AYAH 06 - END
JLEB
.
Seseorang datang tanpa suara, menusukkan pisau dalam diam ke perut Joss dari arah belakang. Menarik lalu menikam kembali perut Joss. Orang itu telah dibutakan oleh amarah dan dendam. Ditambah dirinya sempat melihat secara langsung, bagaimana anak manis kesayangannya sedikit lagi hampir di 'makan' oleh binatang buas seperti Joss.
.
JLEB
.
"HENTIKKAAAAAAAAANNN, PHIIIII!!" Teriak seorang pria yang tengah berlari, menyusul pria yang sudah gelap mata, menusukkan pisau bertubi-tubi pada Joss.
Sedangkan Joss, ia bahkan belum sempat melirik ke belakang untuk melihat siapa yang telah berani menikamnya, perutnya terus ditusuk tiada henti hingga darah menyiprat ke dinding dan juga pakaian sang pelaku. Tak sampai situ, darah Joss terus mengalir dan membasahi lantai.
"BBBBAAAAAAAAAJJJJJIIIIIIINNNNGGGGGGGGAAAAAAAAAAAANNNNNN!!!!! BERANINYA KAU MENODAI ANAK MURID YANG PALING SAYA SAYANG---- SAMPAI MATI PUN, SAYA AKAN MENGEJARMU!!! BAHKAN SAMPAI KE NERAKA SEKALIPUN! SAYA, GULF KANAWUT, TIDAK AKAN MEMBIARKANMU HIDUP TENANG, BANGGGGSAAAAAAAAAATTTTTTTTTTTTTTTTT!!!!!!!!!!!" Berteriak lantang dengan seluruh emosinya yang membludak.
Berhasil melirik ke arah pelaku yang sibuk menusuk perutnya lalu shock. "K---KAUUU BAGAIMANA BISAA-----KAU SUDAH MATIIII---SIALAN!!! AAAAKKKHHH!!! HENTIKAAAANN, BRENGSEEEEKKK!! AAAAAAAAAAAAAAAAKKKKHHHHHHHH!!!!" Joss merintih kesakitan.
.
JLEB
JLEB
JLEB
.
Menusuk Joss hingga perutnya hancur dan usus hampir keluar.
Disamping itu, Adik Gulf, Mile, tengah berupaya menahan sang Kakak, dibantu oleh rekan sesama anggota polisi lain. "PHI, SADARLAHHH!!! PHII!! AKU TIDAK MAU PHI JUGA TERLIBAT DAN MASUK PENJARA, PHI!!!!" Beberapa saat kemudian berhasil menarik Gulf sedikit menjauh dari Joss yang telah terkulai lemas di lantai. Dengan sigap, Mile menjatuhkan pisau yang ada di tangan Gulf ke lantai untuk berjaga-jaga, takut sang Kakak akan kembali menikam pria tersebut.
.
TAK
PRAAANNKKK
.
"PHIIIIIIIIIII,,, SADAAARRRRRRRRRR!!!!! INGAT, PRIA ITU JANGAN SAMPAI MATI DENGAN MUDAAAAHHH!!!"
Perkataannya menyadarkan Gulf. "Kau benar" Mengusap wajah yang sudah penuh oleh darah Joss. Melirik kanan kiri, mencari murid kesayangannya, "MANA MIU???"
"Tenanglah. Dia sudah di amankan oleh temanku"
Menghela nafas lega.
Mile melirik Joss yang tengah sekarat. "Kau panggil ambulan. Aku tidak mau biarkan dia mati dengan mudah. Paling tidak, ia harus ku buat menderita di penjara" Perintah Mile dengan smirknya pada rekan sesama polisi, Tawan.
"Baik, Pak" Menunduk hormat dan segera menghubungi ambulan.
Saat Gulf akan melangkah pergi, Mile langsung menahan lengan tangannya. "Mau kemana?"
"Aku mau melihat anak itu"
"Dengan pakaian seperti itu?" Menaikkan sebelah alis. "Yang ada dia tambah ketakutan melihatmu, Phi"
Melirik kemeja yang ia kenakan. "Benar juga. Pinjam jas mu" Melepas kemeja dan membuka paksa jas yang dikenakan Mile.
