Awal

Aqilla Putri Syahreza seorang remaja 18 tahun yang sederhana. Pejuang kelas akhir di salah satu SMA. Bukan seorang yang sangat pintar ataupun seorang most wanted yang dikagumi. Dia hanya seorang perempuan yang sederhana, tapi dari kesederhanaannya itu dia menyimpan keunikan.

Perempuan yang kerap di panggil Qilla itu sangat menyukai dengan dunia internet. Tapi bukan seperti remaja yang lain menggunakan internet hanya untuk pacaran, bermain game, ataupun cari sensasi. Justru remaja satu ini memanfaatkan internet untuk berteman dengan siapapun di dunia ini.

Dan hasilnya sekarang dia mempunyai banyak teman di berbagai negara, meskipun hanya bisa bercakap-cakap melalui media sosial tapi setidaknya itu menyenangkan buatnya. Dan dari sini lah Qilla menguasai berbagai bahasa seperti Inggris, Spanyol, Italia, Korea, dan lain sebagainya. Meskipun tidak mahir setidaknya dia bisa.

"Jadi kali ini dari negara mana temen lo?" Qilla kaget saat Elisa teman sebangkunya duduk di sampingnya.

Qilla hanya menanggapi dengan senyuman kemudian kembali fokus pada handphonenya. Qilla memang sedikit tertutup.

Qilla menghembuskan nafasnya pelan dan meletakkan androidnya dengan sedikit rasa sedih.

Melihat itu Elisa mengangkat alisnya merasa heran dengan sahabatnya satu ini. "Kenapa wajah lo kok kayak sedih gitu? Perasaan tadi masih senyum-senyum deh."

"Gue belum punya temen dari Jepang El." Qilla mengerucutkan bibirnya sambil menatap lurus ke handphone nya di atas meja.

"Emang lo bisa bahasa Jepang?" Qilla menoleh.

"Dikit doang sih, gimana dong? Lo tau kan gue suka banget sama negara itu dan gue ingin punya teman dari sana." Elisa ikut berfikir dan seketika ada lampu kuning di atas kepalanya.

"Aha! Kenapa nggak coba lo tanya temen lo yang dari Korea mungkin aja dia punya ya nggak?" Elisa menaik-turunkan alisnya.

"Ide bagus, oke otw chat si Yoona"

Dengan semangat Qilla menanyakannya kepada Yoona dan betapa beruntungnya Qilla, Yoona mempunyai teman dari Jepang. Tak mau berbasa-basi dia meminta nomornya dengan maksud untuk menjalin pertemanan. Setelah mendapat persetujuan Yoona mengirimkannya ke Qilla.

"El gue dapet! Yipppiiii!"

"Eh beneran? Alhamdulillah ide gue ternyata berfaedah" Elisa mengusapkan kedua tangannya ke wajahnya seakan-akan dia benar-benar bersyukur sekarang.

"Yaudah langsung chat aja Qil!"

"Enggak deh nanti aja di rumah" Qilla memasukkan handphonenya ke dalam tasnya.

"Kenapa? Kan gue pengen tahu"

"Pengen tempe aja, tuh gurunya udah masuk bebeb" seketika Elisa melihat ke depan dan benar saja gurunya sudah duduk manis di depan.

Sesampainya di rumah Qilla menghempaskan tubuhnya di kasur empuk. Memejamkan matanya dengan mulut yang berucap "hari ini benar-benar membunuhku."

Kemudian dia teringat sesuatu. Dia langsung bangkit mengambil androidnya di dalam tas. Dia melihat kontak orang Jepang pemberian dari Yoona dengan bertuliskan huruf Jepang selama beberapa menit. Dia tidak tahu bagaimana bacanya huruf-huruf itu. Walaupun dia tau bahasa Jepang tapi dia masih belum menguasainya. Dia masih ragu untuk memulai pembicaraan. Entahlah biasanya Qilla pasti tidak begini.

Setelah menimbang-nimbang akhirnya Qilla memutuskan untuk menghubunginya.

Qilla
Konnichiwa

1 menit...

2 menit...

3 menit....

Qilla akhirnya pasrah, dia memutuskan untuk mandi. Setelah keluar dari kamar mandi Qilla mengecek handphonenya lagi. Dan yaps! Satu notif dari orang Jepang itu.

りょうた(ryouta)
Konnichiwa

Astaga entahlah Qilla seakan menahan nafasnya. Mempunyai teman dari Jepang adalah salah satu impian Qilla.

Qilla
Em sorry, can you speak English? I can't speak Japan.

りょうた(ryouta)
Oh ok no problem, I can speak English. What's your name?

Qilla
My name is Qilla, and I am Yoona's friend. I get your number from Yoona.

りょうた(ryouta)
I know, Yoona tell me

Qilla
Would you be my friend Ryouta?

りょうた(ryouta)
Of course Qilla, why not?

Demi sepeda Shiva yang bisa terbang, demi tayo si bis kecil ramah, demi kerang ajaib, dan demi apapun Qilla saat ini ingin berteriak sekencang-kencangnya. Keinginannya terkabul mempunyai teman dari negeri sakura tersebut.

