IDOL 09
BREAKING NEWS
AKTOR MUDA BERINISIAL MIU SUPPASIT MENGALAMI KECELAKAAN TUNGGAL, MENYEBABKAN AKTOR TERSEBUT MENGALAMI PATAH TULANG DI BEBERAPA BAGIAN HINGGA KOMA DI RUMAH SAKIT RYUKOSHIYEN.
Berita mendadak itu pun langsung viral dan menjadi trending nomor 1 di twitter.
Semua fans Miu yang biasa dipanggil Meowlions menjadi sangat khawatir karena idola mereka mengalami kecelakaan yang cukup parah.
Berita itu menarik perhatian dari banyak kalangan, tak terkecuali fans Gulf, Phiballs. Berita mengejutkan itu pun dengan cepat tersebar hingga ke rancah Internasional.
"Ehh,, ehh, lihat! Miu kecelakaan. Sudah pada tahu beritanya belum?" Menunjukkan layar ponsel ke hadapan teman-temannya.
Shock. "HAHH??? SERIUSSS???!" Meraih ponsel yang masih membuka situs salah satu channel yang memberitakan kondisi Miu dan tak lama tersenyum.
"Kenapa dia tidak mati sekalian, ya?" Sarkasnya.
"Masih diberi kesempatan hidup untuk tidak menyusahkan orang lain lagi, mungkin? Hahahahaha" Tertawa puas.
"Bisa jadi,, bisa jadi,," Membenarkan.
"Baguslah. Dengan begini, tidak ada yang menganggu Gulf ku lagi" Ujar Jane, salah satu yang ada di dalam kelompok tersebut.
"Tentu saja. Nona cantik ini lebih pantas untuk mendapatkan perhatian Gulf daripada si banci itu" Ujar salah satu wanita yang tak lain adalah sahabat Jane.
"Iyalah. Lagipula Gulf juga bukan Gay. Pasti Jane bakal mendapat Gulf seutuhnya"
Senyum Jane terus mengembang di wajah cantiknya seiring hinaan yang terus dilontarkan teman-temannya pada Miu. "Terima kasih. Jadi terharu. Aku sayang kalian semua" Memeluk manja kedua sahabatnya.
Sehari setelah mendapat kabar mengejutkan itu, shooting untuk episode special terpaksa diundur sampai waktu yang tidak ditentukan hingga terancam pada pembatalan karena salah satu dari pemeran utama yaitu Miu, masih terbaring koma.
🐦🐦🐦🐦🐦
2 Minggu Kemudian,,,
Miu masih terbaring dengan nyaman, seolah enggan untuk bangun kembali. Disampingnya terdapat seorang pria tampan berkulit cokelat, memandang kosong kearah Miu yang terbaring lemah tersebut.
Mengusap pipi Miu yang mengurus itu dengan lembut. "Nyenyak sekali, hm? Sampai kapan kamu akan terus tidur, Sayang?" Menatap dengan tatapan kosong. Jangan lupakan bawah matanya yang hitam seperti panda akibat tidak bisa tidur dimulai sejak Miu mengalami koma.
Rasa penyesalan seakan tidak membiarkan Gulf sedikitpun untuk beristirahat didalam kerisauannya.
"Phi rindu. Phi mau dengar suaramu lagi. Tawamu. Candamu. Tatapan matamu. Semuanya. Tolong, bangun, Miu--hiks" Terisak tetapi tidak ada air mata yang keluar. Kantung matanya kering sejak kemarin akibat terus menangis setiap malam memikirkan kondisi Miu.
Gulf sudah tidak peduli lagi dengan yang namanya karier atau apalah itu sampai-sampai ia nekat memblokir nomor manajernya, Best dan Gatick, selaku kepala agensi CH3 yang terus menerus menghubunginya untuk klarifikasi demi merawat Miu di rumah sakit, walaupun Mild terus saja mengusirnya lagi dan lagi.
Gulf tidak menyerah begitu saja. Apa yang Miu alami saat ini adalah hasil perbuatannya. Oleh sebab itu, Gulf mau bertanggung jawab penuh atas kondisi Miu sampai Miu sembuh, walau Gulf tahu Miu pasti tidak akan pernah mau memaafkan kesalahannya.
