2-Sebelum Semuanya Berakhir

Author's Pov

Selama perjalanan pulang Aran merasakan suasana canggung sedari tadi. Wajah ketidak percayaan mereka terlihat jelas dimata Aran. Aran berusaha untuk setenang mungkin agar tidak terlihat mencurigakan.

"Nee, Aran. Kau ini memang berada di pihak umat manusia kan? "Ucap Armin memulai pembicaraan. "Apa maksudmu, Armin? "Tanya Aran pura-pura tidak mengerti. "Lupakan saja. "Ucap Armin pelan.

Suasana kembali canggung sampai kami tiba di markas. Aran langsung memisahkan diri setelah meletakkan kuda miliknya kedalam kandang.

Aran memasuki pintu kamarnya dalam keadaan bimbang. Ia berjalan menuju kearah cermin dikamarnya. Ia menatap pantulan dirinya sendiri dari cermin itu. "Apa yang aku lakukan ini benarkan? Aku tidak berbuat salahkan? "Gumamnya menatap pada bayangan cerminnya sendiri. Tanpa ia sadari, air matanya mengalir membasahi pipinya.

"Hiks... Hiks... Ayah... Ibu.... Aku tidak... Hiks... Aku tidak salahkan... A-aku melakukan yang benarkan? "Ucap Aran menangis. Ia terus menangis sampai tidak merasakan keberadaan seseorang yang sedang mengawasinya.

Hanji dan skuad Levi mengawasi Aran dari balik pintu. Mereka curiga bahwa Aran akan melakukan sesuatu. Namun yang mereka dapatkan hanyalah suara lemah Aran yang dijuluki sebagai 'Kapten Kejam' itu.

"Aku rasa Aran memang berada dipihak kita. Tapi, karena sebuah alasan Aran terpaksa mengkhianati kita. "Ucap Armin. "Kau benar. Aku sangat mengenal Aran. Ia itu sangat mengabdi kepada umat manusia. "Ucap Levi.

"Kita biarkan saja Aran sendiri. Kita harus hal yang lebih penting."

__________

Saat ini petinggi Survey Corps sedang melakukan rapat. Aran juga berada disana untuk mendengarkan isi dari rapat itu.

Rapat itu hanya sekedar rapat kecil yang membahas hasil pembicaraan Skuad Levi dengan Keith Shardis tentang Grisha Yeager yang dianggap merupakan manusia dari luar dinding.

"Dia adalah orang yang merestui anaknya yang saat itu masih berusia sepuluh tahun yang ingin masuk Survey Corps dan memperlihatkan ruangan bawah tanah rumahnya. Sebelum ajalnya tiba, dia menunjukkan bahwa di sana, semua hal tersimpan, diruang bawah tanah itu. Menurutmu, sebenarnya apa yang ada di sana?"

"Sesuatu yang tidak boleh dikatakan. Tidak. Sesuatu yang tidak bisa dikatakan oleh Grisha Yeager, meski pun ingin. "Ucap Erwin. Erwin menjelaskan secara singkat bahwa Raja Pertama telah menghapus ingatan umat manusia yang berada di dalam dinding tentang dunia.

Aran menyimak secara seksama rapat itu. Di sampingnya terdapat Levi yang sedang menyandarkan punggungnya pada dinding.

Bisa dibilang Aran dan Levi secara tidak sengaja melakukan pose yang sama dan tujuan yang sama.

"Rencana pengambil alihan Wall Maria akan kita lakukan dalam dua hari ke depan."

Rapat telah ditutup dan para petinggi Survey Corps pergi meninggalkan ruangan itu dan menyisakan Erwin, Levi, dan Aran di ruangan itu. Levi dengan segera menutup pintu setelah semua petinggi keluar. Sementara Aran masih berada ditempat yang sama.

"Ada apa?"

"Mungkin hal ini terlalu cepat, tapi apa yang akan kau lakukan setelah mengambil alih Wall Maria? Tentu saja pertahanan kita akan kita kembangkan lebih dahulu. Tapi setelah itu? "Tanya Levi menundukkan kepalanya. "Kita musnahkan ancaman. Di luar tembok sepertinya ada orang yang berharap kalau kita akan habis dimakan Titan. Tentu saja, siapa mereka itu, pasti jawabannya ada di ruangan bawah tanah itu. Seperti yang sudah kubilang tadi. Kita akan memikirkannya setelah mengetahui isi di ruang bawah tanah itu. "Ucap Erwin. 