"Sialan. Tahu gitu tidak usah ku ingatkan. Dingin---grrrrr" Menggigil, sementara Gulf langsung pergi begitu saja meninggalkannya seorang diri dan berjalan ke depan, bertemu dengan Miu yang sudah diselimuti dan dipeluk oleh beberapa orang untuk menenangkannya yang sedari tadi histeris tak karuan.
"Miu, sayang" Panggil Gulf, membuat Miu langsung melirik ke arahnya.
"PAK GULUUUU,,,,,,!!!!! HIKKKSSSSSS,,, HIKKKKSSSSSSSSS" Berlari kencang dan jatuh di pelukan Gulf yang tengah berlutut.
Memeluk Miu erat-erat. "Maaf. Saya hampir datang terlambat"
Miu histeris kencang di pelukan Gulf sampai suara serta tenaganya habis dan setelahnya, Miu jatuh pingsan.
🍃🍃🍃🍃🍃
Menggenggam tangan mungil Miu yang sedang berbaring di atas ranjang rumah sakit. "Maaf. Hikss---maaf" Gulf terus minta maaf hingga berkali-kali. Ia menyalahkan dirinya yang tidak bisa datang lebih cepat untuk menolong Miu.
"Gulf"
Melirik Maya, "hikkss,, hikss,, hikk,, maaf. Saya lalai menjaganya" Mengusap air mata dengan kasar.
Ikut nangis, "Gulf. Jangan salahkan diri sendiri. Saya justru berterima kasih pada anda. Karena kalau anda tidak datang menolongnya, saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada anak saya sampai sekarang. Terima kasih"
Menggeleng ribut, "jangan berterima kasih. Saya masih--hikss,, tidak bisa melindunginya dengan benar--hikss"
Maya memeluk Gulf, "saya lebih tidak bisa menjaga anak saya sendiri dengan baik. Anda, yang bahkan bukan anggota keluarga saya, bisa menjaga Miu, lebih baik dari pada saya. Saya bukan orang tua yang becus menjaga anak. Hikss,,, saya---"
Membalas pelukan Maya. "Cukup. Anda tidak boleh bicara seperti itu" Mereka terus berpelukan hingga sama-sama tenang.
.
"Boleh saya bertanya?" Memecah keheningan.
"Silahkan" Lirih Gulf dengan suara seraknya.
"Bagaimana anda bisa menyelamatkan anak saya? Saya dengar kalau anak saya dibawa pergi jauh oleh si brengsek itu"
Melirik ke arah tas yang dipakai Miu ke sekolah lalu mengeluarkan sebuah GPS mini dari dalam tas tersebut. "Maaf. Saya menggunakan GPS ini untuk melacaknya. Saya khawatir sampai saya nekat mengintai anak anda setiap hari dengan benda ini" Menunduk lemah.
Mengambil GPS mini di tangan Gulf untuk memperhatikannya dari dekat. "Saya tidak berpikiran jauh sampai sana. Anda sungguh cerdas"
Terkejut. "A-Anda tidak marah saat saya mengatakan selalu mengintai lokasi anak anda diam-diam?"
Menggelengkan kepala. "Kalau untuk menjaganya, saya sama sekali tidak masalah"
Mengangguk mengerti. "Bagaimanapun, mengintai bukanlah hal yang sopan dan patut di wajarkan. Saya minta maaf" Menundukkan kepala.
Mengusap punggung kekar Gulf. "Kalau anda benar-benar menyesal, teruslah berada di samping anak saya"
Melirik Maya, "tentu. Karena saya adalah wali kelasnya"
"Benarkah ? Tidak lebih? Jangan anda pikir saya tidak tahu"
"Maaf?" Mengerutkan kening, tidak mengerti.
