IDOL 05

Situasi saat ini, Mild yang sibuk memainkan ponsel dan Miu tengah melamun, menetralkan ketidak-tenangan. Miu sangat bingung dengan apa yang Gulf lakukan barusan padanya. "Mild"

"Hmm?"

"Kau tahu kenapa Gulf melakukan hal seperti tadi padaku?"

"Tidak tahu. Aku bukan dukun, Miu. Bagaimana kalau kau tanyakan langsung padanya?" Ujar Mild tanpa melihat ke arah lawan bicaranya.

Miu melirik Mild sekilas lalu mengedarkan pandangan ke langit yang mulai memancarkan sinar tepat ke wajahnya.

Melirik jam di layar ponsel. "Hoi, Miu. Sudah waktunya berkumpul. Ayo kembali" Miu hanya menghela nafas lalu menganggukkan kepalanya. Mereka sama-sama bangkit dan berjalan menuju kelas akting, dimana tempat mereka berkumpul tadi.

.

CEKLEKK

.

Mild dan Miu masuk lalu menutup pintu kelas. Sudah banyak pemain yang hadir disana dan berkumpul di sekitar Gulf.

Setelah melihat kehadiran Mild dan Miu, mereka hanya melirik sebentar lalu mengabaikannya begitu saja.

Mild dan Miu tak ambil pusing dengan itu. Mereka duduk ke tempat mereka sebelumnya untuk mengemas bekal yang masih berantakan di lantai.

Di sudut lain, Gulf ingin sekali menghampiri namun, mereka menahannya dengan berbagai pertanyaan dan candaan, membuat Gulf tak enak hati untuk meninggalkan mereka begitu saja. Sampai tak lama kemudian, Phabet dan Mame memasuki kelas dengan banyak naskah tebal di tangan mereka.

"Selamat pagi semuanya"

"Pagi, Khun Phabet, Khun Mame"

"Baik. Selamat datang semuanya dan mari kita mulai kelasnya. Tapi sebelum kita mulai, saya ingin memperkenalkan lebih dulu, pemain baru yang memerankan karakter Tharn pada kalian semua"

Mereka yang berada di ruangan itu langsung shock, kecuali Gulf, Miu, dan Mild. Seketika ruangan menjadi sangat ramai karena mereka bertanya satu sama lain siapa gerangan orang beruntung yang bisa memerankan karakter utama Tharn?

Mereka saling melirik sekitar dengan asumsi ada pemain baru yang hadir. Namun, diruangan itu hanya ada Gulf, senior yang mereka hormati serta satu orang asing, bukan orang penting dan baru mereka lihat kemarin.

Phabet tersenyum lalu melirik ke arah Miu. "Miu Suppasit. Silahkan maju kedepan"

Semua mata langsung tertuju pada Miu, membuat Miu menggigil takut bukan main. Tubuhnya seketika kaku dan lidahnya tercekat.

Karena tak ada respon dari Miu, Phabet memanggil sekali lagi. "Miu, silahkan maju dan perkenalkan dirimu pada mereka"

Menggenggam tangan Miu erat-erat lalu bangkit berdiri. "Maaf bila saya lancang. Bolehkah saya saja yang memperkenalkannya, Khun? Miu orang yang pemalu dan kurang percaya diri berbicara di depan banyak orang"

"Silahkan"

Mild mengedarkan pandangannya. "Teman-teman. Perkenalkan, dia Miu Suppasit. Lahir di rumah sakit. Usia 20 tahun. Tinggal di desa Waanjai dan baru merantau ke sini. Berstatus single. Mohon dukungan kalian pada Miu, boleh berupa doa dan uang" Membungkuk hormat, diikuti Miu yang malu dengan penuturan Mild barusan.

"Single? Benarkah? Bisa dong aku daftar" Ujar Pattarabut tiba-tiba sambil cengar cengir menggoda.

Berdecak kesal. "Bisa saja. Asal kau kuat menahan laju truk 18 roda dan berenang gaya batu sampai ke dasar palung mariana" Mendengar itu, semua orang yang ada disana tertawa kecuali Pattarabut yang tampak sangat kesal.

"Oke. Cukup. Terima kasih, Mild" Mild menunduk hormat dan kembali duduk.

"Khun" Salah seorang mengangkat tangan.

"Ya?"

"Apa Khun yakin mau memakainya sebagai pemeran utama? Maksud saya, banyak diluar sana aktor berbakat yang memperebutkan posisi ini. Sekarang, dengan memilih amatir itu sebagai pemeran utama, apakah tidak akan memunculkan kontra kedepannya?"

Menghela nafas, menatap serius orang yang bertanya lalu melirik ke para pemain lainnya. "Dengar baik-baik. Saya tidak peduli mau dia amatir atau proffesional. Yang penting, dia bisa berpartisipasi / akting dengan baik dalam karya saya. Apa kalian pikir saya memilih kalian yang ada disini, karena kalian proffesional?"

",,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,"

"Tidak ada kata proffesional dan amatir di kamus saya. Disini, ditempat ini, kita sama-sama belajar untuk menjadi lebih baik. Mengerti?"