Apa boleh buat? Itu adalah resiko yang harus ia terima, suka atau tidak suka.
"Sayang"
CUP
Mengecup pipi yang kurus itu. "Bangun, na" Nada suara bergetar.
"Kalau kamu bangun, nanti Phi ajak kamu jalan-jalan. Kamu mau kita kencan ke taman hiburan, kan? Mengatakan pada dunia kalau kita ini sepasang kekasih, bukan? Hikss--" Menahan isakkan.
"Phi akan melakukan apapun asal---asal kan kamu bangun, Miu--hiksss,,, hiksss,," Menutup wajah dengan telapak tangan besar dan beruratnya.
"Gulf"
Gulf melirik ke arah suara dalam diam dengan sangat perlahan karena Gulf tahu siapa pemilik suara itu.
"Maaf tapi kamu harus segera pergi karena Mild sedang dalam perjalanan menuju ke tempat ini"
Gulf melirik Miu kembali, enggan untuk bergerak dari posisinya.
"Gulf?"
"Phi. Kumohon. Aku mau lebih lama lagi disini--hiksss,,," Menggenggam tangan kiri Miu dengan sangat erat, seolah tidak mau pergi dari sana.
Thamp menghela nafas lemah.
Sebenarnya Thamp kasihan pada Gulf. Tapi karena Mild sudah mengancam akan memecatnya jika membiarkan Gulf dekat-dekat dengan Miu seperti saat ini, membuat Thamp tidak punya pilihan.
"Gulf. Kamu tahu sendiri kalau Phi bisa dipecat kalau terus membiarkanmu disini. Phi harus cari kerja dimana kalau sampai itu terjadi? Phi mengerti posisimu, dan tolong kamu mengerti posisi Phi juga" Ujar Thamp dengan susunan kata yang jelas agar Gulf paham maksudnya.
Gulf terdiam.
Benar.
Selama 2 minggu ini, Thamp sudah berusaha membantunya untuk menemui Miu diam-diam dibelakang Mild. Sekarang, Gulf harus memahami posisi Manajer Miu tersebut.
Gulf melirik Thamp sambil mengangguk perlahan dengan wajah lesu nya. "aku mengerti. Maaf. Aku akan segera pergi" Kembali melirik Miu lalu mengecup keningnya.
CUP
Mengusap rambut Miu dengan ibu jari. "Sayang. Phi pergi dulu, na. Nanti malam Phi akan kemari lagi untuk menemuimu. Cepat bangun, na--hikkss,,,, kesayangannya Phi" Air mata Gulf terus menetes, membasahi kening dan pipi Miu dibawahnya. Karena tidak tahan akan nyeri di hatinya, Gulf bergegas keluar begitu saja, meninggalkan Thamp yang menjaga Miu disana.
Setelah dirasa Gulf telah pergi jauh, Thamp mendekat ke ranjang Miu. "Miu, apa rencanamu selanjutnya?" Membenarkan selimut Miu yang berantakkan karena ulah Gulf.
Membuka manik indahnya perlahan, menatap langit kamar, "bawa aku pergi jauh, Phi. A--aku--hikkss,,, aku tidak mau bertemu dengannya lagi" Menghapus air mata yang sejak tadi ia tahan karena ada Gulf dengan kedua tangannya berulang kali.
"Kau yakin?" Tanya Thamp, tampak ragu-ragu.
"Keputusanku sudah bulat" Lirih nya.
Menunjuk dada Miu dengan telunjuknya. "Kamu siap meninggalkannya? Karena yang Phi lihat, kamu masih sangat mencintainya"
Miu terdiam. Pikirannya menyalang kemana-mana.
Mengusap rambut Miu. "Maaf. Jangan terlalu dipikirkan. Phi bertanya karena tidak mau kamu menyesal nanti" Tersenyum.
Melirik Thamp dengan tatapan kosong. "Phi. Bagaimana kalau kekasih Phi berkhianat setelah Phi memberikan semuanya termasuk kepercayaan? Apakah Phi akan memaafkannya dan terus bertahan?" Air mata kembali menetes.