"Saya tahu kalau anda sayang sama anak saya, lebih dari rasa sayang Ayah pada Anaknya"
"Uhukkk,, hukkk,, uhuk,,," Tersedak dengan saliva sendiri sambil menggelengkan kepala. "Tidak. Sepertinya anda salah paham. Saya---"
Senyum sambil menahan tawa, "saya tidak akan bilang siapa-siapa. Ini rahasia antara saya dan anda saja"
Cengar-cengir ketahuan lalu kembali menunduk.
Melirik kain kasa yang menutupi area kening Gulf. "Kening anda,,,,"
Menyentuh area kening, "ahh,, hanya luka kecil" Senyum meyakinkan.
"Itu karena kecelakaan kemarin?" Gulf mengangguk dan Maya kembali merasa bersalah. "Maaf. Jika bukan karena masalah keluarga kami, anda pasti tidak akan tertimpa hal buruk itu. Adik anda telah menceritakan semuanya pada saya tadi, bagaimana rem mobil anda sengaja dibuat blong oleh Joss hingga masuk ke dalam jurang. Saya menyesal" Menunduk lemah.
"Itu sama sekali bukan masalah. Anda bisa lihat, saya baik-baik. Saya ahli dalam menyelamatkan diri, jadi, saya minta anda untuk tidak menyalahkan diri sendiri, Nyonya" Melirik kanan kiri, mencari topik lain untuk keluar dari pembicaraan saat ini.
.
CEKLEKK
.
"Maaf menganggu waktunya sebentar. Phi! Ikut aku" Perintah Mile pada Gulf dari pintu kamar.
"Kemana?" Menaikkan sebelah alis.
"Kantor polisi. Hanya memberi sedikit informasi. Ayo biar cepat beres" Berlalu.
Melirik Maya, "saya pergi dulu. Nanti saya akan kembali untuk menjaga Miu" Maya hanya mengangguk sebagai jawaban dan Gulf berlalu, menyusul Mile.
.
Pada akhirnya, kasus Joss dibawa ke persidangan setelah melalui pembicaraan yang sulit dan tidak menemukan titik terang.
Dan hasil dari keputusan persidangan adalah Gulf di vonis harus melewati masa tahanan selama 2 tahun dalam kasus melakukan penusukkan yang direncanakan. Sedangkan Joss, mendapati masa tahanan seumur hidup dengan kasus pelecehan anak dibawah umur, kekerasan, penculikan yang direncanakan, pembunuhan kepada 5 anak kecil sebelumnya, tindakan tidak menyenangkan, dan lain-lain.
Setiap hari, Miu selalu mengunjungi Gulf di penjara Ryukoshiyen, dimana Gulf di tahan. Memberikan semangat pada Gulf dibalik jeruji besi, sedikit meringankan beban pikiran yang Gulf alami karena ditinggal oleh keluarga kandung yang tidak terima anak mereka, Gulf, menjadi tahanan penjara sampai tidak mau menjenguknya di balik jeruji besi tersebut. Jujur saja Gulf tidak masalah dengan itu semua asalkan Miu selalu ada disisinya, ia sudah merasa cukup.
.
Detik demi detik, jam demi jam, hari demi hari, minggu demi minggu, dan tahun telah berganti, tak terasa Gulf sudah berada di balik jeruji besi selama 1 setengah tahun.
Mencoret dinding penjara dengan kapur sambil tersenyum. "6 bulan lagi, saya bisa dekat denganmu seperti sebelumnya, Miu. Sabar sedikit lagi, na"
"Siapa yang kau bicarakan itu, bung?" Tanya rekan satu sel Gulf.
Melirik ke arah suara, "anak manisku"
Mengangguk paham, "ahh,, anak. Aku pikir kekasihmu. Hahahaha"
"Kekasih, ya?" Lirih nya hampir tidak terdengar. "Aku pasti menjadi orang yang paling bahagia kalau dia menjadi kekasihku di masa depan"
Berhenti tertawa, "tadi kau bilang apa?"
Menggelengkan kepala, "tidak ada" Melirik coretan dindingnya kembali.
"Eh,, kau kenal dengan Joss, kan? Tahanan di ujung lorong sana yang masuk bersamaan dengan masuknya kau ke sini,,,?"
Kembali melirik rekannya, "kenal. Kenapa?"
