IDOL 03
Miu memperhatikan dengan seksama sepanjang mereka latihan untuk pendalaman karakter.
"Mereka pintar sekali bersandiwara" Bergumam kecil.
"Tentu saja. Karena itulah mereka jadi terkenal" Ucap Gulf yang tiba-tiba duduk di sebelah dengan membawa 2 kaleng cola di tangannya. Miu sungguh terkejut sampai melompat kecil.
"Untukmu" Menyodorkan 1 kaleng cola ke hadapan Miu.
Menggelengkan kepalanya cepat. "Tidak. Terima kasih"
Tersenyum. "Kalau ditawarin, itu harus diterima. Bukan malah ditolak" Mengerucutkan bibirnya.
"Aw?" Menaikkan sebelah alisnya.
"Tapi saya tidak haus. Sungguh"
Membuka salah satu kaleng soda lalu menarik tangan kanan Miu dan menempatkan kaleng itu disana. "Untuk meminumnya, tidak perlu menunggu sampai haus dulu" Membuka kaleng cola satu lagi lalu meneguknya.
Air cola yang merembes keluar, membasahi area jakun, membuat Miu terpesona.
Berdeham singkat setelah sadar dari pesona Gulf. "T--Terima kasih" Ikut meneguk. Miu yang belum pernah minum alkohol, terkejut saat soda-soda itu memenuhi tenggorokannya.
"Akhh,, minuman apa ini? Ueeekk,, uhukk,, uhukkk,,"
Menepuk punggung Miu. "Hei. Apa kamu baik-baik saja?"
Menganggukkan kepalanya. "Hm,, saya baik-baik saja. Tadi hanya sedikit terkejut. Terima kasih atas bantuan anda" Berdeham kecil.
Tersenyum. "Kamu tidak pernah minum alkohol?" Miu menggelengkan kepala.
"Pantas saja. Maafkan saya" Menunduk minta maaf.
Gugup "T-Tidak apa. Saya bisa jadikan ini pengalaman pertama saya minum alkohol. Santai saja" Tersenyum menampilkan gummy smilenya.
Gulf terpesona melihat senyum manis Miu. "Senyumanmu manis" Wajah Miu langsung memerah saat dipuji seperti itu.
Tanpa mereka sadari, sang sutradara beserta Khun Mame, penulis cerita, melihat mereka saling bicara dari jauh. "Lihat, mereka cocok kalau dijadikan satu. Bagaimana menurutmu?" Tanya sang sutradara
"Aku menangkap karakter Tharn ada pada dirinya sejak pertama kali lihat" Tersenyum.
"Jadi fix kan?" Mame yang paham mengangguk setuju.
"Baiklah. Mild!"
Mendengar namanya dipanggil, Mild langsung menghampiri sutradara. "Ya, Khun?"
"Ayo keruangan saya sekarang. Ajak Gulf dan juga temanmu itu" Beranjak berdiri.
"Baik semuanya. Terima kasih untuk latihan kalian hari ini. Besok, kita bertemu lagi disini di waktu yang sama. Sampai jumpa" Berlalu keluar dari ruangan.
:
"Anda tidak bergabung dengan mereka?" Menunjuk orang-orang yang masih latihan. Sebagian dari mereka ada yang sudah mengemasi barang-barangnya.
Menggelengkan kepalanya. "Aku tidak punya partner. Jadi, aku tidak bisa ikut latihan"
"Ah,, yang memerankan Tharn?" Gulf mengangguk.
"Oh, ya. Kita belum berkenalan" Menyodorkan tangannya.
"Namaku Gulf Kanawut. Namamu siapa?"
Menerima sambutan tangan Gulf. "Namaku Miu Suppasit"
"Nama yang imut. Senang berkenalan denganmu, Nong Miu" Tersenyum.
"Kuharap, kita menjadi lebih dekat kedepannya"
"Eh?" Bingung.
"Maksud anda?"
"Hoi! Miu! Phi Gulf! Kita di suruh ke ruang sutradara sekarang. Hahh,, fiuhh,, melelahkan" Mengusap keringatnya.
