BLOOD 06
Pukul 23:59
GulfMiu sudah berada dikamar Nay menggunakan teleport.
Miunie sempat melirik suasana kamar dan mendapati seribu pertanyaan di otaknya.
*Ini bukan kamar Nay. Sebenarnya, Gulf membawaku kemana?*
Miunie seperti pernah lihat suasana kamar ini tapi lupa pemiliknya siapa.
Secara tidak sengaja Miunie melirik ke arah ranjang dimana Nay sedang tidur pulas.
*Nay?!*
Miunie bergerak ke arah Nay kemudian duduk di tepi ranjang sambil mengusap lembut rambut Nay.
"Nong, Phi kangen banget sama kamu" Lirihnya di telinga Nay.
Nay yang memiliki kepekaan dan sensitive dengan suara, langsung membuka mata kemudian berteriak kencang sebab ia terkejut melihat kehadiran Kakak tercinta didepan nya saat ini.
"PHIIIIIII!!!" Bangkit kemudian langsung memeluk sang Kakak dengan sangat erat.
"Phiii kemana sajaaa hiksss,,, Nay kangen sama Phiiii,, hiksss, hiksss,, jangan tinggalin Nay lagi, Phii,, hikss,, hiksss"
"Ssssttt---Nay pelankan suaramu. Nanti yang lain terbangun, sayang" Mengusap air mata Nay memakai ibu jarinya dengan lembut.
"Maaf karena Phi pergi tiba-tiba. Kamu baik-baik saja kan?" Tersenyum dan dibalas anggukkan ribut dari Nay yang masih terus menangis.
Di sisi lain, Gulf hanya memperhatikan mereka dari sudut ruangan tanpa bersuara karena tidak ingin mengganggu momment mereka.
"Nay, ada yang mau Phi tanyakan. Ini bukan kamar mu di rumah hutan. Sebenarnya, ini rumah siapa?"
"Ini rumah Phi Joss. Phi Joss merawat Nay selama Phi hilang,, hikss" Masih dalam posisi memeluk Kakaknya erat.
Miunie langsung menatap tajam Gulf di sudut ruangan. "Kata anda, anda yang merawatnya?"
"Aku merawatnya diam-diam, sayang. Aku sudah berkali-kali mau membawanya pergi ke dunia manusia yang berada dibawah pengawasanku langsung, tapi dia tidak mau. Kalau tidak percaya, tanyakan saja padanya"
Mendengar suara Gulf, Nay langsung menoleh mencari sumber suara. "Lohh, Phi penyihir?" Menunjuk Gulf.
"Ha? Phi penyihir?"
"Iya, Phi. Itu Phi penyihir. Setiap malam Phi penyihir selalu datang kesini untuk membawa Nay pergi. Tapi Nay tidak mau karena Nay tidak kenal dengan Phi itu seperti Nay kenal dekat dengan Phi Joss" Mengadu semuanya kepada sang Kakak.
Gulf hanya diam saja tanpa merespon.
"Kenapa kamu memanggilnya Phi penyihir, Nong?"
"Itu karena Phi penyihir bisa menghilang dan menyulap barang"
Miunie mengerti maksud sang Adik. Ingin sekali dirinya mengatakan kalau orang itu vampire, bukan penyihir. Namun ia urungkan, takut adiknya ketakutan.
"Phi kemana saja selama ini? Nay khawatir. Phi Joss juga khawatir. Phi Joss selalu mencari phi selama 3 hari ini. Wajah phi Joss sampai stress" Lanjutnya.
Miunie sebenarnya juga sangat rindu dan merasa bersalah pada Joss karena sudah meninggalkannya begitu saja. Tapi dirinya juga tidak ingin bertemu dengan Joss.
Miunie hanya tidak tahu harus mengucapkan apa padanya. Bahkan maaf pun masih kurang karena sudah banyak menyakiti hatinya. Salah satunya menikah dengan Gulf walau itu terpaksa. Tanpa sadar, air matanya mengalir keluar tanpa izin.
Tiba-tiba pintu kamar Nay terbuka, menampilkan Joss yang masih setengah sadar karena terbangun oleh teriakan Nay sebelumnya.
"Nay, tadi kenapa berteriak---------------" Seketika ucapannya berhenti saat melihat kekasihnya yang selama 3 hari ini ia rindukan, berada didepan matanya.
"MIUNIE?!!! INI BENAR KAMU SAYANG?" Joss langsung berlari dan memeluk Miunie dengan sangat erat. Miunie kaget dan tidak tahu harus berbuat apa. Dirinya hanya diam saat Joss memeluknya erat tanpa merespon.
