Chap 9 : Masih Adakah?

Kosan Vega nampak begitu sepi saat sepasang anak remaja yang dimabuk cinta itu datang. Dengan bergandeng tangan dan sesekali melontarkan candaan.

Saga pun duduk dan bersandar pada dinding. "Tunggu ya, aku ambil pudding dulu," pamit Vega yang segera masuk ke dalam ruang satunya. Nampaknya Vega tidak hanya ngekos satu kamar, tapi ada ruangan lebih untuk kulkas mini atau pun kompor mininya.

Merasa beberapa kali handphonenya bergetar, Saga pun mencoba untuk mengeceknya dan dahinya pun mengkirut. Vega yang keluar dan memperhatikannya pun menjadi penasaran. "Ada apa? Sesuatu terjadi?" tanya Vega dan Saga terlihat terkejut.

"Nggak, tapi aku harus pulang," jawab Saga yang terlihat sekali tak tenang.

Vega yang biasanya melihat Saga selalu menunjukkan sisi ketenangannya pun merasa semakin penasaran saja.

"Kenapa sih? Jelasin dunk sama aku!" Bukan Vega kalau ia akan menyerah begitu saja. Saga pun memandang Vega tak enak, niatnya tidak ingin membebani Vega.

"Begini, nenek sakit dan aku harus segera ke rumah sakit," terang Saga yang kali ini membuat Vega terkejut.

"Kalau gitu, lebih baik kita ke rumah sakit sekarang saja," ajaknya yang tidak mungkin membiarkan Saga pergi ke rumah sakit sendiri. Apa kata orang nanti, mereka pasti berpikiran Vega adalah cewek yang nggak peduli sama cowoknya.

Saga pun mengangguk dan segera menggandeng tangan Vega untuk keluar dari kosan. Mereka berjalan beriringan, nampak serasi dan menggemaskan dalam bersamaan saat melihat interaksi lucu keduanya.

"Aku bukain, tunggu." Saga segera membukakan pintu mobilnya dan wajah Vega semakin merona saja. 

Sial! Saga paling bisa bikin hatiku kembang-kempis.

Vega pun masuk dan Saga langsung memasangkan sabuk pengaman untuknya. Vega merasa sangat senang dan bersyukur, ia sampai berdoa agar perhatian Saga tidak pernah berakhir kepadanya sampai kelak. Kalau bisa Vega ingin hanya Saga yang akan menjadi pasangannya sampai nanti.

Ah, padahal baru beberapa hari dan aku sudah menjadi gila karena Saga!

Vega terus mengutuk dirinya karena dengan mudahnya ia menyukai Saga. Namun, seharusnya itu bukan menjadi sebuah kesalahan, Saga begitu layak untuk dicintai oleh siapa pun.

--------

Sebuah cafe dengan nuansa vintage, Jun duduk bersama Dirga yang sesekali mengetuk meja, membayangkan seolah meja itu adalah drum. Sementara Jun masih memainkan game favoritnya. Hanya Willy yang terlihat mulai bosan, bahkan beberapa kali menghela napas.

"Gue pengen ngapelin Tara kerumahnya," gumam Willy membuat kedua sahabatnya itu mendongak.

"Lo itu suka niru Barra, nggak cool," cerocos Jun, yang sebal lihat kelakuan dua temannya itu. Benar-benar tidak bisa menjaga imagenya.

Willy menjadi manyun dan Dirga menertawainya. "Lagian Barra kan uda deket sama ortunya Angel, lah lo? Rumahnya Tara aja kagak tau. Lo kan buta arah, bisa-bisa kita kerepotan buat jemput kalau lo kesasar," lanjut Jun yang membuat Dirga terbahak.

"Kalian jahat banget sama gue." Willy menggerutu dan menyeruput minuman Jun begitu saja. Jun tidak merasa kaget atau bagaimana, jika minuman itu hanya miliknya saja. Sudah menjadi kebiasaan Willy yang mengambil minuman temannya.

"Jun," pangil seseorang yang membuat ketiganya seketika mengedarkan pandangan, dilihatnya sosok yang tak asing, tapi cukup mengejutkan.

"Ayura ...," panggil Jun yang segera berdiri. Terkejut sudah pasti, tapi yang menjadi pertanyaan adalah kenapa cewek ini mencarinya.

Ayura pun duduk di antara ketiga pria itu. Wajahnya terlihat teduh, tingkahnya anggun dan wajahnya sangat cantik seperti Angel. Sangat berbeda dengan Vega yang biasa saja dan petakilan. 

"Gue nggak nyangka, kalian masih suka main ke sini. Tapi, dimana Saga?" Mata indah itu mencoba untuk mengedarkan pandangannya, mencari sosok yang sudah dalam ia rindukan.

Jun berpandangan dengan Dirga. "Lagi ngapelin Vega lah, kemana lagi emang," cerocos Willy yang memang terkenal tidak dapat menjaga rahasia ini.

Kalau tidak ada Ayura, mungkin sudah dijitakin sama Jun karena sebenarnya baik Jun atau pun Dirga mencoba untuk tak membocorkan masalah Saga jadian dengan Vega. Intinya, mereka ingin melindungi keduanya, agar tidak semakin rumit. Tapi, dasar mulut ember Willy memang tidak bisa direm.

Terlihat sekali wajah Ayura yang terkejut dan kurang suka. "Vega siapa?" tanya Ayura yang pada akhirnya penasaran dengan nama itu.

"Pacarnya Saga, Vega anaknya seru loh," ucap Willy bangga, sepertinya niat bocah ini memamerkan Vega karena lebih baik dari Ayura.

Melihat Willy ketusnya minta ampun, Jun dan Dirga merasa geli, tapi mereka tahan. "Gue nggak percaya, gua bakalan tanya sendiri ke Saga," sewot Ayura yang kali ini memilih pergi.

Datang dan menetap adalah perjuangan yang tak biasa bagi Ayura dan itu hanya untuk kembali bersama Saga, tapi kenapa di saat dirinya sudah sedikit lagi untuk sampai menggenggam tangan Saga, halangan itu datang.

Ayura tidak bisa membiarkan itu terjadi. Ia akan menemui Saga dan memastikan jika cowok itu masih menyukainya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top