"Aku tidak tahu sampai kapan kau akan hidup, makanya aku tanya hal itu. "Ucap Levi menatap tajam Erwin. "Kau sudah tidak bisa bergerak leluasa dengan tubuh itu. "Sambungnya. "Biarkan Hanji yang memimpin misi ini. Kau hanya akan menjadi beban. Tunggu saja kabar baik datang di sini. "Ucap Aran yang sedari tadi menyimak percakapan.

"Kita akan bilang pada lainnya kalau aku yang memaksamu hingga kau menyerah. Tidak, memang itu maksudku. Bagaimana? "Ucap Levi. Erwin mengalihkan pandangannya pada Aran yang berada di sebelahnya.

"Aku setuju dengan Levi. Kau tetap disini dan biarkan kami mengurus semuanya. "Ucap Aran menatap tajam Erwin. "Tidak bisa. "Ucap Erwin. Aran dan Levi kembali menatap tajam Erwin karena mendengar jawaban dari Komandan Survey Corps itu.

"Aku tidak masalah menjadi makanan mereka. Jadikan saja aku umpan. Urutan komando masih akan tetap ada seperti biasa. Jika aku tidak bisa, maka Hanji. Jika Hanji sudah tidak bisa, maka berikutnya. Memang benar jika rencana ini sangat berbahaya, tapi ini adalah hal yang paling penting bagi umat manusia. Karena untuk itu semua aku berada di sini. Semua ini adalah rencanaku. Jika bukan aku yang mengeksekusinya, maka tingkat keberhasilannya akan turun. "Ucap Erwin dengan tegas. "Itu benar, rencana ini mungkin akan gagal. Tapi jika kau mati di tengah jalan, kita yang akan hancur. Jadi duduk saja di sini, dan gunakan saja kepalamu untuk kami. Bagi Titan, hal itu berbahaya. Tapi bagi umat manusia, hal itu merupakan pilihan terbaik. "Ucap Levi. "Yang dikatakan Levi ada benarnya. Kematianmu di tengah misi akan menjadi kehancuran bagi Survey Corps. "Ucap Aran.

"Tidak, Kalian salah. Yang paling penting adalh aku yang bertaruh-"

"Oi! Oi! Berhenti dulu. Terus saja membantah kami dan akan kupatahkan kedua kakimu itu. Akan kupatahkan baik-baik agar nanti bisa disembuhkan lagi. "Ancam Levi. "Rencana itu akan tetap kami lakukan dengan kau yang berada di sini. "Ucap Aran. "Mungkin juga kau akan kesulitan untuk ke toilet sementara waktu. "Ucap Levi.

Erwin terkekeh pelan mendengar ucapan Levi barusan. "Kalau begitu aku akan repot. Apa yang kalian katakan memang benar. Seorang prajurit yang terluka lebih baik menjauhi medan perang. Meski begitu. Akan datang momen di mana kita telah mengetahui kebenaran dari dunia ini dan saat itu juga, aku harus berada di sana. "Ucap Erwin. Levi dan Aran sedikit terkejut dengan ucapan Erwin.

"Memangnya sepenting itukah?"

"Lebih dari kakimu? "Ucap Levi dan Aran bersamaan.

"Ya."

"Lebih dari kemenangan umat manusia?"

"Ya."

"Begitu, ya?"

"Erwin akan kupercayai keputusanmu itu. "Ucap Levi dan Aran bersamaan. Levi kemudian keluar dari ruangan itu disusul Aran dan meninggalkan Erwin sendirian.

_________

Malam telah tiba dan pasukan Survey Corps saat ini sedang makan malam dengan menu spesial. Pasukan Survey Corps kali ini makan malam dengan daging yang merupakan sebuah kemewahan semenjak Distrik shiganshina hancur.

Seluruh prajurit menikmati makanan itu kecuali Aran yang sedang menyendiri di luar. Menikmati pemandangan malam hari.

Pemuda bersurai hitam itu tampak sedang memikirkan sesuatu. Pandangan hanya menatap kosong sampai ia tidak bisa merasakan kehadiran seseorang.

"Kau baik-baik saja? "Suara berat khas Levi terdengar. "Aku baik-baik saja. "Ucap Aran lemah. "Kau terlihat berbeda. Apa sudah terjadi sesuatu? "Tanya Levi. Aran menggeleng pelan.

Suasana sangat sunyi dan hanya terdengar suara dari dalam kamp. "Levi, apa yang akan kau lakukan ketika dunia ini sudah damai? "Ucap Aran membuka suaranya. "Aku mungkin akan membuka kedai teh. Bagaimana denganmu? "Ucap Levi.