"Au? Kalian sudah berkenalan?" Melirik tangan GulfMiu yang masih bersalaman. Seketika tersadar dan melepas genggaman tangannya masing-masing.
"Oho,, kalian tidak perlu malu-malu seperti itu didepanku" Menggoda Miu dengan mengedipkan sebelah matanya.
"Apa sih. Jangan gajelas gitu ya, Mild" Menatap Mild kesal.
"Berantemnya nanti saja. Ayo ke ruang sutradara dulu. Ayo Phi Gulf" Merangkul Miu pergi. Sedangkan Gulf, mengikutinya dari belakang dalam kebingungan.
🌻🌻🌻🌻🌻☀☀☀☀☀
Ruang Sutradara
"Selamat datang" Ucap Phabet, sutradara Tharntype the series saat Mild, Gulf, dan Miu sudah masuk ke dalam ruangannya.
"Ayo duduk dulu" Mempersilahkan mereka ber-3 untuk duduk.
"Tidak perlu tegang. Saya hanya ingin bicara santai dengan kalian" Tersenyum.
Miu yang sudah berpikiran negatif, bangkit berdiri lalu menunduk minta maaf berkali-kali.
"Khun. Tolong jangan marahi Mild. Maaf jika kehadiran saya tadi membuat Anda tidak nyaman. Saya janji tidak akan mengulanginya lagi. Maafkan saya"
Panik. "Aw, Nong. Tenanglah. Saya memanggil kalian bukan untuk membahas itu. Lagipula saya tidak masalah dan malah berterima kasih untuk kehadiran anda saat ini"
Mild, Gulf, terlebih Miu sungguh terkejut dengan penuturan Phabet. "Hah?" Ucap bersamaan.
"M--Maksud, Khun?" Tanya Miu.
"Saya ingin mengajak anda untuk ikut mengambil peran di series saya. Apakah anda berminat?"
Tambah shock. "APA?!"
Menutup telinga dari suara mereka bertiga yang melengking karena terkejut. "Kalian ini. Bisa biasa saja? Ini bukan hal besar. Jangan terkejut seperti itu" Menggelengkan kepalanya heran.
"Khun Phabet. Ini berarti, anda menawarkan peran utama untuk teman saya?" Phabet menganggukkan kepalanya dengan yakin.
"Anda serius, Khun? Maksud saya, dia, sama sekali tidak bisa bersandiwara" Menunjuk Miu.
"Tidak apa. Nanti akan saya latih langsung sampai dia mantap" Ucap Phabet dengan yakin.
"Awalnya juga tidak ada yang langsung bisa. Semua butuh proses dan belajar. Benar atau benar?" Canda sang sutradara agar suasana tidak terlalu tegang.
"I--Iya sih, tapi--"
"Maaf, Khun. Saya minta maaf karena saya menolak" Ucap Miu. Tangannya sedari tadi sudah menggenggam erat sweater untuk memenangkan hatinya. Gulf dan Mild terkejut sambil menatapnya tak percaya.
Menatap Miu. "Alasannya? Saya butuh alasan yang kuat untuk menyetujui penolakan anda"
"S--Saya,,," Gugup.
"Saya tidak mau mengecewakan semua orang di series ini kedepannya. Saya tahu kemampuan saya. Maafkan saya, Khun. Diluar sana, masih banyak yang lebih baik dari saya dan dapat membuat series ini sukses"
Terdiam tanpa melepas tatapan matanya pada Miu. "Kenapa tidak kamu coba dulu, Nong?"
"Eh?"
Tersenyum. "Cobalah dulu dalam 2 bulan ini. Kalau memang kamu tidak sanggup meneruskannya, tatap muka pada saya langsung" Menepuk bahu Miu.
Gulf mengusap rambut Miu sambil tersenyum. "Tidak perlu khawatir. Phi juga ikut membantumu"
Awalnya Miu terkejut saat Gulf tiba-tiba mengusap rambutnya dengan lembut. Apalagi rambut adalah titik kelemahannya. Selama ini, baru hanya Mild yang tahu. Usapan lembut dari Gulf, membuat Miu yang awalnya bersikeras menolak, jadi berpikir cukup lama sampai Mild gemas pada sahabat karibnya itu.