"Kudengar dia mati tadi pagi karena ususnya terus bermasalah. Kau sudah dengar itu?"
Menggelengkan kepala. "Aku baru dengar darimu barusan" Melirik arah lain, *apa karena ku tusuk perutnya hari itu?* Menyunggingkan senyum, *bagus! Tidak ada yang akan mengganggu milikku lagi*
.
CEKLEKK
TRAAANNGGG
.
Seorang polisi tiba-tiba datang dan membuka rantai penjara, "Gulf Kanawut?"
Terkejut lalu melirik ke arah suara, "saya!?"
"Silahkan keluar. Anda bebas"
Shock. "B--Benarkah?? Kok saya bisa bebas? Ini bukan April Mop, kan? Siapa yang membebaskan saya?"
"Anda sudah bertingkah sopan dan baik selama berada di sini. Jadi, hakim berunding dan memotong masa tahanan, makanya sekarang anda bebas. Silahkan keluar atau saya mengunci anda kembali di dalam----"
"Ya, sabar!!" Buru-buru keluar sebelum pintu ditutup kembali. Berbalik lalu, "saya pergi dulu. Terima kasih atas bantuan kalian selama ini pada saya. Ayo kita pergi makan enak setelah kalian sudah bebas"
"OKE!!" Sahut rekan satu selnya secara kompak.
.
Gulf dibawa ke depan gerbang penjara. "Jangan buat jahat lagi karena saya bosan melihat wajahmu di dalam sana"
Tertawa, "akan saya ingat" Melirik ke arah lain setelah polisi tersebut kembali masuk ke dalam gerbang penjara. Setelahnya menghirup udara bebas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Gulf mulai melangkah tanpa arah. Banyak hal yang ingin ia lakukan sampai tidak tahu harus memulainya dari mana.
🍃🍃🍃🍃🍃
CEKLEKK
.
"MAMAAAAA!!!! MIU PULANG!!!" Berteriak lantang seperti biasa.
Saat ini Miu telah menginjak Sekolah Menengah Pertama dan pindah ke sekolah yang jaraknya dekat dari rumah agar sang Ibu tidak perlu jemput setiap hari. Selain itu, Miu bisa pulang sendiri tanpa khawatir karena saking dekatnya jarak antara rumah dan sekolah.
"Sudah pulang?" Sebuah suara yang tampak sangat familiar, masuk ke dalam indra pendengaran Miu.
Langsung melirik ke arah suara dan shock. "PAK GULUUUUUUUUUUUU?????!!!!!" Mata Miu sampai melebar sempurna.
Tersenyum, "ya. Ini saya"
Miu langsung berlari lalu memeluk kaki jenjang dan berotot Gulf erat-erat. "Pak gulu cudah tidak di penjala--hiksss,,"
Berlutut lalu membalas pelukan Miu yang beralih ke leher jenjangnya erat-erat. Menghirup aroma vanila di ceruk leher Miu dalam-dalam, "mulai sekarang, saya akan terus berada disamping Miu"
Mereka berpelukan cukup lama sampai tidak menyadari Maya ada dibelakang, menatap mereka sambil tersenyum. Maya menghampiri keduanya dan ikut berpelukan. "Mama?" Kaget Miu.
"Ajak-ajak dong kalau mau pelukan. Kan Mama jadi iri" Cemberut.
Miu tertawa dan memeluk sang Ibu dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan masih di ceruk leher Gulf. "Miu cayang Mama cama Pak Gulu"
"Mama juga sayang Miu" Ucap Maya.
"Saya juga sayang Miu" Ucap Gulf.
"Hehehehe,,,," Tertawa dengan manis.
END
SALAM HANGAT DARI PEMERAN CERITA INI
.
MIU SUPPASIT
(11 TAHUN)
.
GULF KANAWUT
(28 TAHUN)
.
MAYA SUPPASIT
(31 TAHUN)
HEHEHEHHEHEHEHEHEHEHEHE😈😈
Suka dengan endingnya?
.
Jangan lupa VOTE & sampai ketemu lagi di cerita lainnya🥰
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top