Mengangguk bersamaan. "Mengerti, Khun"

Tersenyum, "baik. Ini naskahnya. Silahkan maju dan ambil masing-masing satu" Mereka pun mulai berjalan kedepan dan ambil 1 sesuai perintah. "Karena saya rasa kalian belum semuanya akrab. Jadi, saya pikir kita perlu memainkan permainan kecil"

"Kita mau memainkan permainan apa, Khun?"

"Bagaimana kalau tangkap - tangkapan dengan mata tertutup? Pertama, kalian perkenalkan nama kalian satu persatu lalu suit. Yang kalah, matanya akan ditutup dan mulai mencari lalu tebak orang yang kalian tangkap namanya siapa. Kalian (selain pencari) harus tetap diam ditempat dan tidak boleh bergerak" Mereka mengangguk setuju. Memperkenalkan diri satu persatu termasuk Miu walau tergagap-gagap dan mulai bermain.

"Hom--pi--pa,, alayu,, gam--breng,,!" Melirik ke tangan Gulf yang terbuka putih sendiri sementara yang lainnya hitam.
"Phi Gulf kalah!" Seru seseorang, diikuti yang lain.

Gulf menghela nafas pasrah saat matanya mulai ditutup rapat sampai tak terlihat apapun.

Mereka mulai cari posisi yang pas untuk bersembunyi, sementara Miu masih bingung ditempat dan mulai bergerak saat hitungan sudah tinggal 3 detik, membuatnya tidak berpindah jauh dari posisi dimana Gulf berdiri.

Setelah memutar badan 3x , Gulf mulai meraba sekeliling, mencari keberadaan mereka. Kakinya melangkah menuju tempat Mild di area pintu, namun, wangi Miu datang ke indra penciumannya karena Miu berada tidak jauh dari tempatnya berdiri saat ini. Karena wangi itu pula, Gulf beralih dari Mild dan berbelok ke kiri menuju Miu.

Sebetulnya Gulf sangat kenal wangi ini karena sudah tercium olehnya sejak kemarin dan tadi pagi. Sambil menahan senyum, ia melangkah sedikit cepat untuk sampai ke tempat Miu. Sedangkan Miu, sudah sangat ketakutan karena jarak Gulf dan dia kurang lebih 15CM.

Miu hendak menghindar dengan berjongkok, namun belakangnya terdapat meja, membuatnya tidak dapat jongkok sempurna.

Hap

Gulf menangkap Miu dengan posisi memeluk bahu hingga membuat Miu shock dan hampir mengeluarkan suara, namun dapat ia tahan sebelum suaranya benar-benar keluar.

Gulf mulai meraba area kepala, wajah, leher, dada, pinggang ramping, pantat, paha, betis, hingga sepatu. Sebenarnya Gulf sangat mengenali orang didepannya, namun ia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan.

"Hmm,, siapa ya?" Ujar Gulf dengan nada menggoda.

",,,,,,,,,,,,,,,,," Menutup mulut dengan kedua tangan.

"Duh,, susah banget ngenalin yang ini. Siapa ya?"

",,,,,,,,,,,,,,,,,," Jantung Miu berpacu begitu cepat saat Gulf mulai mendekatkan wajah ke ceruk leher lalu mengendus disana. Kalau saja ini bukan game bodoh yang diajukan sutradara, sudah daritadi Miu mendorong Gulf menjauh dan pergi dari sana. Ditambah tatapan orang-orang saat ini ada padanya dan Gulf, membuat Miu tambah tremor.

Di sisi lain, Phabet dan Mame memperhatikan GulfMiu sambil tersenyum bangga. Berbisik, "benar kan? Pilihanku tidak ada yang gagal" Mame mengangguk setuju. Phabet menepuk dada dengan sombong.
"Serahkan series ini padaku" Kembali melirik ke arah Gulf yang semakin memeluk Miu dan Miu yang memejamkan matanya erat-erat.

"Hen---hentikan" Ujar Miu yang sudah tidak peduli bila dirinya ketahuan karena sudah tidak tahan dengan perlakuan Gulf.

Pura-pura terkejut. "Au? Ini Miu? Miu Suppasit?"

"Ya dan saya sudah kalah karena ketahuan. Sekarang, lepaskan saya"

Gulf melepaskan pelukannya pada Miu dengan perasaan tidak rela dan Miu berlalu ke pinggir ruangan.

Permainan terus berlanjut dan yang menjadi pemenang adalah Mild.

Hari ini pun lebih banyak dihabiskan untuk bermain agar mereka saling mengenal, supaya nantinya tidak canggung satu sama lain. Phabet melihat Gulf yang sedang sendirian lalu memanggilnya.

"Gulf! Kemari"

Menghampiri. "Ada apa, Khun?"

"Kamu tidak bermain bersama dengan Miu?"

"Inginnya sih seperti itu, Khun. Hanya saja, sepertinya dia sulit untuk di dekati" Menunduk malu-malu.

