya memberiku makan, tapi tidak dengan minuman-nyan" Duduk di sofa sambil merenggangkan badannya.
Perlahan berjalan, menyusuri apartement mewah tersebut untuk mencari sumber air.
Matanya terus melirik kanan kiri dan setiap sudut interior apartement tersebut. Mulutnya menganga lebar karena takjub akan keindahan yang disuguhkan di hadapannya.
"Tempat ini luas sekali-nyan. Aku harus cari sumber airnya kemana-nyan?" Menggaruk lehernya yang tidak gatal.
Matanya terus melirik kedepan, hingga tak sadar kakinya tersenggol meja, membuat vas bunga kaca terjatuh ke lantai dan pecah.
.
BRRUGHHHH
PPRRAAANNKKKK
.
Gulf bangun dari tidur nya karena mendengar suara berisik.
"Shiaaa----suara apa itu?" Mengusap wajahnya.
Membuka matanya lebar-lebar, "apa ada maling?" Langsung bangkit berdiri dan keluar kamar sambil membawa gagang baseball.
Ia mulai menuruni anak tangga perlahan tanpa suara. Dan saat sampai dibawah, dirinya dikejutkan dengan kehadiran seorang pria, duduk di lantai sambil meringis kesakitan. Posisi pria itu membelakangi Gulf, jadi Gulf tidak dapat melihat wajahnya. Namun anehnya, Gulf melihat ada sepasang kuping kucing di kepala pria tersebut.
"Ughhh,, hiksss,, hikss,, sakit sekali-nyan. Kenapa benda ini keras sekali-nyan. Hikss---" Merintih kesakitan sambil memegangi kaki.
"SIAPA KAU? KENAPA BISA MASUK KE APARTEMENKU?" Suara Gulf mengagetkan pria didepan nya.
Dengan cepat pria tersebut menghapus air mata, bangkit berdiri lalu berbalik, menghadap ke sumber suara.
Gulf sangat terkejut melihat pria didepannya yang saat ini menatapnya sambil tersenyum.
"Tuan sudah bangun-nyan" Terus tersenyum sambil menggoyangkan ekornya.
Gulf terus menatap wajahnya tanpa berkedip. "Manis"
"Tuan, Aku haus-nyan. Dimana sumber air terdekat di tempat ini-nyan?" Memiringkan kepala diakhir pertanyaannya, membuat kesan imut di mata Gulf.
Tersadar dari lamunannya, "Kau siapa? Kenapa bisa masuk kesini?"
"Aku?" Menunjuk diri nya sendiri, terkesan imut seperti anak kecil yang polos.
"Aku kucing jalanan yang tadi Tuan bawa pulang-nyan" Menjilat punggung tangannya.
Walau wujudnya sekarang tampak seperti manusia, namun perilakunya tetaplah seperti kucing.
"Dimana sumber airnya-nyan? Aku haus sekali" Berhenti menjilat punggung tangan lalu menatap mata Gulf dengan ekspresi sedih.
"Eee---sumber air?" Berpikir sebentar.
"Oh, tunggu di sini" Berlalu ke dapur dan tak lama kembali dengan segelas air ditangannya.
"Minumlah" Menyodorkan gelas tersebut ke depan wajah dan diterima olehnya.
"Kalau boleh tahu, siapa namamu?"
"Aku tidak punya nama-nyan" Meminum air dengan memasukkan lidah, persis seperti saat dia menjadi kucing.
"Tunggu! Bukan begitu cara kau minum. Terlihat sangat aneh sekali" Menepuk keningnya.
Gulf kembali ke dapur dan membawa segelas air.
"Ikuti caraku minum" Mulai mengangkat gelas dan di arahkan ke depan mulut, memasukkan air ke dalam mulut kemudian meneguknya perlahan.
"Begitu caranya. Kau mengerti?"
Mengangguk pelan lalu mengulang apa yang Gulf lakukan & berhasil.
"Seperti ini cara manusia minum-nyan" Tersenyum senang hingga matanya menyipit.
