Chapter 1

Sinar mentari mencoba menerobos serta mengusir kegelapan malam dan mengubah dunia menjadi bersinar. Cahaya nya yang indah nan hangat menjadi daya tarik tersendiri bagi para makhluk hidup.

Tak terkecuali bagi seorang gadis bersurai (hair colour) yang tengah bersiap menuju sekolah barunya dengan penuh harapan. Namun, baru beberapa langkah, ia berhenti karena melihat seorang anak laki-laki dengan almamater yang sama dengan dirinya baru saja keluar dari rumah.

Tetangga ? ya, pria itu adalah tetangga sang gadis yang belum sempat ia sapa. Karena menurut perkataan tetangga yang lain, keluarga mereka akan pulang di malam hari. Sementara di malam hari, sang gadis telah mengistirahatkan tubuh dan pikirannya di pulau kapuk.

"Um ... Selamat pagi," ucap sang gadis yang mulai memberanikan diri untuk menyapa pria dihadapannya. "Selamat pagi, ojou-chan," balas pria itu dengan senyuman yang terpatri di wajahnya.

Dan setelah sapaan itu, sang gadis hanya terdiam. Ia sangat canggung untuk memulai suatu percakapan pada orang yang baru dikenalnya. Mengetahui hal itu, pria bermanik merah darah dengan surai hitam pun mengulurkan tangannya terlebih dahulu.

"Sakuma Rei, senang bertemu denganmu," ucap sang pria yang tak lama kemudian, sang gadis pun menyambut uluran tangan itu dengan ragu-ragu.

"(Last name) (Name)," ucap sang gadis sembari memberi tahu namanya.

"Rupanya kita satu sekolah ya, ojou-chan. Mari berangkat bersama," ajak Rei yang kemudian disambut gelengan pelan dari sang gadis. "Maaf, aku tidak ingin merepotkan mu," ucap sang gadis yang masih bergeleng pelan.

"Tenanglah, ojou-chan. Tidak masalah untuk berangkat bersama, bukan ? lagipula, kita berada di sekolah yang sama." jelas Rei yang membuat sang gadis pun berpikir betapa bodohnya dirinya. "Mari, ojou-chan," ucap Rei yang kemudian diekor oleh sang gadis.

*****

Sesampainya di sekolah, Rei dan sang gadis pun berpisah. Rei menuju ke ruang klub musik, sedangkan sang gadis menuju kelasnya yang baru, 2-B.

"Ara ... tenkousei-chan telah tiba."

Suara laki-laki yang terkesan girly itu membuat sang gadis sangat canggung. Ditambah dengan suasana kelas yang sepi, membuat ruangan ini jauh dari kata ruang kelas.

"Ah ! disini rupanya."

Suara itu membuat sang gadis maupun beberapa penghuni kelas melihat kearahnya secara spontan. Dan tampaklah seorang pria dewasa bersurai hitam berantakan dengan kumis yang tak teratur, serta jas kesehatan yang tergantung rapi di bahunya, membuat siapapun yang melihat akan tahu jika pria itu adalah petugas kesehatan.

"Salam kenal, tenkousei. Namaku adalah Sagami Jin, dan aku ingin memperkenalkan mu dengan gadis pindahan sebelumnya, Anzu. Dan dari Anzu, kau akan mengerti hal-hal yang harus dilakukan maupun tidak. Apa kau paham ?" tanya pria yang bernama Sagami Jin dengan senyum ramah.

"U ... Um ... " ucap sang gadis dengan ragu.

Dan setelah ia mengatakan jika ia paham, seorang gadis bersurai coklat sebahu pun muncul dari balik pria itu dengan sangat tenang.

"Sensei tinggal dulu, ya. Dan Anzu, mohon kerjasamanya," ucap pria itu yang kemudian pergi begitu saja.

Setelah kepergian guru itu, Anzu pun mengulurkan tangannya yang disertai dengan senyuman manis di wajahnya. Tentunya, hal itu dibalas oleh sang gadis.

"Anzu," ucapnya dengan lemah lembut. "(Name)," ucap sang gadis dengan ramah.

"Ara~ kalian mengabaikan kami disini, sungguh kejamnya~."

Suara girly itu membuat kedua gadis ini menatap sang sumber suara dengan tatapan berbeda. Anzu menatapnya dengan senyuman, sementara sang gadis menatapnya dengan penuh kebingungan.

"Nama dia adalah Narukami Arashi," ucap Anzu sembari mengajak sang gadis mendekat pada tiga lelaki yang masih ada di kelas ini.

"Narukami Arashi desu, yoroshiku onegaishimasu, " ucap pria bersurai pirang itu yang memiliki nada girly. "Dan ini, temanku, Sakuma Ritsu. Lalu ini temanku juga, Kagehira Mika," sambungnya.

"Yoroshiku !" ucap Mika dengan senyuman singkat yang membuat sang gadis membalas senyuman itu dengan sedikit canggung.

"Ritsu-chan, ayo sapa tenkousei-chan di kelas kita," ucap Arashi yang berusaha membangunkan pria yang tengah tidur pulas ini.

Desahan orang baru bangun tidur pun dapat di dengar oleh beberapa penghuni kelas ini. Ritsu pun terlihat merenggangkan tubuhnya setelah tidur lalu menatap dua siswi pindahan itu.

"Yoroshiku ..." ucapnya lalu ia pun menguap lagi.

Arashi pun bergeleng pelan melihat kelakuan temannya ini. Tanpa sengaja, sang gadis terlintas sesuatu dipikirannya.

"Apa kau adik dari Sakuma Rei?" tanya sang gadis secara spontan yang membuat Ritsu langsung bangkit dari posisinya lalu berjalan sempoyongan.

"Ku tidak mempunyai kakak dengan nama itu ... haaahhh ... satu-satunya keluargaku hanya Maa-kun. Jaa nee," jawabnya dengan nada malas lalu pergi meninggalkan kelas ini yang membuat dua gadis pindahan itu hanya menatapnya begitu saja.

"Maafkan sikapnya ya, tenkousei-chan. Nanti dia akan berbicara sendiri alasannya," ucap Arashi sebelum sang gadis memberikan tatapan bertanya.

"Kalau begitu ... mari, ku antar kau berkeliling sekolah," ucap Anzu yang membuat sang gadis mengiyakan ucapannya.

Jujur saja, sang gadis pun belum tahu bagaimana denah serta seberapa luas sekolah ini. Dan tak hanya itu, ia pun belum mengetahui berapa banyak jurusan yang dimiliki oleh sekolah ini. Karena yang ia tahu, sekolah ini hanya sebatas sekolah idola saja.

Anzu pun mulai menjelaskan tiap sudut ruangan yang ada disini secara detail. Namun saat tiba di sebuah ruang band, mereka mendengar keributan yang membuat mereka harus memastikannya secara langsung.

Klik~

Anzu pun membuka pintu dan masuk pada ruangan itu yang diikuti oleh sang gadis dibelakangnya. Dan saat melihat ruangan itu, mereka terdiam. Pasalnya tidak ada keributan yang terjadi, seperti yang mereka dengar saat diluar.

"Sedang mencari siapa?"




To be continued~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top