"Oke. Sudah diputuskan, dia akan ikut bermain di series ini, Khun" Ujar Mild.
Mata Miu terbelalak lebar, shock dengan apa yang diucapkan Mild. "Mild! Apa yang kau--"
"Baiklah. Besok, kumpul ditempat ini lagi. Kita akan mulai latihan serius dengan yang lainnya" Melirik Miu.
"Terima kasih sudah bergabung dengan kami. Jangan khawatir, saya pasti membimbing dan mengawasimu"
"Tapi--tap----" Tangannya terangkat dan diblokir oleh Mild.
"Laksanakan, Khun Phabet" Ucap Mild dengan semangat lalu menggenggam tangan Miu.
"Permisi semuanya. Kami pamit duluan karena ada urusan yang harus diselesaikan" Membungkuk hormat pada Khun Mame, Khun Phabet, Phi Gulf. "Besok kami akan datang lagi kesini" Lanjutnya dan pergi setelah menerima anggukkan dari ketiganya, menarik Miu yang masih linglung dibelakangnya.
"Baik. Hati-hati" Gulf melambaikan tangan saat Miu dan Mild mulai menjauh.
:
"Mild. Sebentar! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau meng-iyakan ajakkan orang itu? Kau kan tahu betapa buruknya aku dalam bersandiwara. Apa kau mau membuatku malu?" Menatap marah ke arah Mild di taman perusahaan. Miu mulai berburuk sangka pada teman satu-satunya ini.
Mild menggaruk kepala yang mulai gatal karena panas lalu menangkap kedua bahu sahabatnya itu. "Miu. Dengar. Aku melakukan semua ini karena baik untukmu. Aku, sama sekali tidak berniat buruk sedikitpun padamu" Menghela nafas.
"Kamu tahu tidak, peran seperti apa yang kamu dapatkan dan sepenting apa peran itu?" Miu menggelengkan kepala.
"Itu peran yang sangat penting, Miu Suppasit. Peran yang bahkan aktor terkenal saja tidak bisa mendapatkannya, kau tahu? Sainganmu itu aktor papan atas seperti Phi Gulf"
Terdiam. "Lalu, apa alasan orang itu menawari peran sepenting itu pada orang asing sepertiku, Mild?"
Mengendikkan bahu. "Jujur aku juga tidak tahu. Tapi, menurutku kamu cocok dalam hal fisik dan kriteria sebagai Tharn. Kita akan tahu kedepannya kalau kamu sudah masuk ke dalam series. Maksudku, ayolah, pikirkan lagi. Kamu coba dulu untuk memainkan series ini. Kalau kamu berhasil dari sini, orang-orang pasti akan mencarimu dan otomatis uang akan terus mengalir di dompetmu. Kamu tidak mau semua itu?" Miu tampak berpikir keras dengan apa yang Mild katakan.
"Kamu harus menjadi orang yang terkenal dan sukses agar kamu bisa membungkam mulut istri Pamanmu yang selalu sentimen dan memandangmu rendah itu. Menurutku, ini adalah momentum yang pas dan cocok untuk kamu mulai bangkit dari keterpurukkan. Apalagi kamu harus melanjutkan pengobatan dan operasi cangkok jantung yang memakan biaya sangat banyak. Aku sebagai sahabat hanya bisa mengingatkan dan menyarankanmu ke jalur yang baik. Untuk keputusan, semua ada ditanganmu"
Menatap wajah Mild dengan wajah datarnya. "Mild. Kau sungguh keterlaluan pada semua yang berhubungan denganku"
",,,,,,,,,,," Menatap Miu dengan wajah tegangnya.
"Tapi aku suka" Tersenyum.
"Terima kasih, Mild" Memeluk Mild erat-erat.
Miu sangat berterima kasih karena sahabatnya selalu menjaga, mengingatkan dan memberinya peluang untuknya berhasil.
Mild menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. "Sama-sama. Kamu adalah sahabatku dari kecil. Jadi, aku pasti selalu mengambil keputusan yang baik untukmu"
To Be Continue,,,,
☀ : "Jangan lupa Vote & Comment ya, Phi-Phi semua!!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top