19-Sebuah Salam Dari Liberio
Warning: chapter ini berisikan spoiler aot dan chapter ini mengikuti alur manga-nya dan bagi yang belum baca manga-nya sebaiknya dibaca terlebih dahulu sebelum membaca chapter ini. Dan juga mungkin akan ada beberapa bagian yang diubah.
Selamat membaca:D
*****************************************
Distrik Shiganshina
Kondisi Paradis saat ini sangat kacau. Para militer sudah menyadari ada yang aneh dari wine yang mereka minum. Komandan Pixis yang saat ini menjadi Panglima militer dengan segera mengambil keputusan cepat.
Komandan Pixis memerintahkan seluruh pasukan militer untuk tidak mengambil tindakan melawan para Yeagerist yang sudah mulai mengambil alih militer.
Mereka yang meminum wine yang berisikan cairan tulang belakang Zeke dan berpihak kepada Yeagerist diberi kain berwarna merah. Sementara mereka yang tidak mengetahui apa-apa tentang wine itu diberikan kain berwarna hitam. Dan para Yeagerist yang berada di militer diberikan kain berwarna putih.
Sementara dipenjara militer di Distrik Shiganshina. Armin, Niccolo, keluarga Sasha, dan angkatan ke-104 yang masih menolak keberadaan Yeagerist harus dipenjarakan atas perintah Yelena. Tak ada yang bisa mereka perbuat selain menunggu. Suasana penjara begitu hening, hanya terdengar suara air yang mendidih dan dentingan gelas saja yang terdengar hingga akhirnya Connie membuka suara
"Jadi, kita hanya menyaksikan semua itu terjadi disini?" tanya Connie dengan nada suara yang datar. Semenjak kematian Sasha, sifat pemuda plontos itu menjadi dingin terutama kepada Eren serta Armin dan Mikasa yang masih mencoba membela Eren.
"Kurasa begitu, aku harap kakakku yang diluar sana bisa membantu kita keluar dari sini," ucap Akira memainkan pisau lipat kesayangan Aran. "Benar Akira, Aran, Kapten Levi, dan Komandan Hanji adalah harapan terakhir kita," ucap Jean menyetujui ucapan Akira. "Hey, Armin. Apa kau bisa keluar dari sini dengan berubah menjadi titan?" tanya Connie kepada Armin yang sedang menikmati teh yang baru saja dibuat oleh Tuan Blouse dan Niccolo.
"Tidak, kecuali aku menghancurkan desa ini juga, trik kecil seperti itu mustahil untuk dilakukan Colossal Titan. Tidak kecuali seperti Eren," ucap Armin melemahkan suaranya ketika mengucapkan nama Eren. Pemuda bersurai blonde itu masih mengingat tindakan Eren waktu itu.
"Jadi, kenapa Eren memukulmu? Sekarang tidak masalah mengatakannya pada kami," ucap Jean. Armin terdiam sejenak sebelum akhirnya membuka suaranya kembali. "Dia menyakiti Mikasa dengan perkataannya dan aku yang pertama terpancing oleh perkataannya itu. Lalu, aku memukulnya," jelas Armin menatap teh dihadapannya yang sudah mulai dingin.
"Apa?!"
"Dia menyakiti Mikasa?! Bagaimana bisa?!" tanya Jean terkejut mendengar penjelasan Armin. "Itu-"
"Jangan katakan. Itu, sudah selesai," ucap Mikasa menghentikan pembicaraan ini. Mikasa yang masih diselimuti perasaan sedih atas perbuatan Eren waktu itu berusaha untuk melupakannya.
"Tidak, bagaimana bisa? Katakan pada kami bagaimana dia menyakitimu," ucap Jean yang sedikit bingung dengan ucapan Armin tentang Eren menyakiti Mikasa.
"Hey, apa kau tidak bisa bilang, Jean?"
"Si Brengsek itu sudah jadi sampah. Bahkan orang-orang yang paling dia sayangi... Hingga dia rela menyakiti mereka tanpa sebab... Dia sudah gila," ucap Connie tidak terima perlakuan Eren terhadap Mikasa dan Armin. "Kalau dia masih waras, dia tidak akan melakukan semua itu tanpa sebab. Apakah... Ada maksud sesungguhnya dibalik beberapa perbuatan si brengsek itu?"
"Pasti ada sesuatu yang disembunyikan oleh dia, aku yakin itu," ucap Akame yang sedaritadi diam menyimak percakapan. "Maksudmu apa?" tanya Connie menaruh kecurigaannya pada Akame. "Sederhana saja. Setiap orang pasti memiliki alasan tersendiri dari setiap tindakan mereka. Maksudku, tidak mungkin si Bajingan itu menyakiti Mikasa dan menghajar Armin tanpa alasan bukan?" jelas Akame panjang lebar.
"Ah, kau benar, Akame. Pasti ada alasan dibalik ini semua, tapi apa alasan itu?" ucap Jean setuju terhadap penjelasan Akame.