Saat Qilla masih asyik dengan rasa bahagianya. Handphone nya bergetar menandakan ada notif. Tanpa ba-bi-bu lagi Qilla langsung membukanya.

りょうた(ryouta)
Oh, Qilla where are you from?

Qilla
I'm from Indonesia

りょうた(ryouta)
Wahh orang Indonesia ya

Qilla terlonjak, dia membulatkan matanya lebar. Dia benar-benar terkejut saat Ryouta berbicara bahasa Indonesia. 'apakah dia translate di google ya?' batin Qilla.

Qilla
Kamu bisa bahasa Indonesia?

りょうた(ryouta)
Percayalah aku keturunan Indonesia juga. Ibuku orang Jakarta dan ayahku orang Jepang. Aku dulu sempat tinggal di Indonesia selama 5 tahun.

"Wow" hanya kata itu yang bisa terucap dari mulut Qilla. Beruntung sekali bukan bisa memiliki teman keturunan orang Jepang.

Qilla
Syukurlah, next time ke Indonesia lagi ya Ryouta.

りょうた(ryouta)
Pasti Qilla.

Setelah itu Qilla tidak membuka notif dari Ryouta. Qilla turun ke bawah karena di panggil oleh mamanya untuk makan malam.

"Ma aku udah punya teman dari Jepang loh." Pamer Qilla.

"Benarkah? Hebat dong padahal bahasa Jepang kamu masih minim loh."

"Dia keturunan Indonesia juga kok ma, jadi Qilla tidak perlu repot-repot menggunakan bahasa Jepang dan bahasa Inggris." Senyum Qilla masih tidak lepas.

"Wahhhh gitu ya, yaudah lanjutin makannya dulu."

"Papa nggak pulang?"

"Kemungkinan besok karena harus bertemu dengan klien dulu."

Qilla hanya menganggukkan kepalanya. Dan jadilah di meja makan kali ini hanya ada Qilla, Mamanya, dan kursi kosong.

Beberapa hari berikutnya Qilla semakin sering berkomunikasi dengan Ryouta. Bahkan terkadang mereka bertelefonan.

Qilla senang mendapat teman seperti Ryouta. Dia seorang yang menyenangkan, dia memberi informasi banyak hal tentang Jepang kepada Qilla. Dan itu semakin membuat perempuan 18 tahun itu ingin pergi ke Jepang.

Seperti saat ini, Qilla tersenyum ketika melihat pesan dari Ryouta. Suasana kelas sedang sepi karena banyak yang pergi ke kantin. Elisa sudah sempat mengajaknya tapi dia tidak mau. Bukan karena Ryouta tapi dia terlalu malas berjalan jauh.

"Senyum-senyum sendirian horor banget sih Qil." Elisa datang membawakan pesanan Qilla.

"Thanks ya." Qilla hanya membalas Silas senyuman yang sangat manis.

"Pasti lo lagi chattingan ya sama orang Jepul itu." Qilla memutar bolanya malas.

"Jepang Elisa bukan Jepul."

"Lah Upin sama Ipin aja bilang Jepul oke-oke aja, kenapa gue disalahin?"

"Kan itu emang logatnya sana Elisa binti Tok Dalang."

"Dih enak aja! Gue itu cucunya Ratu Elizabeth 2." Ucap Elisa dengan bangganya.

"Iyain." Qilla terlalu malas menanggapi ocehan sahabatnya satu ini.

"Hehehe. Eh dia seumuran kita? Orangnya gimana?"

Qilla memberhentikan aktivitasnya sejenak dan mulai tertarik untuk menjawab pertanyaan Qilla.

"Iya dia seumuran kita. Dia baik kok, asik gitu orangnya."

"Hhmm ku mencium bau-bau bakal pergi ke Jepang nih."

"Eh, amin aja deh ya. Lo tau sendiri kan emang gue juga suka Jepang."

"Jangan lupa ajak gue."

" Siap Bu bos!"

Sementara itu terdengar notif dari handphone Qilla.

りょうた(ryouta)
Kamu belum mulai pelajarannya?

Qilla
Belum, mungkin sebentar lagi.

りょうた(ryouta)
Aa, soudesuka

Qilla
Artinya apa?

りょうた(ryouta)
Hehehe maaf kamu belum tahu ya. 'Soudesuka' artinya 'oh begitu'.

Qilla
Oh jadi gitu ya. Oke aku mengerti sekarang.

りょうた(ryouta)
Ada sensei, aku pamit dulu ya.

Qilla
Oke! ganbatte Ryouta!

"Qil ada cikgu besar simpan handphone lo!" Suara Elisa mengagetkan Qilla.

Qilla segera meletakkan handphonenya di tas karena terlalu berbahaya main handphone saat guru killer seperti sekarang ini.

-------------------------------------------------------------------------

Konnichiwa : selamat siang
Ganbatte : semangat
Sensei : guru

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top