Gulf terus memperhatikan wajahnya. Terlihat sangat manis dan cantik untuk seorang pria.
"Kalau kau tidak punya nama, bagaimana kalau aku memberimu nama?"
Pria manis itu langsung berbinar-binar.
"Aku mau!! Aku mau!! Karena anda adalah Tuan ku, maka anda berhak memberiku nama-nyan"
"Hmmm, bagaimana kalau Miunie? Kau suka?"
"Namaku--Miunie?"
"Aku suka!! Aku suka!! Asik, sekarang aku punya nama-nyan! Namaku Miunie!!" Bangkit berdiri dan melompat - lompat senang membuat Gulf menorehkan senyum ketika melihat tingkah nya.
Mata Gulf secara tidak sengaja melirik ke bawah dan terkejut karena Miunie tidak memakai celana. Hanya kemeja panjang yang menutupi pahanya dan jaket.
"Tahan! Kenapa kau tidak memakai celana, Miunie?"
"Celana itu apa-nyan?" Memiringkan kepalanya sambil menatap Gulf.
"Celana itu seperti ini" Menunjuk celana yang dipakainya.
"Ohh benda itu. Aku tidak suka. Benda itu membuat ekorku sakit-nyan" Menyilangkan tangan di depan dada lalu memonyongkan bibirnya.
*Untung saja kemeja itu panjang hingga ke pahanya. Kalau tidak, aku pasti tambah stress melihat adik kecilnya ke mana-mana* Menggelengkan kepala.
Saat pertama kali melihat Miunie, Gulf sedikit takut karena tampilannya yang setengah manusia dan setengah kucing. Tapi ternyata dia tidak semenakutkan itu. Justru tampilannya sekarang menjadi tampak imut dimata Gulf.
Gulf jalan ke arah sofa. Menempelkan pantatnya di sofa empuk itu dan menepuk - nepuk tempat kosong disebelahnya.
"Duduk disini, Miunie" Miunie menghampiri dan duduk, sesuai dengan perintah Tuannya.
"Ku harap kau mau menjelaskan siapa dirimu yang sebenar nya sebelum aku benar-benar memeliharamu di sini"
"Aku hanya kucing jalanan biasa-nyan. Saat menjelang pagi, aku berubah menjadi kucing dan akan kembali menjadi seperti ini saat tengah malam-nyan" Wajahnya tampak bertambah imut berkali-kali lipat saat menjelaskan.
Gulf terus menatap wajahnya tanpa berkedip.
Gulf tipikal orang yang sangat tidak tahan dengan keimutan. Sejak awal, dia bukan seorang Gay. Tapi entah mengapa hanya dengan melihat Miunie, membuat libido Gulf terus naik. Dirinya ingin sekali menerkam pria didepannya saat ini juga.
"Tuan? Apakah Tuan mendengarkan penjelasanku-nyan?" Wajah Miunie hanya berjarak 10CM dari wajah Gulf.
Gulf langsung tersadar dan mendorong mundur pelan Miunie untuk sedikit menjauh dari wajahnya. "Aku ke kamar dulu. Kau tidurlah. Besok kau ikut denganku lagi ke kantor karena disini tidak ada yang merawatmu" Mengusap rambut Miunie dan berlalu ke kamarnya.
"Manusia itu tidak buruk juga-nyan" Kembali menjilat punggung tangannya dan merebahkan tubuhnya di sofa. Karena tak bisa tidur, Miunie memainkan ekornya hingga tertidur.
Di kamar, Gulf terus merutuki adik kecilnya yang terbangun.
"Shiaaa! Kau benar-benar tak tahu malu! Hanya dengan keimutan wajahnya, membuatmu bangun, huh?" Mengusap wajahnya kasar. Gulf pun menuntaskan urusannya terlebih dahulu agar bisa kembali tidur.
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Keesokkan Paginya,,,
Pagi - pagi sekali, Gulf sudah bersiap dengan jasnya. Melihat ke arah sofa, dimana Miunie sudah berubah kembali wujudnya menjadi kucing.
