Chap 3 : Terlalu Populer

🎶Playlist🎶
.
DAY6 - Chocolate
.
Hi...Uda lama aku nggak update ini 😂
.
Semoga kalian nggak lupa alur 😅
.
♨Vote x Komen♨
.
.
.
Happy Reading
😉😉😉
.
.
.

Siang telah berganti dengan sore, rintik hujan pun mulai berjatuhan ke aspal jalanan. Membuat semua jalanan yang telah mobil Junior lewati basah. Mereka sudah melewati separuh jalanan untuk kembali ke kampus. Dirga terlihat kembali dengan tidur pulasnya, Willy pun terlihat mulai menutup matanya, Barra terlihat memainkan handphonenya sambil berdendang, hanya tinggal Junior yang masih fokus menyetir dan Saga yang sesekali melirik kearah Vega.

Dan semuanya jadi pada capek kan? Gila, antusias para anak SMA itu nggak bisa dianggap remeh. Sekarang gue bayangin gimana kalau yang manggung itu idol korea? pasti fangirling lebih heboh, anak kpop kan suka alay! *Author juga haha*

"Veg, lo masih ada jam kuliah?" Tanya Junior dan Vega langsung menggeleng.

"Sag, entar lo anterin Vega. Gua sama Barra masih ada jam kuliah, Dirga sama Willy uda nggak bisa ke ganggu kalau tidur kek gini." Kata Junior yang sepertinya cukup mengerti kebiasaan mereka.

Saga pun mengangguk. "Ok, lo nggak masalah kan kalau gue yang anterin?" Saga menoleh, menunggu jawaban dari Vega. Gadis ini pun mengangguk tanpa ragu.

Kenapa gua harus keberatan? Saga ini terlalu sopan banget ya jadi cowok! Kikuk jadinya kalau cuman berduaan sama dia aja.

"Gua juga nggak keberatan nganterin Vega, itung-itung pdkate gitu." Celetuk Barra yang kini membuka earphonenya. Menatap Vega dengan penuh antusias. Mungkin, jika ia adalah cewek lain, akan sangat gembira mendengarkan tawaran dari cowok tampan nan populer seperti Barra. Tapi dia ini Vega yang cukup mengenal seluk-beluk seorang Barra, jelas sekali ia menolaknya.

Mulut Vega sudah akan kebuka, kebuka untuk memaki ni cowok, tapi suara Saga lebih cepat, melebihi kecepatan mobil yang di kendarai Junior.

"Biar gue aja, sekalian gue ada perlu di daerah itu." Potong Saga yang lagi-lagi membuat Vega terdiam. Junior tertawa tanpa suara dan Barra, cowok ini terlihat nyengir sambil menggeleng-geleng, entah apa yang ia fikirkan.

"Ya uda, kita uda nyampek nih. Turun, bangunin anak-anak!" Seru Junior yang juga turun.

"Eh upil, bangun! Uda nyampek!" Vega menggoyang-goyangkan badan Willy yang masih molor dengan mulut terbuka.

Buset ni anak! Tidur uda kek mayat aja! Untung ganteng, kalau enggak uda gue pukul tu muke wolesnya!

"Nggak, lo nggak bisa bangunin dia dengan cara itu." Kata Barra yang tiba-tiba memerintahkan Vega untuk menyingkir.

"Emangnya gimana?" Tanya Vega yang memang nggak begitu mengerti dengan kebiasaan anak-anak ini.

Barra pun mengambil sebotol aqua, menumpahkannya ketangannya. "Loh Bar, lo nggak bermaksud nyiram Upil kan?" Vega panik sendiri dan yang lain ketawa.

Nggak harus sekasar itu kan? Meskipun kenyataannya Upil nyebelin.

"Uda diem aja." kata Barra yang kini mulai memercikkan air kepada Willy. "Wil, bocor! Cucian lo diatas belum diangkat." bisik Barra sok heboh.

"ASTAUFIRULLAH!! BESOK GUE KE KAMPUS PAKAI APA???" teriak Willy yang langsung terbangun dan...

DUK

"Anjing!" umpatnya saat kepalanya kebentok bagian atas mobil dan semuanya tertawa.

Upil bego!

"Bangke lo Bar!" si Willy nggak berhenti mengumpat, sambil mengangin kepalanya dan Barra ngakak terus dari tadi.

