03. INI YANG TERAKHIR KALI
https://youtu.be/UBs8rB5E2BM
Mereka bilang neraka akan menungguku kalau aku mengakhiri hidup sekarang. Mendahului takdir, begitu katanya. Seakan ada yang menungguku di rumah jika aku memutuskan untuk hidup.
Mereka bilang aku masih punya pilihan selain ini. Aku hanya harus berhenti bersedih, begitu katanya. Seakan aku bisa mengendalikan perasaanku.
Aku mengambil satu langkah, menapakkan kaki telanjangku di permukaan beton, disusul kaki lainnya. Kini aku berdiri di atas dunia. Angin menyambutku. Aku menengadah menatap langit tanpa bintang.
Aku ingin menyerah.
Bertahun-tahun sudah aku memerangi depresi dalam diri ini. Mereka tidak mau tahu.
Mereka bilang aku hanya mencari perhatian saat aku memutuskan untuk mengakui penyakit mental yang kuderita saat konferensi pers minggu lalu.
Sebelumnya mereka bilang aku pelacur karena foto yang kuunggah di media sosialku.
Aku sudah tidak ingin muncul di TV lagi, tapi ibu akan membunuhku kalau aku melakukannya.
Ibu mengumpatku karena aku tidak mau menurutinya untuk menyenangkan para bos agensi.
Apapun yang kulakukan, mereka tetap mencapku hina.
Dokter bilang aku bisa sembuh. Turuti saja apa kata mereka dan minum obat teratur. Tapi obat-obatan itu membuatku berhalusinasi.
Jika aku bilang, mereka akan menganggapku gila.
Aku terkekeh geli. Ibu sering mengataiku gila. Bukan hal baru sebenarnya. Kuhembuskan napas lelah.
Jika aku bisa memilih, aku tidak ingin menjadi aku. Aku yang dulu dan yang sekarang, aku tidak ingin jadi keduanya. Jika aku bisa, aku tidak ingin jadi anak ibu. Jika aku bisa, aku tidak mau berhenti sekolah.
Satu-satunya cara agar aku bisa bebas adalah dengan terjun dari sini.
Mereka akan mencariku. Menulis berita tentangku. Mengasihaniku, lalu mengumpatku lagi.
Selama ini aku selalu menghibur diri dengan mengatakan 'aku bisa mati kapanpun aku ingin'
Jika aku berhasil, aku tidak akan melihat dan mendengar caci maki mereka lagi.
Aku tidak peduli dengan apa yang akan menungguku di depan sana. Dimanapun pasti lebih baik daripada di sini.
Neraka, katamu?
Apa bedanya jika aku mati sekarang atau besok?
Aku tetap akan mati.
Ini akhir yang kumau. Satu-satunya kebebasan yang kumiliki.
Sebuah senyum tersungging di wajahku. Dinginnya kegelapan seakan mengucapkan 'selamat datang' saat aku terjun dengan perasaan ringan.
***
--20 Juni 2020--
I was frustrated and sad and hopeless at the same time, so I wrote this.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top