"Aku akan pergi dari sini dan membiarkan kedua adikku hidup tenang disini."

Angin malam berhembus dan membuat Aran memasang syal hitam miliknya. "Benda itu terlihat sangat berarti bagimu? "Tanya Levi. "Ya. Ini pemberian ibuku ketika aku masih kecil. Aku sangat menyukai syal ini. Selama ini aku hanya memakai syal biasa dengan warna serupa. Namun, entah kenapa aku sangat ingin memakai ini sekarang padahal aku sudah menyimpannya dengan baik. "Jawab Aran.

"Kalung itu juga?"

"Ya."

Tiba-tiba terdengar keributan yang ricuh dari dalam kamp. Aran dan Levi langsung memasang wajah kesal karena ketenangan mereka terganggu.

Levi dan Aran masuk kedalam kamp dan melihat Eren dan Jean sedang adu pukul. "Aku urus si Muka Kuda dan kau urus yang satunya. "Ucap Aran.

Bugh!

Bugh!

Levi dan Aran memisahkan penyebab keributan itu dengan cara yang penuh kasih sayang.

"Kalian telah membuat keributan."

"Tidur saja. "Ucap Aran dan Levi hampir bersamaan.

Fanart yaoi Aran x Levi:v
#ditebasLevi

___________

"Aduh... Ini aneh kalau aku yang mengatakannya, tapi, kalian harus memperlakukanku baik-baik. "Ucap Eren yang sedang dibantu oleh Armin berjalan. "Setidaknya bukan aku yang memukulmu. "Ucap Aran polos.

"Aku cuma melihat karena aku tahu kalau kau terluka bisa sembuh dengan sendirinya. "Ucap Armin.

"Kejam sekali."

"Bukankah kau yang mulai dahulu? "Ucap Mikasa datar. "Dan juga, bukankah kau sudah dapat rasa kasih sayang dari Levi yang berupa pukulan. "Ucap Aran polos dan membuatnya mendapatkan pukulan dari Mikasa. "Tapi, kau sudah ceria lagi, ya? "Ucap Armin.

"Aku senang bisa menemui Instruktur."

"Aku, begini. Entah sedang ceria atau tidak, akan kulakukan semua hal yang perlu kulakukan. Tapi begitulah, lebih mudah sekarang. Terus-terusan memikirkan hal yang sudah-sudah."

"Dan juga, kenapa aku tidak bisa sekuat Mikasa, Kapten Aran, dan Kapten Levi. Aku iri. Meski begitu, kau, dan kedua kapten itu juga, tidak akan bisa melalukan semua hal sendirian. Makanya kita harus menemukan hal yang bisa dilakukan sendiri-sendiri. Lalu menyatukannya. Dengan begitu kita dapat menjadi kuat. Setiap orang itu berbeda. Pasti juga seperti sekarang ini. "Ucap Eren panjang.

"Pasti begitu."

"Untuk pertama kalinya kau memanggilku 'Kapten', Eren. "Ucap Aran. Eren hanya tersenyum kecil karena biasanya dia tidak pernah memanggil Aran dengan sebutan 'Kapten'.

Tiba-tiba Eren dan yang lainnya melihat sosok yang mereka rindukan. Hannes. Namun, itu hanya orang yang mirip dengan Hannes. "Sesudah kita mengambil alih Wall Maria dan juga setelah menghabisi semua musuh yang ada. Apakah bisa kembali? Hari-hari seperti dahulu. "Ucap Mikasa sendu.

"Akan kita kembalikan."

"Tapi, ada hal yang berubah selamanya. Kita harus membuat mereka membayarnya. "Ucap Eren. "Tidak hanya itu saja. Lautan. Danau asin yang begitu besar, meski pun para pedagang memanen garamnya. Mereka tidak akan pernah menghabiskannya. "Ucap Armin.

Armin menjelaskan semua hal yang berada di luar dinding dengan semangat. Armin mengajak teman-temannya untuk melihat lautan pertama kali.

"Dan Aran, kau harus mengajak kami berkeliling karena kau dari luar dinding. "Ucap Armin dengan mata berbinar. Aran hanya tersenyum canggung melihat betapa antusiasnya Armin untuk melihat dunia luar.

"Ya, pasti."

____________

Tbc

Yo!!!
Up lagi nih!!! Mumpung author lagi semangat dan juga gabut karena gak bisa tidur. Jadi author iseng buat chapter terbaru.

Jangan lupa vote and comment!!!

See you!!!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top