✦ ╮ heartache ¡!

Tangan kecil yang menggenggam seuprit almamaternya, rona merah di wajah, senyum dan tawa canggung di saat bersamaan itu menjadi pemicu detak jantung Jyuto yang mendadak berpacu tak tentu arah. Tak karuan dentumannya. Tak karuan detaknya. Tak karuan rasa dalam dada Jyuto sekarang.

"Kenapa tiba-tiba dia jadi sangat manis sekarang!"

Yang sedari tadi Iruma Jyuto lakukan hanyalah melempar tatapan pada satu arah. Lebih menarik daripada makanannya yang sekarang tak tahu jadi apa, karena ulahnya sendiri yang terus-menerus mengaduk-aduknya, saking fokusnya pada sosok yang tak jauh dari bangku kantin yang didudukinya itu tengah bercanda ria sampai melepas tawa.

Tingkah tidak jelas Jyuto mengundang perhatian kawan yang duduk di sebelahnya. "Ngga niat makan?" tanya si kawan aka Aohitsugi Samatoki yang membuatnya kesal kemarin.

" ... Sebentar," jawab Jyuto tanpa ada niatan menatap lawan bicara. Tetap fokus pada arah tatapannya.

"Hah?" Rupanya ucapan Jyuto tak masuk di akal Samatoki yang dangkal tersebut /g. "Gak jelas. Kalau ngga niat, sini gua makan, nyet. Kasihan itu ramen diaduk-aduk gak jelas. Sama kaya orangnya." Samatoki mulai tidak santuy sekarang. Salah satu binatang sudah mulai lepas dari mulutnya.

"Ck, ah, berisik." Jyuto pun terpaksa memakan ramennya dengan wajah masam.

"Lagian salah lo sendiri gak jelas. Apa yang lo liatin dari tadi, hah? Mulai jelalatan lo?"

Jyuto mendelik sambil mengangkat kakinya, kemudian menendang pinggang Samatoki sampai si pemilik pinggang meringis. "Sembarangan lo, albino. Liat aja sendiri apa yang gua liat nanti!" serunya yang kemudian membersihkan mulutnya yang terasa kotor, setelah memakan ramen barusan dengan estetik yang tak kemudian manik emeraldnya mulai melirik ke arah di mana Akazumi berada tadi.

Samatoki yang baru saja bersiap ingin mengabsen nama-nama binatang pun tertunda, kala ia terlanjur mengikuti arah pandang Jyuto sesuai dengan perkataannya. Tertuju pada gadis rupanya.

"Cih ... !"

BRAK!

"Hah! Terbukti jelalatan, 'kan, lo!" Tiba-tiba Samatoki menggebrak meja, berseru, dan menunjuk wajah Jyuto dengan ekspresi kemenangan yang terkesan songong di wajahnya.

Tindakan bar-bar Samatoki itu mengundang atensi siswa-siswi yang berkeliaran di kantin saking terkejutnya tadi, tak terkecuali Akazumi yang melongo menatap Samatoki. Apalagi Jyuto yang malu sendiri, ketika dialah yang menjadi topik. Sampai-sampai ia tak segan menggeplak kepala Samatoki.

"Aho! Gak gitu, tokek!"

"Sakit, gblk!"

"Woy, pawangnya mana pawangnya!"

"Sst!" Rio Mason Busujima selaku pawangnya dari Jyuto dan Samatoki pun bertindak, setelah merasa dirinya termention barusan. Karenanya, semua jadi aman, tenang, dan terkendali seketika. Membuatnya mengulas senyum tanpa dosa nan polosnya, kemudian berkata, "Sudah, silakan kembali berkegiatan." Pada siswa-siswi yang berlalu lalang di kantin sekolah ini.

Meski keadaan kembali normal dan berjalan seperti biasa, Jyuto masih merasakan malu yang luar biasa. Sampai-sampai mengusap wajahnya sembari menghela napas pasrah. Rasanya ia ingin tenggelam saja di sana saat itu juga.

"Kau tahu kau itu berotak minim, masih saja tidak sadar diri, Samatoki," ucap Jyuto yang jelas-jelas dapat mengundang amarah Samatoki.

"Hah?!"

Namun, siapa peduli? Tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan rasa malu dalam diri.

"Sabar, Samatoki. Mungkin Jyuto bermaksud baik dengan mengingatkan Samatoki agar tidak bertindak bar-bar seperti tadi." Rio menimpali. Membuat Samatoki terpaksa diam, sementara Jyuto menyeringai.

Samatoki melepas kekesalan dalam diri dengan berdecih. "Makanya, jangan jelalatan sama gadis. Ajak kenalan gih. Bukannya Akazumi orang yang kau sukai?" katanya dengan seringai ejekannya.

"Suka? Akazumi? Huh, dia saja tidak tahu berterima kasih, setelah memintaku mengantarnya pulang kemarin. Dia tidak ada rasa bersalahnya sama sekali, bahkan masih sempatnya sarkastik padaku seorang diri pagi tadi, dan malah tertawa bersama dengan siswa lain saat ini!" ucap Jyuto dengan ekspresi tertekan seperti habis putus cinta.

"Pfft, serius? Yang gua tangkep bukan itu, sih," ucap Samatoki sambil menahan tawa agar tak lepas.

"Yang Shoukan tangkap adalah Jyuto sakit hati," timpal Rio yang malah sukses membuat Samatoki tertawa lepas. Dan lagi-lagi mengundang atensi siswa-siswi yang berkeliaran di sekitar mereka, sementara Jyuto persetan dengan mereka jika Samatoki memang berniat malu-maluin dirinya:v

"Dasar, megane. Rio aja paham. Masa lo gak paham konsep sakit hati? Jangan-jangan ini yang pertama kali?"

Jyuto mendengus sebal. "Dangkal banget sakit hati," katanya yang terdengar seperti gerutuan.

Samatoki menaikkan satu alisnya. "Jadi?" tanyanya kemudian.

Sekilas Jyuto mengamati Akazumi yang masih duduk di bangku yang sama dan tertawa bersama siswa lain di sana. Membuat detak jantungnya berdebar tak karuan, setiap kali mengalihkan pandangannya ke sana. Namun, kemudian ia terkekeh dan berakhir menyeringai. "Ini lebih dari sekadar sakit hati," gumamnya yang tak dapat didengar oleh Rio maupun Samatoki.

To Be Continued
Story By LadyIruma

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top