"Aku tidak tahu apa alasan itu," ucap Akame. Suasana penjara menjadi sunyi. Hanya suara dentingan cangkir saja yang terdengar oleh telinga.
"Lama tak berjumpa, Pahlawan Shiganshina. Aku sangat sedih harus bertemu kembali dengan kalian di balik jeruji begini."
Terdengar suara seorang gadis memasuki telinga mereka. Sontak mereka menoleh kearah sumber suara itu. Terlihat disana terdapat Yelena, Onyankopon, dan Grior.
"Hey, kau dipihak mereka!!!"
"Bebaskan kami!!"
"Kau sudah menghukumku dan menyeretku, bukankah memalukan kau berkata seperti itu. Sampai Zeke dan Eren bertemu, kalian tunggulah disini," ucap Onyakopon. "Itu bagus, Yelena, kau mereka senang saat usahamu terbayarkan, benar?" tebak Jean. Sementara gadis dihadapannya itu tidak menjawab pertanyaan si Kuda itu.
"Melalui dirimu, Eren bertindak sesuai keinginan Zeke menyerang Marley, mendapatkan dukungan para Eldians disini, dan sembari kau mengendalikan pihak militer melalui anggur yang berisi cairan tulang belakang itu. Melalui hal itu, kalian akan turun tangan pada Eldian dan "kekuatan Founding Titan". Dan kalian mungkin akan bisa menghancurkan Marley dan membalaskan dendam kampung halaman kalian. Bukankah itu tujuan yang sebenarnya para sukarelawan datang kesini?" ucap Jean panjang lebar.
"Itu adalah untuk membangun daerah ini. Pulau terbengkalai ini telah ditinggalkan selama 100 tahun," ucap Grior.
"Apa?!"
____________
"Cih! Untung saja aku masih sempat!" ucap seorang pemuda bermanik hitam. Pemuda itu berdiri diatas dinding Distrik Shiganshina. Pemuda itu menatap datar kearah pertempuran yang sedang terjadi.
Ya, Marley datang membalaskan dendam mereka kepada Eldian yang menyerang Liberio waktu itu. "Aku akan mencari akar dari masalah ini," ucap pemuda itu sebelum akhirnya menghilang dibalik debu.
Pertarungan hebat terjadi lagi antara Eren dan Reiner. Terlihat keduanya imbang dalam pertarungan satu lawan satu. Keinginan membunuh diantara mereka sangat tinggi. Pertarungan itu terus imbang hingga akhirnya Reiner dalam wujud Armored Titan terkena pukulan telak dari Eren dalam wujud Attack Titannya yang telah dilapisi pengerasan pada tangannya.
Reiner tidak tinggal diam saja. Pemuda itu langsung melayangkan tinjunya. Namun, serangannya segera ditangkis oleh Eren dan balik memukul wajah Armored Titannya yang sudah tidak terlapisi oleh pengerasan. Eren hendak kembali melayangkan pukulannya lagi. Reiner yang menyadari itu dengan segera membanting tubuh titan Eren. Eren langsung menendang wajah titan Reiner begitu tubuh titannya mencapai tanah.
Dari arah belakang, Jaw Titan datang bersiap menyerang tengkuk titan Eren. Dengan segera pemuda bermanik zamrud itu langsung menggunakan kekuatan Warhammer Titan yang telah ia dapatkan. Porco langsung menghindari serangan Eren dan menghancurkan tulang-tulang yang muncul dari punggung titan Eren.
Eren yang terlalu fokus dengan Porco sampai tak menyadari keberadaan Reiner yang sudah bangkit. Reiner langsung mencengkeram wajah Attack Titan dan mengangkatnya. Porco bersiap untuk memakan Eren namun, Eren langsung memunculkan duri-duri raksasa menggunakan kekuatan Warhammer Titan.
Kedua titan shifter itu terjebak pada duri-duri raksasa itu dan membuka kesempatan untuk prajurit Eldia untuk menghabisi Reiner dan Porco.
Dor!
Duar!
Tiba-tiba saja muncul dua serangan mendadak. Satu serangan berasal dari senjata berat dari Cart Titan dan satu lagi berasal dari tombak petir seseorang. Baik Eldia maupun Marley kebingungan dengan serangan kedua itu.
Sementara itu, tak jauh dari lokasi pertarungan ketiga titan shifter itu berada. Terdapat seorang pemuda bersurai hitam pekat berdiri pada salah satu rumah disana. Pada tangan kanan pemuda itu terdapat 4 tombak petir dan tangan kirinya 3 tombak petir.
"Aran?!"
"Kapten Aran?!"
"Waktunya untuk mengakhiri apa yang seharusnya tidak pernah terjadi!"
___________
Tbc
Yo!!!
Up lagi nih
Maapkeun Author yang jarang update ini. Tapi, memang Author belakangan ini sibuk jadi agak susah bagi waktu buat nulis cerita.
So, ya tunggu update chapter selanjutnya.
Jangan lupa vote and comment!
See you!!!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top