"KAMU KEMANA SAJAAA SAYANG??! HIKSS,,, AKU,, AKU HIKSSS,,, RINDU SEKALI PADAMU"
CUP
Mengecup bibir manis kekasihnya yang sangat ia rindukan.
Seketika Miunie membeku. Ia langsung ingat Gulf berada di ruangan itu.
Belum sempat Miunie bergerak mendorong Joss menjauh darinya, tiba-tiba sebuah tinjuan melayang mengenai wajah Joss dengan kuat, membuat tubuhnya jatuh kesamping dan menghantam ranjang Nay.
.
BBBUGHHH
.
"BRENGSEK!! BERANI-BERANINYA KAU MENCIUM ISTRIKU, SIALAN" Terus menghajar Joss secara membabi buta.
Karena Gulf adalah kalangan vampire, tentu saja ia memiliki tenaga yang sangat kuat. Joss yang hanya manusia biasa babak belur hanya dengan 1 tinjuan kuat dari Gulf.
"CCUUKUPPPP!! TOLONG HENTIKAN! JANGAN MEMUKULNYA LAGI! SAYA MOHON! DISINI ADA ANAK KECIL YANG MELIHAT KALIAN, TOLONG BERHENTIII,, HIKSS,, TOLONG,, JANGAN PUKUL DIA LAGI HIKSSS,,, HIKSSS" Miunie langsung menahan tangan Gulf dan mencoba menghentikannya.
Biar bagaimanapun, Joss adalah orang pertama yang dicintai Miunie. Melihatnya dipukul seperti itu, membuat hati Miunie terluka. Tapi dia juga tidak bisa membelanya 100% karena dirinya berstatus istri sah Gulf.
Miunie sangat bingung harus bertindak seperti apa di tengah-tengah mereka.
Gulf pun menghentikan pukulannya dan menggenggam pergelangan tangan Miunie dengan kasar karena tersulut amarah. "Ayo pulang. Aku muak melihat wajah bajingan ini"
"Tunggu! Saya mohon tunggu sebentar. Ada yang ingin saya sampaikan pada orang itu. Ini penting. Tolong berikan saya sedikit waktu untuk bicara berdua dengan dia untuk yang terakhir kalinya. Saya mo-hon hikss,,hikss" Matanya menatap lurus pada Gulf dengan sendu. Setidaknya, Miunie ingin menjelaskan pada Joss dan berpisah secara baik-baik.
Melihat mata sembab Miunie, membuat Gulf iba.
"10 menit" Melepas genggamannya lalu menggendong Nay yang terus menangis karena melihat adegan perkelahian tadi dan membawanya pergi, namun Gulf tetap mengawasi Miunie dari jauh.
Setelah di ruangan tersebut hanya tersisa Miunie dan Joss berdua, Miunie dengan cepat membantu Joss dan mendudukkannya di ranjang.
Joss yang masih sadar terus menatap datar Miunie meminta penjelasan.
"Joss, aku mau minta maaf sama kamu" Menunduk lesu.
"Aku mau minta maaf atas semuanya. Aku,, hikss,, aku tidak bisa menikah denganmu. Maafkan aku, itu semua karena aku sudah menikah dengan pria yang kau lihat tadi" Matanya menutup erat dan terus menangis. Hatinya sangat sakit setiap mengucapkan kata demi kata didepan Joss. Joss hanya menatapnya datar tanpa merespon. Hatinya sakit. Tidak Terima diperlakukan seperti itu oleh orang yang ia cintai.
"Kamu sangat boleh membenciku. Aku terima itu. Aku tidak pantas untukmu hikss,, hik" Meremas bajunya erat menahan sakit dihati. Perlahan ia lepas cincin tunangan mereka di jari manis kemudian ia taruh di telapak tangan Joss.
"Cincin ini aku kembalikan padamu. Aku minta maaf, aku salah. Aku tidak bisa menjaga amanah. Aku---benar-benar bersalah. Kamu bisa cari penggantiku yang lebih baik lagi---hiks"
Joss menggenggam cincin itu kuat-kuat kemudian menarik tubuh Miunie ke dekapan nya.
Pikirannya saat ini sudah kacau.
"Dengar kan baik-baik! Aku. Tidak. Akan. Pernah. Merelakanmu. Pergi. Miunie" Berbisik ditelinga Miunie dengan nada berat.
"Bahkan sampai aku mati. Aku tidak akan rela" Lanjutnya.
CCCUUPP
Joss langsung melumat bibir Miunie yang sangat dirindukannya itu. Melumat lidah Miunie dengan kuat, rakus, dan penuh nafsu.