Tersenyum. "Coba dekati terus, Gulf. Bukannya apa. Saya hanya ingin supaya kamu bisa lebih banyak berinteraksi dengan Miu. Kamu tahu kan, kamu dan dia adalah pemeran utama di series ini. Saya mau kamu dan Miu bisa punya chemistry yang baik sebelum adegan shooting dimulai"

Menganggukkan kepalanya. "Saya mengerti, Khun. Saya akan usahakan"

"Tidak perlu terlalu dipaksa. Pelan-pelan saja. Saya lihat dia memang orang yang sulit dimengerti dan didekati orang baru. Tapi saya yakin, kalau kamu memberi pengertian dan interaksi yang baik, dia akan meresponmu dengan baik juga"

Menganggukkan kepalanya sekali lagi. "Akan saya ingat, Khun" Tersenyum. Phabet membalasnya dengan menepuk bahu Gulf 2x dan berlalu untuk berinteraksi dengan pemain lainnya.

Gulf pun langsung melirik kanan kiri untuk mencari keberadaan Miu hingga matanya menangkap Miu dan Mild sedang membaca naskah di pojok ruangan dalam keheningan. Menghampiri, "Miu, Mild. Sedang apa?"

Melirik Gulf. "Oh, Gulf. Aku sedang membantunya untuk baca naskah dan sedikit berakting"

"Oh. Apa kedatanganku mengganggu?"

Menggelengkan kepalanya cepat. "Sama sekali tidak. Gabung aja dengan kami" Menepuk tempat kosong disebelahnya.

Di sisi lain, Miu fokus membaca dan tidak peduli dengan Gulf yang terus mencuri pandang padanya.

Gulf duduk didepan Mild dan Miu. Menatap Miu, "fokus banget bacanya, Miu" Miu sempat melirik Gulf kemudian kembali melirik naskahnya lagi.
*Sial. Baru kali ini seorang Gulf Kanawut dicuekkin. Biasa aku yang cuekkin orang* Gulf bete. Tidak menyerah, ia mulai cari perhatian Miu dengan ikut membaca di naskah yang Miu pegang dengan jarak duduk yang semakin dekat, membuat Miu mulai risih.

Melirik Gulf. "Apa yang anda lakukan?"

Melirik Miu. "Baca naskah,,,?"

"Bukannya anda sudah ada naskah sendiri? Kenapa melihat naskah saya?"

"Kenapa? Tidak boleh?" Menaikkan sebelah alisnya.

"Boleh. Hanya saja anda duduk terlalu dekat--"

"Kenapa kalau dekat-dekat? Toh nanti kita akan melakukan banyak adegan skinship dan ranjang" Ujar Gulf blak-blakkan.

Miu tidak mengerti dengan apa yang Gulf ucapkan lalu melirik Mild kemudian bertanya sambil berbisik.
"Mild. Maksudnya adegan ranjang sama skinship itu apa?"

Melirik Miu. "Itu loh. Skinship itu banyak adegan sentuhan seperti pegangan tangan, usap-usap wajah dan badan. Kalau ranjang, skidipapap"

"Hah?!" Semakin tidak mengerti.
"Skidipapap itu apa?" Menautkan alisnya.

"Buat anak"

"HAAAAHHHHHHH??!!!!!!" Teriak Miu, membuat semua orang langsung menoleh kearahnya.

"Au? Kau tidak baca novelnya?" Miu menggelengkan kepala dengan wajah tegangnya, membuat Mild menghela nafas lelah.
"Alaiwa? Kupikir kau sudah baca. Kan aku sudah kasih ke kamu novel beserta naskahnya kemarin"

"Belum aku baca, Mild. Hikss,, aku gak mau kalau ada adegan begituannya,, hikss,, aku kan pria, Mild. Hikssss,,, hikss" Mulai menangis karena terlalu takut, membuat semua orang kebingungan.

"Loh,, Miu? Kenapa nangis?" Tanya Phabet yang menghampirinya.

"Hikss,, Khun. Saya tidak mau adegan bikin anak. Hikss,,," Ujar Miu blak-blakkan.

"HAHHHH?! Adegan bikin anak?" Miu menganggukkan kepala, membuat semua orang yang ada disana tertawa, tak terkecuali Mild yang sudah tertawa keras karena kebohongan yang ia lakukan berhasil pada sahabatnya yang polos dan lugu itu.
"Kata siapa ada adegan seperti itu?" Miu menunjuk Gulf seperti anak kecil yang melapor pada orang tuanya.

Terkejut hingga membelalakkan matanya lebar. "Hahh?! B--Bukan saya, Khun. Saya hanya bilang ada adegan skinship sama ranjang saja. Bukan adegan bikin anak. Sumpah"

Menepuk kening yang mulai pusing. "Miu, tidak ada adegan bikin anak di karya saya. Jadi, berhenti nangis" Mengusap rambut Miu.

"Hikss,, hik--beneran?"

Tersenyum lalu menganggukkan kepalanya karena Miu tampak menggemaskan seperti anak kecil. "Beneran" Mendengar itu, Miu langsung menghapus air matanya lalu menatap tajam Gulf, membuat Gulf terkejut sekali lagi.

*Salah terus aku dimata dia. Kalau kayak gini, kapan bisa akrabnya?* Menepuk kening.

To Be Continue,,,,,

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top