16-Amarah dan Kebencian

"Zackly terbunuh?"

"Benar. Sekarang ini, Yeagerist mengendalikan semua yang ada di dalam dinding, "ucap seorang pemuda bersurai pirang. "Zeke, Eren, dan Yelena... Kami percaya bahwa semua kekacauan didalangi oleh mereka. "Sambungnya.

Pria dengan dihadapan pemuda itu terlihat sangat serius dengan sorot matanya yang tajam itu. "Lalu? "Tanyanya. "Sebentar lagi, para anggota Yeagerist akan mengincar Zeke, seperti yang Eren inginkan. "Jelas pemuda bersurai pirang itu.

"Bagaimana dengan Pixis? Dia membiarkannya begitu saja?"

"Sayangnya, hanya ada satu cara untuk menghentikan semua ini. "Ucap seorang pemuda bersurai hitam pekat yang baru saja tiba bersama 30 prajurit di belakangnya. "Dengan membuat orang lain memakan Eren, kan? Menggunakan tangan kita sendiri. "Tebak pria itu. "Benar. "Jawab pemuda bersurai hitam pekat itu dengan lemah.

Pria itu berdecak kesal karena perjuangannya selama ini tidak berarti jika akan berakhir seperti yang diungkapkan pemuda bersurai hitam pekat tadi.

'Aku sudah berulang kali menyelamatkan nyawa Eren. Setiap kali melakukannya, banyak teman-temanku yang mati. Aku melakukannya karena percaya bahwa dia harapan bagi umat manusia. Benar... Ini adalah akibat dari kepercayaanku itu.'

"Levi! Levi!"

Pria bernama Levi itu tersadar dari lamunannya dan langsung menoleh kearah suara yang memanggilnya. "Jangan terlalu dipikirkan, memang setiap apa yang kita lakukan pasti ada konsekuensinya. "Ucap pemuda bersurai hitam pekat itu.

"Yang benar saja. Jangan bercanda. Ada sampah lain yang harus kita lemparkan ke mulut titan. "Seru Levi kesal. Seluruh prajurit yang mendengar itu terkejut kecuali pemuda bersurai hitam pekat itu. "Kau benar, ada yang sampah baru yang perlu kita bersihkan. "Ucap pemuda bersurai hitam pekat itu.

"Ngomong-ngomong, Kapten Akame, kenapa Anda kemari? "Tanya salah satu bawahan Levi. "Ah, itu! Aku dikirim oleh Hanji untuk memberikan kekuatan tambahan untuk menjaga Zeke. "Jelas pemuda bernama Akame.

"Kau mempermainkanku? "Levi menatap tajam Akame ketika mendengar penjelasan pemuda itu. "Aku bercanda."

"Hanya ingin memastikan sesuatu."

_______________

Di restoran milik Marley terjadi kehebohan. Kehebohan itu terjadi karena sebuah fakta yang mengejutkan. Wine yang dibawa oleh para prajurit Marley berisikan cairan tulang belakang Zeke. Cairan tulang belakang Zeke sendiri memberikan fungsi yang sama dengan serum titan hanya saja, Zeke bisa mengendalikan manusia yang telah ia ubah menjadi titan melalui teriakannya.

"Dari awal, kapal pengintai sudah dipenuhi dengan wine ini. Jumlah yang mereka bawa terlalu banyak untuk pelayaran jangka pendek. Lalu... Karena aku baru saja ditunjukkan sebagai Chef di restoran ini, aku diminta untuk menyajikan anggur ini pada Survey Corps dan para perwira tertinggi. "Jelas Niccolo yang sedang di introgasi oleh Jean. "Siapa yang melakukannya?! "Tanya Jean dengan penuh amarah. "Yelena. "Ucap Niccolo.

Hanya satu kata namun, hal itu cukup membuat satu ruangan di restoran itu terkejut.

Yelena, seorang gadis yang sangat menghormati Zeke dan juga sosok yang susah ditebak.

____________

Sementara diruangan lain, Gabi, Mikasa, dan Armin berada. Suasana diruangan itu sangat hening hingga sebuah suara ketukan pintu memecahkan keheningan itu.

