7-Kemenangan

"Semuanya menjauh dari sini! Akan kubuat Erwin memakan Berthold di sini!"

____________

Seluruh prajurit yang tersisa segera menyingkir dari tempat Levi. Yang terisisa hanyalah Aran dan Levi yang masih diam di tempat.

Levi bersiap untuk menyuntikkan serum titan pada Erwin. Aran yang melihat itu segera untuk beranjak pergi. Namun, tiba-tiba Erwin mengangkat tangannya keatas seperti hendak mengajukan pertanyaan.

"Erwin."

"Sensei, jika di balik tembok memang tidak ada lagi manusia yang hidup, bagaimana cara kita bisa memastikan hal itu?"

Aran dan Levi yang mendengar hal itu sontak terkejut. Kedua kapten itu langsung diam membeku tak bergerak dari tempatnya. Kondisi Erwin yang sedang berhalusinasi ini membuat Aran dan Levi menyadari satu hal.

Erwin telah di perbudak oleh impiannya sendiri.

"Aku harap ini yang terbaik."

__________

Berthold bangun dari pingsannya, namun ia langsung di sambut oleh titan yang hendak memakannya. Berthold berteriak meminta tolong ketika melihat teman-temannya yang hanya melihatnya hendak dimakan titan.

"Annie! Reiner! Aran!"

Berthold tewas di makan titan.

"Kapten, kenapa?"

Terlihat Levi hanya menatap sedih Erwin yang telah pergi untuk selamanya. Sementara Hanji sibuk membuat Aran tenang. Aran terus menangis di pelukannya Hanji.

"Lepaskan saja. "Ucap Hanji. "Bisakah kalian memaafkannya? Dia terpaksa menjadi iblis. Yang menginginkannya adalah kita. Dan di saat dia akan terbebas dari neraka, kita berusaha menariknya kembali ke neraka. Tapi, sudah cukup. Kita harus membiarkannya istirahat. "Ucap Levi. "Erwin, aku dan Levi sudah berjanji akan menghabisi Beast Titan, tapi kami belum bisa mewujudkan itu. "Ucap Aran yang sudah terlihat agak tenang.

Sementara Aran, Levi, dan Hanji menjaga mayat Erwin. Eren dan yang lainnya segera menghampiri titan yang sudah memakan Berthold. Dari balik tengkuk titan itu, Armin muncul dalam keadaan pingsan.

_____________

Pasukan Survey Corps yang tersisa beristirahat sebentar di atas dinding. Mereka akan menyelesaikan tugas terakhir mereka. Yaitu, menuju ruang bawah tanah.

Empat jam setelahnya, para prajurit yang tersisa segera mencari seseorang yang masih selamat dari ledakan Colossal Titan atau lemparan batu Beast Titan.

Dor!

Terlihat suar hijau di tembakkan dari atas dinding. Aran yang melihat asap itu segera bergegas menuju lokasi suar itu di tembakkan.

Aran melihat Armin yang sudah bangun dari koma. Dengan segera pemuda bersurai hitam pekat itu menuju tempat Armin.

"Armin! Kau sudah bangun?!"

Armin segera menatap Aran yang baru saja tiba itu. Aran menatap Eren yang sepertinya hendak mengatakan sesuatu namun tidak bisa ia katakan. "Jika kau ingin mengatakannya, katakanlah. "Ucap Aran. Eren lanjut menjelaskan kejadian yang terjadi ketika Armin tidak sadarkan diri yang sempat tertunda itu.

"Bagaimana? Apa kau sudah mengerti, Armin?"

Armin sempat terdiam beberapa saat hingga akhirnya ia membuka suaranya. "Pertama, apakah prajurit Survey Corps yang tersisa hanya kita bersepuluh? "Tanya Armin. "Untuk saat ini, memang iya. Empat jam berlalu sejak pertempuran usai. Kami berusaha mencari siapapun yang masih hidup. Tapi, kami belum menemukannya. "Ucap Jean.

"Be-berarti kita berhasil menutup lubang di tembok Shiganshina, Reiner, Beast Titan dan Titan satunya berhasil kabur. Bertholdt berhasil kita tangkap. Lalu terjadi perdebatan mengenai siapa yang pantas lebih disuntik antara diriku dan Komandan Erwin. Aku... Menjadi titan, se-setelah memakan Berholdt... "Ucap Armin. Armin dapat mengingat kejadian yang terjadi dan hal itu membuat pemuda bersurai pirang ini sedikit syok. Setelah mengatakan semua itu, Armin tiba-tiba saja batuk dan dengan Aran memberikannya minuman.

"Tenangkan dirimu, jangan terlalu kau memaksakan dirimu."

Armin meminum minuman milik Aran dengan segera. Armin terlihat masih syok dengan kenyataan yang terjadi kala itu. "Kenapa memilihku? Karena mau bagaimanapun juga, Erwin-Dancho lah yang seharusnya dihidupkan kembali. Heichou, kenapa disuntikkan padaku? "Tanya Armin pada Levi.