"Aku tidak mau hatiku terus sakit untuk orang se-brengsek dia"
Thamp tidak bisa menjawab.
Thamp tahu sebenarnya perasaan dikhianati karena Thamp pernah mengalaminya dulu dan rasanya sungguh tidak enak. Apalagi harus bertahan dengan itu. Mungkin saja bisa dimaafkan, tapi perbuatan keji seperti itu tidak akan mudah dilupakan, walau kau hidup ratusan tahun lamanya.
Thamp mengangguk kecil, "Phi mengerti. Semua keputusan ada ditanganmu. Phi akan membawamu pergi setelah mengurus semua biaya administrasimu bersama Mild"
Miu mengangguk sambil tersenyum. "Terima kasih"
🍃🍃🍃🍃🍃
Saat ini Gulf tengah terjebak macet. Melirik seikat Bunga Daffodil disamping dengan senyumnya yang merekah. "Semoga Miu memaafkanku" Menghela nafas.
(Bunga Daffodil/Bunga Bakung menyimpulkan permintaan maaf yang sangat tulus serta juga harapan untuk memulai awal baru yang lebih baik)
Selama 2 minggu ini, Gulf selalu membawa jenis Bunga yang sama setiap kali ia datang untuk menjenguk Miu tanpa absen sekalipun dengan harapan saat Miu sadar nanti, Gulf bisa memberikannya langsung.
Setengah jam kemudian Gulf sampai di rumah sakit dimana Miu dirawat. Tangannya sudah memeluk seikat Bunga Daffodil dengan hati-hati dan melenggang masuk ke dalam rumah sakit menuju kamar Miu.
Dalam 2 minggu, Gulf hafal jam berapa saja Mild bekerja dan Thamp meninggalkan Miu, jadi, Gulf tidak perlu lagi izin pada Thamp jika ingin bertemu Miu.
.
CEKLEKK
.
Masuk ke dalam lalu menutup pintu. Mendekat ke ranjang Miu dengan perlahan lalu berhenti. Bunga yang ia pegang terjatuh bebas ke lantai saking shocknya Gulf.
"MIUUUUUUUUUUU????!!" Melirik kanan kiri hingga mengecheck kamar mandi dan tidak menemukan orang yang ia cari. Karena terlalu panik, Gulf langsung keluar sambil berteriak.
"SUSSSSS!!!!!! DOOOOKKKKKKKKK!!!!!! MIU----HIKKKKKKSSSSS,,,, MIU SAYA HILANG DOK-SUS--SIAPAPUN CEPAT KESINI!!!!!" Berlarian di koridor, membuat beberapa pengunjung yang lewat menatapnya bingung.
Mendengar teriakkan Gulf, seorang suster datang menghampiri. "Tuan. Ada yang bisa saya bantu?"
"SUSS,, HIKSS,, PACAR SAYA HILANG! DIA TIDAK ADA DI KAMARNYA, SUS,, HIKSSS,, HIK" Menggoyangkan lengan tangan suster sambil mengusap air mata, melupakan dirinya yang seorang publik figur terkenal.
"S--Sebentar, Tuan" Berlalu menuju meja receptcionist, diikuti Gulf di belakangnya.
"Atas nama siapa pasiennya, Tuan?"
"Miu Suppasit!!"
Mengecheck data pasien di komputernya. "Pasien atas nama Miu Suppasit sudah meninggalkan rumah sakit sore tadi"
Deg
Gulf terkejut bukan main.
Bukankah Miu masih koma?
Kenapa bisa pergi begitu saja?
Segitu bencinya kah Mild hingga dengan tega menjauhi Miu darinya sampai seperti ini?
Gulf sungguh tidak percaya semua omong kosong ini.
"SUS. JANGAN BERCANDA! DIA MASIH KOMA DAN KENAPA BISA DIBIARKAN PERGI BEGITU SAJA? SEMUDAH ITU RUMAH SAKIT MENERIMA SUAP-HAH??!!" Mulai mengamuk.