"Dia benar-benar kucing jadi-jadian atau aku hanya bermimpi semalam?" Menautkan alisnya sambil menatap kucing yang masih tertidur dengan nyenyaknya.
"Tuan, sarapan sudah siap" Ucap sang koki pribadi yang datang setiap pagi ke apartement Gulf hanya untuk membuatkan sarapan.
"Hmm" Berlalu ke meja makan.
"Di sofa ada makanan kucing. Tolong tuang ke piring dan berikan pada kucing yang masih tidur di sofa itu sekarang"
"Baik, Tuan" Berlalu dan melakukan sesuai perintah Tuan nya.
Miunie bangun dari tidurnya karena mencium aroma enak makanannya. Merenggangkan badan lalu memakan makanan nya dengan lahap, cuek dengan mata Gulf yang terus melirik kucing itu dengan intens sambil memikirkan pria manis yang dilihat semalam memang kucing itu atau hanya mimpi.
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Selesai sarapan, Gulf menggendong Miunie di tangan kanannya. Membawanya ke mobil dan menuju kantor. Gulf tidak membawa makanannya karena ia sudah memesan makanan kucing untuk stock di kantor melalui online.
Sesampainya di kantor, seperti biasa para staff yang bekerja disana berdecak kagum. Boss nya selalu tampil sangat tampan setiap harinya. Setiap pagi dan setiap istirahat, mereka selalu mengintip Gulf di ruangannya.
Gulf tahu namun membiarkan mereka asal tidak sampai menganggu ketenangan nya.
Staff disana terkejut saat melihat kucing hitam putih di tangan bos mereka karena yang mereka tahu, boss mereka itu sangat tidak suka bulu hewan. Dan kenapa sekarang tiba-tiba membawa seekor kucing ke kantor? Kucing itu pun menjadi perbincangan panas diantara mereka.
Gulf membawa Miunie ke ruang kerja dan menaruhnya di sofa. "Kau diam disini. Jangan nakal dan jangan lari-lari di kantor ini ya" Mengelus kepala Miunie.
"Miau,,, = kalau aku ingat-nyan" Duduk sambil menjilat paw nya.
.
Tokk tokk tokkk
.
"Masuk!"
.
Ceeklekk
.
"Tuan, rapat akan diadakan 5 menit lagi"
"Hmm" Mengangguk.
"Saya permisi" Berlalu setelah memberi hormat.
Melirik kucing. "Aku pergi dulu, Miunie. Jangan kemana-mana" Berlalu meninggalkan ruangan menuju ruang meeting.
"Hooooaaaaaammm!! Aku bisa bosan kalau hanya menunggu manusia itu di ruangan ini terus-nyan" Berbaring dan menutup matanya.
.
CEKLEKK
.
Langsung membuka pintu dan masuk seenaknya ke dalam ruang kerja Gulf. "Loh, ruangannya kosong? Dia kemana?" Melirik ke setiap sudut ruangan. Mata nya secara tidak sengaja melirik ke arah kucing yang sedang berbaring nyaman di sofa.
"Kok bisa ada kucing disini? Husssss,, husssss,, bikin kotor saja"
Miunie membuka matanya dan menatap wanita itu, "ihh apasih manusia ini? Dia mengusirku-nyan?" Menatap tajam.
"Pergi kau, kucing jelek. Kau membuat sofa itu kotor dengan bulumu. Kau pasti masuk karena tadi pintu terbuka. Karena sangat tidak mungkin Gulf memeliharamu, aku sangat tahu kalau Gulf tidak suka dengan hewan" Mengangkat kucing itu dan membuangnya di luar pintu.
Karena kesal dibilang kucing jelek, Miunie menyakar tangannya saat jaraknya masih dekat, membuat wanita itu berteriak kesakitan.
*Manusia ini menyebalkan sekali-nyan. Walau aku kucing, aku masih punya harga diri-nyan,, huft* Mulai berjalan berlenggak lenggok turun dari tangga dan keluar meninggalkan kantor itu.
To Be Continue,,,
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top