Levi berdecih pelan dan langsung menendang 'pelan' punggung Eren. "Padahal sudah kusuruh menjelaskan semuanya apa adanya! Yang jelas, kedua temanmu ini tidak berpikiran menghidupkan Erwin, lo. Mereka melawanku bahkan sampai membuatku terluka. "Ucap Levi menatap tajam Mikasa dan Eren.

Kedua prajurit itu hanya mampu menundukkan kepalanya merasa bersalah. "Kami bersedia menerima hukuman seperti apa pun. "Ucap Eren. "Tentu saja pelanggar hukum militer akan dihukum, tapi kalian pikir boleh melakukan apa pun asal mau menerima hukuman? "Ucap Hanji datar. Mata kiri Hanji sedang di perban karena matanya terkena serpihan kaca.

"Tidak."

"Tapi tetap saja, pada akhirnya akulah yang memilihmu. Tidak. Aku memutuskan Erwin di sini karena terbawa perasaan pribadiku. "Ucap Levi memandang kearah Aran. Aran yang sedang ditatap Levi langsung beranjak pergi dari tempatnya.

"Dasar cebol tidak sabaran! "Rutuk Aran.

"Erwin-Dancho harusnya tidak mati. Kalau Dancho tidak ada, maka selanjutnya apa yang harus kita lakukan? "Ucap Armin. "Aku pun juga lebih memilih menyuntikkannya pada Erwin, tahu. Kalau boleh jujur, tidak. Terlebih lagi, aku menyesal tak bisa mencegah situasi seperti itu terjadi. "Ucap Hanji pelan. Levi yang sedari tadi menatap tajam Eren langsung menatap Hanji sendu.

"Yang jelas, Erwin menyerahkan terakhir pada Levi. Dan Levi memilih dirimu. "Ucap Aran yang tiba-tiba sudah berada dibelakang Hanji. "Nyawa Erwin dan juga kekuatan Titan telah dipercayakan padamu. Apapun kata orang, itulah arti dari keberadaanmu sekarang, Armin. "Ucap Hanji. "A-aku... Menjadi pengganti... Erwin-dancho? Itu mustahil. "Ucap Armin yang masih dalam kondisi syok.

"Jangan salah paham. Kau takkan bisa menggantikan Erwin. Tapi, kau memang memiliki kemampuan yang tak dimiliki oleh orang lain. Aku sama sekali tidak menyesalinya. Hanya saja, jangan sampai kau membuat kedua bocah ini menyesalinya! Atau siapapun juga. Jangan sampai membuat dirimu menyesal! Itulah tugasmu."

"Berisik! "Ucap Sasha yang terlihat masih terbaring itu. Seluruh prajurit segera menoleh ke arah Sasha dengan tatapan aneh kearah gadis kentang itu. Hanji tertawa kecil melihat sifat Sasha yang seperti itu.

"Sasha memang tidak berubah, ya."

"Yah, aku yang jadi penerus Erwin sebagai Komandan pasukan berada di posisi sama denganmu. Kalau sudah begini, kita harus mempersiapkan diri. "Ucap Hanji. Armin segera mengangguk paham dengan ucapan Hanji.

"Baiklah. Kalau Armin tak ada masalah, berarti sudah saatnya kita berangkat. Aku dan Levi, bersama dengan Eren dan Mikasa akan mengintai lapangan. Lima orang yang lainnya, awasi sekeliling Wall Distrik Shiganshina. "Jelas Hanji.

______________

Setelah mengungkapkan kebenaran yang ada di ruang bawah tanah di rumah Eren. Survey Corps segera kembali menuju Distrik Trost dengan kemenangan di tangan mereka.

Berita kemenangan Survey Corps segera disambut bahagia oleh penduduk. Kemenangan umat manusia berhasil diraih dan juga penduduk dari Shiganshina bisa kembali kerumah mereka.

Dengan 3 buah buku yang berisi catatan tentang dunia luar. Umat manusia yang berada didalam dinding bisa bangkit dari keterpurukan ini.

Walaupun hanya 10 orang prajurit yang berhasil kembali. Tapi itu sudah cukup membuat kemenangan hebat bagi umat manusia.

'Aku mulai percaya dengan arti sebenarnya dari sayap kebebasan, Erwin.'

____________

OC's Pov

Survey Corps berhasil kembali dengan kemenangan di tangan mereka. Walaupun pengorbanan yang begitu besar, tapi itu sudah lebih dari cukup daripada tidak mendapatkan hasil sama sekali.

Mikasa dan Eren harus dipenjara karena mereka telah melanggar hukum militer yang ada disini. Sementara aku? Aku tidak dipenjara karena yang mengetahui pengkhianatan diriku hanya Erwin. Sementara Erwin-sebaiknya jangan dibahas.