Menunduk takut. Kebetulan suasana sepi, hanya ada suster itu dan Gulf disana. Mau tidak mau suster itu hanya menundukkan kepala, takut Gulf akan berbuat yang tidak-tidak karena tersulut emosi. "M--Maaf. Tapi pasien sudah sadar dari komanya, Tuan. Pihak keluarga memaksa agar pasien segera dipindahkan ke rumah sakit lain"
"S--S---Su--dah sadar kau bilang?" Tangannya terkepal mantap. Bibir dan punggung bergetar, saking emosinya ia.
"SEJAK KAPAN??!!" Bentaknya.
"Saya tidak bisa memberitahunya, Tuan. Pihak keluarga ingin semuanya tertutup (privasi)"
Rahang Gulf mengeras sampai terdengar retakkan gigi yang cukup kuat.
Kepalanya pun mulai sakit.
Pada akhirnya, Gulf melampiaskan emosinya dengan memukul dinding dari pada mencari masalah dengan memukul suster itu.
.
BUUGHHHHHH
.
"AAAAAAARRRGGGGGHHHHHHHHHH-----BBRREEEENNGGGGGGSSSEEEEEEKKKKKKKKKKKKKK!!!!!!" Berteriak lantang, membuat suster itu ketakutan setengah mati sampai menekan tombol darurat untuk memanggil security.
Gulf ngamuk ditempatnya sambil memanggil nama Miu sampai 2 orang security menghampiri dan menarik-paksa Gulf untuk keluar dari rumah sakit tersebut.
"LEPASSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS!!!!!!!!!!!" Gulf memberontak.
Karena Gulf adalah seorang aktor terkenal, beberapa orang yang mengenalnya langsung merekam kejadian dan disebarkan melalui twitter. Video Gulf yang mengamuk pun menjadi viral di mana-mana hingga sampai ke telinga Miu yang sedang berada di Paris untuk memulai hidup baru bersama dengan Mild dan Thamp.
"Phi Gulf" Lirih Miu tanpa melepas tatapan mata pada layar ponselnya yang menampilkan Gulf tengah mengamuk dan diseret paksa.
Mild langsung menghampiri dan meraih ponsel itu dengan cepat. "Tidak usah dilihat. Video itu kurang baik untuk kesehatanmu" Menyimpan ponsel tersebut ke saku kemejanya.
"Mild"
"Hmm?" Menyingkirkan helai rambut Miu dari wajah cantiknya. Biarpun wajah Miu didominasi oleh pucat pasi, namun kecantikkan alaminya seolah menolak untuk pudar.
"Apa aku sudah bertindak keterlaluan?" Memainkan jari tangan di pangkuannya.
"Tidak sama sekali. Keputusanmu sudah benar, Miu" Memeluk Miu sambil mengusap punggungnya dengan sangat lembut dan perlahan, sebab ada beberapa tulang Miu yang patah seperti tulang rusuk, pinggul, kaki kanan, tangan kanan, betis, hingga leher belakang.
Miu hanya diam sambil menahan nyeri.
Mild melepas pelukan lalu menidurkan Miu dengan lembut dan membenarkan selimut. "Istirahatlah dan cepat sembuh kalau tidak ingin ku bawa ke dukun"
Tersenyum. "Mild. Aku sakit karena tabrakan, bukan kerasukan" Mempoutkan bibir dan mulai menutup kedua manik indahnya hingga tak lama terlelap.
Masih menatap Miu dalam diam tanpa bergerak. "Miu. Kenapa kamu harus menerima semua perlakuan buruknya?" Menghela nafas.
"Kamu orang baik dan tidak pantas diperlakukan seperti itu oleh Gulf. Mulai sekarang, kamu harus melupakannya, na. Aku cuma mau kamu bisa bahagia. Kamu sudah cukup menderita" Mengusap rambut Miu.
.
Ddddrrrrrtttttt
Dddddrrrrrtttt
.
Meraih ponsel Miu di kantong kemejanya dan menatap diam pada nama Gulf yang tertera pada layar ponsel tersebut. "Orang sialan ini! Tidak punya malu kau, hah?!" Membuka kunci ponsel kemudian memblokir nomor tersebut.
"Biarkan Miu bahagia, bajingan!!" Berlalu keluar dengan membawa ponsel Miu ditangannya.
To Be Continue,,,,
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top