"Dia paling cepet bangun kalau denger suara hujan dan jemurannya belum keangkat. Maklum anak kontrakan, baju cuman beberapa biji, cowok pada males nyuci." terang Junior yang jelas ngeliat kebingungan Vega sekaligus geli sih liat si Willy aneh bin ajaib ini.

Vega pun tertawa. "Emang kalian ngontrak bareng?" tanya Vega dan mereka mengangguk.

"Urusan nyuci sambil ngangkat jemuran emang si Willy, bagian masak Barra, bersih-bersih Saga sama Dirga dan gue bagian ngerapin, sekaligus nyuci mobil." lanjut Junior dan tentu itu mengejutkan Vega. Dia mulai membayangkan gimana rusuhnya kelima cowok ini ngontrak bareng, ngelakuin kerjaan bareng-bareng. Bener-bener kek idol yang lagi sedroom aja.

"Gue nggak bisa ngebayangin kalian ngelakuin itu bareng-bareng. Sementara saat dikampus kalian jadi cowok sok cool gitu." akui Vega yang bikin kelima cowok itu ngakak.

"Eh, ini rahasia kita lo Veg. Cuman lo yang tau, jangan dibocorin biar image kita nggak jatuh." Barra yang selalu jaga image.

"Lagian lo ngapain sih Jun, kasih tau Vega." protes Willy, masih megangin kepalanya yang sakit.

"Gue yakin Vega nggak ember. Lagian bentar lagi juga dia bakalan sering ikut kita ngeband, Vega cocok banget jadi manajer kita." kata Junior yang membuat semua temannya nampak terkejut, termasuk Vega.

Gue jadi menajer kalian? Bisa-bisa gue baper akut karena dikelilingi cogan! Astaga!

"Bagus, lo jadi bisa ketemu orang ganteng kek gue tiap hari Veg, seneng kan lo!" kata Willy dengan kepedean akutnya.

"Njir, empet gue liat lo tiap hari." Omel Vega yang tentu bikin semua ketawa.

"Lo juga bisa dengerin suara gue yang merdu saat ngeromatisin lo." celetuk si Barra yang bikin Vega seketika ngeluarin muka ilfeelnya.

"Jijik gue!" Balas Vega.

Ini dua anak pada lengser otaknya kali ya! Ah, nggak tahan gue, untung cakep.

"Mau ya Veg, lo cocok banget sama kita. Nggak baperan kek cewek lain." komentar Dirga yang semenjak tadi cuman diem sambil senyum-senyum dengerin ucapan temen-temennya.

"Tenang aja Veg, kita cowok baik-baik kok." kata Barra yang terus ngegoda Vega.

"Apa lagi Saga, gue yakin dia bakalan ngelindungin lo kek spidermen. Bisa sampai loncat-loncat gedung terus pagar buat ngelindungi lo." kata Junior yang membuat Vega geleng kepala.

Gue rasa nggak ada yang beres sama anak-anak ini. Gitu banyak fansnya?

"Ya uda, ayok Veg gue antar pulang." Ajak Saga yang narik tangan Vega gitu aja. Pengennya nyelametin Vega dari kebejatan temen-temennya.

"Wah Sag, lo main sentuh anak orang aja. Inget kata Pak haji Suryadi, bukan muhrim!" Teriak Willy. Itu pak haji Salam, nama bokapnya Saga.

"Hush, jangan ungkit nama orang tua donk. Mentang-mentang Saga nggak pernah bantai lo!" Omel Junior. Heran si Willy suka banget ngejahilin Saga.

"Vega uda gue tandain Sag, lo main nyosor aja. Ingat, kita belum selesai." Omongan Barra sambil nyengir.

"Vega, jangan lupa bahagia ya. Gue pastiin lo bahagia sama kita. Jadi pikirin tawaran kita." Junior tak kalah rusuh.

"Gila ya mereka. Kok lo betah sih sama mereka?" Guman Vega sambil beberapa kali ngelirik kebelakang, mandangin keempat cowok rusuh itu.

Saga ketawa. "Tapi mereka asyik kok Veg." Saga ngebelain temen-temennya.

"Iya sih, cuman jailnya akut banget dan berisik ngalah-ngalahin cewek kalau lagi ngegosip." kata Vega yang kini uda naik mobil Saga bahkan cowok ini sudah membuka pintu untuk Vega.

"Awalnya sih gitu tapi lama-kelamaan juga bakalan terbiasa. Keliatannya emang rusuh tapi mereka lebih baik dari kebanyakan cowok." Saga yang selalu setia kawan.