3 hari tidak bersentuhan dengan kekasihnya, membuat Joss tampak seperti singa kelaparan saat ini.
Otaknya sudah tidak bisa berpikir jernih lagi.
Miunie berusaha mendorong tubuh Joss untuk menghindari ciuman ganasnya, tapi Joss terlalu kuat.
Yang tak di inginkan Miunie pun terjadi. Gulf kembali muncul dan langsung melempar Joss kebelakang, membuat tautan nya pada Miunie terlepas kemudian menghajarnya secara membabi buta hingga Joss tak sadarkan diri.
Miunie berusaha menghentikan dengan cara memeluk Gulf dari belakang. "Hentikan! Nanti dia mati hiksss,,, hiksss----"
Gulf berbalik dan langsung menarik Miunie ke dekapan nya lalu----
CCCUUPP
Melumat lidah dan bibir Miunie dengan ganas.
Gulf sangat tidak suka istrinya dicium lelaki lain seperti itu. Dan sekarang, dia sedang menghapus jejak lelaki tersebut dari bibir istri tercintanya.
Setelah dirasa cukup, Gulf melepaskan tautannya dan menatap istrinya dengan tatapan membunuh.
"Dengar, istriku. Aku punya batas kesabaran. Jangan melewati batas itu. Jangan biarkan lelaki lain bisa menciummu seenaknya seperti tadi. AKU. SANGAT. BENCI. ITU. KAU MENGERTI??!" Menekan kata-katanya, membuat Miunie ketakutan.
Di akhir ucapannya, Gulf langsung teleport dan sekarang mereka berada dikamarnya dalam posisi yang masih sama.
"M--M--Maaf,,,, hikss,, maafff,,, saya,, saya sebagai pria terlalu lemah,, hikss,, saya,, s-saya---" Bicara dengan nada bergetar. Lidah nya tercekat.
Gulf tahu bahwa Miunie sudah melawan pria tadi namun kalah tenaga. Entah mengapa Gulf tidak bisa terima alasan itu walau dia sudah melihatnya secara langsung.
Gulf diam sebentar. Memijat kening sambil menetralkan emosi nya agar tidak semakin meluap.
Di samping, Miunie terus menangis, mengingat betapa menakutkan nya Gulf saat marah.
"Cukup. Sayangi mata mu" Memeluk sang istri sambil mengusap pucuk kepalanya dengan sangat lembut.
Mereka berada pada posisi berpelukan sampai Miunie berhenti menangis.
CUP
Membawa wajah Miunie untuk menghadap wajahnya lalu mengecup bibirnya agak lama. "Sudah nangis nya?"
Mew mengangguk sambil mengerucutkan bibir, membuat Gulf lega dan tersenyum tampan.
"Aku minta maaf. Aku harusnya tidak menyalahkanmu tadi" Menutup mata sambil menggesek lembut ujung hidungnya dengan ujung hidung istrinya. Kedua ibu jarinya dengan lembut menghapus air mata di kedua sudut mata sang istri.
"Saya juga minta maaf. Saya seharusnya bisa jaga diri seperti yang anda katakan. Saya terlalu lemah-----"
"Sssttt,,,! Kamu tidak lemah, istriku. Kamu orang hebat yang pernah aku temui" Tersenyum.
"Dan aku seharusnya bisa menjagamu lebih baik lagi agar tidak disentuh pria lain. Maafkan aku ya"
Miunie menggangguk sekali lagi dan tersenyum.
"Hmm" Melihat sekitar.
"Adik saya ada di mana?"
"Oh, dia lagi tidur dikamarnya"
"Oh--hooaammm" Miunie menguap sangat lebar, membuat Gulf gemas padanya.
"Kamu ngantuk? Tidurlah. Tapi---" Menutup kedua mata.
"---cium dulu, istriku" Menunjuk bibirnya dengan telunjuk.
Gulf ingin lihat, apakah istrinya akan bergerak duluan untuk menciumnya atau mengabaikan nya.
Miunie kembali tersenyum. Perlahan ia maju lalu mengecup bibir sang suami, membuat Gulf tersenyum senang.
CUP
"Dah" Tersenyum dan dibalas senyuman dari Gulf.
"Selamat malam. Aku mencintaimu" Mengusap pipi bulat Miunie.
Miunie menyembunyikan wajah merah nya sambil beranjak naik ke ranjang untuk tidur sedangkan Gulf, harus mengurus dokumen Kerajaan yang sempat ia tinggal lebih dulu.
To Be Continue,,,
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top