Losing

"Eloise? Eloise?"

Seorang wanita dengan paras rupawan muncul di antara pepohonan di hutan itu.

"Hunter? Kau kembali?" Eloise tak menyangka akan kehadiran sang kekasih.

"Eloise, aku menepati janjiku. Aku menepati janjiku!" Hunter-atau yang bisa kita sebut Dyan-berteriak senang seraya berhambur memeluk Eloise.

Eloise menatap lembut sang kekasih. "Tentu saja, aku tahu kau akan berhasil." Senyum indah menghiasi wajah eloknya.

"Kita akan hidup bersama setelah ini." Dyan tidak dapat menutupi kebahagiannya.

Tangan Eloise terulur mendorong pundak Dyan hingga memisahkan pelukan mereka. Pancaran kesedihan tiba-tiba saja menyeruak dari mata hijau Eloise

"Kau memang berhasil, Dyan," ia menjeda sebentar. Dadanya berdetak menyakitkan, bahkan untuk bernapas saja terasa sulit. Ia memejamkan mata menenangkan diri. "Namun, kau melakukan kesalahan." Eloise kemudian menatap mata Dyan.

"Theia telah menghukum kita," Eloise berkata lirih pada Dyan.

"Tidak! Aku melakukan sesuai dengan ramalan! Aku melakukannya dengan benar!" Dyan berteriak tidak terima

"Kau melanggar perjanjian lama kami, Dyan. Kau mengusik Theia," Eloise berkata dengan tenang. "Bukankah ramalan itu berkata tentang keburukan yang akan terjadi akibat keberhasilanmu?"

Mata kelam Dyan membulat. Ingatannya kembali pada saat ramalan itu di turunkan.

Dan janganlah kau langgar perjanjian kuno itu,
Atau dewi yang telah hilang akan murka dan keberhasilanmu adalah kesialan belaka.

Pohon Oak yang berada di belakang mereka terlihat layu. Daun-daun mulai menghitam, ranting-ranting yang mengering dan batang yang kokoh itu terlihat keropos.

"Tidak! Eloise?! Kau ... jangan ... tidak."

"Tidak seharusnya kau melawan takdir, Dyan," perkataan terakhir Eloise sebelum akhirnya ia pergi.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top