Vega mangut-mangut sambil senyum dengerin Saga sekuat tenaga belain teman-temannya. Mereka emang kumpulan cowok yang ngegemesin banget.

"Kosan lo dimana?" Saga bertanya dan Vega pun memberitahunya.

Tak sampai 10 menit mereka sudah sampai di depan kosan Vega.

"Mampus gue!" pekik Vega yang tiba-tiba panik.

"Kenapa?" Saga kaget, bingung juga.

"Mobil bokap didepan, gimana dunk?" kata Vega yang sepertinya tak siap dengan pertemuan mendadak ini.

Njir! Bokap kan nggak suka liat gue jalan sama cowok? Ini Saga pakek acara ngantar pulang segala dan begonya gue setuju!

"Uda, nggak usah panik. Biar gue yang ngomong ke bokap lo." Saga mencoba menenangkan Vega.

"Lo belum tau bokap gue sih." kata Vega sambil menggeleng cepat.

Saga tersenyum. "Tenang aja, lagian kita nggak ngapa-ngapain kok." Saga pun turun, membuka pintu mobil untuk Vega dan berjalan dulu, Vega sembunyi di bekalang Saga.

"Vega!" Sebuah suara barito terdengar dari balik pintu kosan.

Sesosok pria paruh bayah keluar dengan langkah tegap dan menatap keduanya penuh selidik.

"Loh, nak Saga?" serunya dengan suara yang berubah lebih ramah.

"Pak Aditama." Saga langsung mencium tangan bokapnya Vega. Membuat cewek ini melotot karena sangking terkejutnya.

"Ka-kalian saling kenal?" tanyanya terbata.

"Iya, kemarin saat ayah nemenin nenek umroh. Nak Saga ini ikutan umroh, sendirian loh Veg. Bahkan paling muda dan nggak ngeluh bantu-bantu orang-orang." bokap Vega muji-muji Saga dan yang di puji cuman senyum-senyum, makin manis aja jadi pengen Vega cubit tu pipi.

Luar biasa, Saga umroh? religius amat ni anak dan hebatnya lagi tuh, bokap gue nyanjung Saga banget? Saga nyogok bokap pakai apaan coba?

Jengkol sekarung!

"Sag, lo nyogok bokap gue pakek jengkol sekarung?" bisik Vega.

"Hah?" Saga nggak mengerti dengan ucapan Vega.

"Vega, suruh Saga masuk. Kasihan disini dingin." kata bokap Vega yang lagi-lagi bikin Vega cengo.

DEMI APA? BIASANYA BOKAP NGGAK NGEBOLIHIN COWOK MASUK KOSAN SAMPAI DIPESENIN KE BU KOS!

"Boleh ni masuk?" pinta Saga sambil ketawa geli liat kelakuan Vega yang masih bengong nggak percaya kalau bokapnya bisa sebaik ini.

"Vega, kamu kebiasaan ngelamun. Masuk aja nak, lagi pula tadi bundanya Vega juga nitip kue." bokapnya Vega ngerangkul Saga untuk masuk kedalam.

"Gila! Serius, gue penasaran Saga itu nyogok bokap pakek apaan sih? Gue pakek ditinggalin lagi. Sebenernya anaknya itu, gue apa dia?" omel Vega yang juga nyusul masuk.

---***---

Pagi dengan kepala Vega yang terisi banyak pertanyaan tentang kedekataan yang menurutnya aneh antara bokapnya sama Saga. Bayangin, dua makhluk berjenis kelamin cowok itu terus bercerita lama, sampai sholat asyar bareng dan menjelang magrib. Sementara Vega, disuruh bikin minuman dan dikacangin, mereka asyik ngobrol sendirian. Vega cukup salut sama Saga yang bisa mengimbangi hobi bokapnya yang suka bercerita dan yang bikin Vega tambah pusing, saat bokapnya mau pulang, dia ngomong ke Vega kalau Saga itu anak yang baik, bisa jadi temen Vega, apa lagi kalau bisa jadi menantunya.

Vega shock berat diomongin kayak gitu sama bokap. Alhasil, saat menuju kampus Vega jadi kayak cewek idiot dengan pikiran kosongnya sampai ia ngeliat kerumunan mahasiswa di depan kelasnya.

"Kenapa rame?" gumannya yang heran, mau mendekat tapi males.

"VEGA!" seseorang berteriak, membuat Vega menoleh dan mendapati Tara berlari-lari kecil menghampirinya, di iringi Angel yang berjalan dengan anggunnya.