Selama dipenjara, Eren selalu bertingkah aneh dan juga ia selalu mendapat ingatan ayah Eren. Aku tidak yakin bagaimana Eren bisa dapat ingatan ayahnya tapi yang jelas, ingatan ayah Eren, Grisha Yeager sangat berguna untuk menambah pengetahuan manusia dalam dinding tentang Titan.

Armin sering menemuiku belakangan ini. Dia selalu bertanya kepadaku tentang dunia luar. Aku hanya bisa menjelaskannya dengan singkat.

"Jadi, ini nama gurun pasir?"

"Ya, udara di gurun pasir sangat panas bahkan bisa membuat kulitmu terasa dibakar. "Ucapku. Sama seperti sebelumnya, Armin datang dan bertanya padaku. "Lalu, yang ini? "Ucap Armin menunjukkan gambar gunung berapi.

"Ini namanya gunung berapi. Di dalam gunung berapi ini, tersimpan sebuah cairan yang sangat panas dan tersimpan di inti bumi yang disebut dengan lahar. Lahar ini sangat panas bahkan kau yang merupakan colossal titan mungkin akan kesulitan ketika terjebak. Dan ketika gunung berapi mengeluarkan laharnya, lahar itu nantinya akan dingin dan menjadi batu hitam yang disebut obsidian. "Ucapku panjang lebar. Aku melihat Armin sangat antusias mendengarkan penjelasanku ini. "Batu obsidian itu seperti apa? "Tanya Armin.

Aku segera menunjukkan liontin kalungku. Liontin kalung milikku terbuat dari batu obsidian yang diberikan ketika aku berulang tahun. "Cantik sekali?! "Ucap Armin.

Tiba-tiba Levi datang dan menyuruhku untuk pergi rapat. "Oi, kau harus ikut dalam rapat ini. "Ucap Levi. Aku segera nafas pasrah dan mengikuti si cebol tua ini.

"Kalau begitu aku pergi dulu. Sampai jumpa, Armin."

"Ya. Sampai jumpa!"

_____________

Author's Pov

Waktu berlalu dengan cepat, pasukan Survey Corps telah berhasil membasmi semua titan yang ada. Enam tahun semenjak penyerangan Colossal titan menyerang Distrik Trost. Survey Corps melakukan ekspedisi pertama mereka di luar dinding.

Lautan.

Setelah cukup lama berjalan menggunakan kuda. Survey Corps akhirnya mencapai tempat tujuan mereka. Pasukan Survey Corps berhasil sampai di lautan.

Pasukan Survey Corps menikmati keindahan lautan kecuali Levi dan Eren. Levi tidak ingin pakaiannya basah. Eren hanya menatap kearah sebrang lautan. Yang merupakan musuh bagi mereka yang berada di 'Paradise'.

"Yo!"

"Aran?!"

Seorang pemuda bersurai hitam pekat terlihat berada tak jauh dari mereka. "Bagaimana dengan lautan ini? "Tanya pemuda itu. "Seperti yang kau katakan, Aran! "Ucap Armin dengan senyuman mengembang di wajahnya. "Yah, kurasa kita harus berpisah dari sini. "Ucap Aran. Pemuda bersurai hitam itu tidak memakai seragam milik Survey Corps. Hanya memakai baju kaos berwarna hitam dengan balutan jaket berwarna abu-abu dan celana yang senada dengan jaketnya.

"Kau ingin kemana, Aran? "Tanya Hanji yang melihat penampilan Aran berbeda dari yang lainnya.

"Aku akan pergi menuju sebrang lautan dan juga menyelamatkan pulau ini. "Ucap Aran. "Bukankah itu sedikit berbahaya? Kita belum tahu seperti apa manusia diluar dinding ini? "Cegah Armin. "Tidak, jika kau itu berasal dari luar dinding. "Bantah Aran.

"Dengar! Aku pergi dari sini dengan waktu yang cukup lama dan suatu saat nanti aku akan kembali kesini."

"Benarkah?"

"Ya!"

"Kalau begitu, sampai jumpa semuanya!! "Ucap Aran segera pergi dengan perahu mesin yang berada disana. "Aran! Jaga dirimu disana! Semoga kau baik-baik saja! "Sorak teman-teman Aran. Aran pun menghilang seperti ditelan bumi.




'Semoga kejadian itu, tidak terjadi.'

____________








Tbc!!!

Yo!!! Sorry ya kalau cerita kali ini rada aneh. Soalnya author buatnya pas dalam keadaan badmood. Rada sorry sikit.

Dan di next chapter kita bakal masuk season 4 atau Final Season. Author bakal ambil latar awal di marley.

Tetap dukung author lewat vote kalian dan juga kritik serta saran kalian agar cerita author selanjutnya makin bagus.

See you next time all!!!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top