"Ada apa sih Tar? kok rame banget?" Vega masih penasaran.

"Itu, Amanda and the gank lagi debat sama anak mene." jawab Tara.

"Debat? emang ada kompetisi debat gitu?" tanya Vega dengan polosnya. Angel tertawa dan Tara mendengus.

"Bukan ih, rebutan cowok. Biasa Barra and the genk, kali ini tu mereka nggak terima kalau Amanda deketin Barra sama Saga."

"Hah?" Vega kaget.

Barra sama Saga? Kok mereka lagi sih? Heran, hidup gue kok diliputi cowok-cowok itu sih? Kek nggak ada topik lain aja.

"Kok lo biasa aja sih Veg? Nggak kepo lo?" tanya Tara dan Vega menggeleng.

"Kenapa Vega harus kepo? Uda ah, kita pergi aja. Banyak orang disini, entar kita dikira ikutan." Angel ngeraih tangan Tara dan Vega membawanya pergi.

"EH TUNGGU!" Teriak seseorang membuat ketiganya menoleh.

Terlihat Hana berlari menghampiri mereka. "Kenapa Han?" Angel bertanya.

"Kalian harus bantu Amanda! Ini menyangkut kehormatan jurusan juga, temen sekelas kita yang lain juga bantu, lihat itu." Hana menunjukkan kerumunan dan ketiga cewek ini baru sadar jika kebanyakan yang ada dikerumunan itu adalah teman sekelasnya.

Gila! Segawat itu kah? Gimana kalau mereka sampai tau kalau gue kemarin seharian sama anak DayDream? Bisa mampus gue di kroyokin anak Akun sama Mene.

Hanya demi para cowok bego itu cewek-cewek ini pada ngelakuin hal unfaedah kek gini. Kuker banget jadi manusia!

Seperti inikah generasi milenia di indonesia? Miris gue liatnya, gimana mau nyetak seorang profesor kalau mental mereka sebatas cinta bulsit nggak jelas gini?

Emangnya bisa kita hidup dengan perasaan cinta doank? Nggak kan?

"Veg, gimana ini?" Tara menggoyang-goyang Vega yang masih beradu dengan fikirannya.

"Emang mereka ngomong apa sih Han?" tanya Angel yang terlihat sekali kurang setuju dengan ucapan Hana barusan.

"Mereka nandai anak Akun buat nggak ngedeketin anak Mene." terang Hana.

"Serius lo?" Tara juga terlihat mulai kepancing.

Nggak! Gue harus nyegah Angel sama Tara terlibat. Buat apa coba dengerin ucapan mereka. Emang kita anak SD harus di dekte kek gitu? Jelas enggak!

Suka-suka kita mau berteman sama siapa aja, kenapa mereka harus larang-larang.

"Sorry ya Han, kita masih mau ngurus tugas. Lo tau pak Samsul kan? Gue takut dikasih nilai D, jadi mending gue tuntasin sama anak-anak sekarang. Bye!" kali ini Vega yang menyeret kedua sahabatnya itu.

"Apaan sih Veg! Kita kan mau gabung sama yang lain." protes Tara.

"Nggak pakek! Biar sumber masalahnya aja yang atasin. Lagian ya, keduanya nggak ada yang bener. Bego banget, emang mereka itu ceweknya Barra sama Saga apa? Jelas-jelas mereka cuman penggemar berat tapi bikin kisruh kek ceweknya aja." omel Vega kesel.

"Tunggu..." Angel melepaskan tangannya dari genggaman Vega. "Kenapa lo yakin kalau salah satu daro keduanya bukan cewek Barra atau Saga?" lanjut Angel dan Tara mangut-mangut membenarkan pertanyaan Angel.

"Karena mereka sendiri bilang ke gue." Vega keceplosan.

"KAPAN?" tanya Tara dan Angel bersamaan.

Vega membatu dengan kebingungan tingkat akut. Ia bingung, bagaimana cara menjelaskan yang terjadi kemarin kepada sahabatnya ini, terutama Tara yang memang penggila Barra. Bisa-bisa cewek in histeris nggak jelas.

Sial banget sih hidup gue semenjak ketemu mereka! Tara pasti histeris kalau tau gue jalan sama mereka seharian dan gue nggak sanggup kalau dia ngebom gue pertanyaan tentang Barra. Uuhhhh, nyebelin!

-Tbc-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top