"Kak Mikasa, bagaimana dengan keadaan anak itu? "Ucap seorang gadis bersurai hitam pekat panjang memasuki ruangan itu. "Sepertinya dia mengalami shock ringan dan juga beberapa luka kecil dibagian wajahnya. "Jelas Mikasa sedikit lembut.

Suasana hening kembali menyelimuti ruangan itu. Tidak ada satupun yang membuka suara. Semuanya terlarut kedalam pikiran masing-masing.

"Kenapa kau melindungiku? "Ucap Gabi lemah. "Entahlah. Tidak ada alasan tertentu. "Ucap Mikasa dingin. "Aku telah membunuh teman terdekatmu. Aku telah membuat penjaga pingsan menggunakan batu. Ini bukan salah Falco, jadi seharusnya membunuhku saja sudah cukupkan? "Ucap Gabi.

"Kami tak akan membunuhmu."

"Kalian sangat ingin membunuhku, kan? "Ucap Gabi menatap Armin. "Kami tak akan membunuhmu. "Ucap Armin mengulangi kalimat yang sama. Pemuda bersurai piring itu menghela nafas panjang. "Bunuh, bunuh... Kau selalu saja membicarakan hal itu. Kau mengingatkanku pada seorang. "Ucap Armin yang menuju kepada seseorang.

Tanpa disadari oleh mereka, seseorang telah memasuki ruangan itu. Orang yang dimaksud oleh Armin tadi, kini muncul dihadapan mereka.

Semuanya terkejut karena kedatangan seseorang yang sedang dicari oleh militer.

Eren Yeager.

Pemuda itu menunjukkan tangan kanannya yang terluka kepada Armin dan yang lainnya. Sorotan matanya yang tajam dan penuh semangat yang membara kini telah menghilang. Tidak ada lagi Eren Yeager yang selalu berambisi untuk mencari kebebasan dengan semangat membara.

Kini hanya ada Eren Yeager yang sudah dianggap sebagai pemberontak yang telah merencanakan sesuatu tanpa sepengetahuan siapapun.

"Ada hal yang ingin aku bicarakan dengan kalian."

Suasana diruangan itu menjadi tegang. Gabi yang masih dalam kondisi tidak stabil terlihat sangat pucat karena dikejutkan dengan kedatangan orang yang ingin dia bunuh. Dan kini orang yang ingin dia bunuh itu sudah ada di hadapannya namun, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa gemetar ketakutan karena kehadiran sosok yang mengeluarkan aura yang menyeramkan.

"Akame, Akira, aku ingin kalian pergi keluar dari sini, aku ingin berbicara dengan tenang. "Ucap Eren dingin. "Tidak! Aku akan tetap disini! "Tolak Akira dengan keras. "Akira, keluar dari sini adalah keputusan yang tepat. "Ucap Akame kemudian membawa Akira keluar dengan paksa.

Suasana ruangan itu menjadi sunyi hingga Eren membuka suaranya. "Untuk menyelesaikan masalah bangsa Eldia, tak perlu ada pertikaian. Komandan Hanji dan yang lainnya baik-baik saja. Kami hanya membawanya pergi dari sini. "Ucap Eren menjelaskan situasi saat ini.

"Eren, justru kamilah yang ingin berbicara denganmu."

"Kenapa kau memilih bergerak sendiri dan menyerang Marley? Apa kau benar-benar telah dikendalikan oleh Zeke dan Yelena? "Tanya Armin. Armin tidak menyia-nyiakan kesempatan ia bertemu dengan Eren. Pemuda itu langsung mengambil kesempatan itu untuk mendengar jawaban Eren atas perbuatannya yang telah ia lakukan saat ini.

"Aku bebas." dua kata namun memiliki arti yang dalam bagi pemuda beriris Zamrud itu. Armin dan Mikasa sedikit terkejut dengan jawaban Eren. Mereka sedikit meragukan jawaban yang diberikan oleh Eren.

"Apapun yang kulakukan, apapun yang kupilih, semuanya kuputuskan atas dasar kehendak bebasku. "Jelas Eren. Armin terlihat ragu dengan ucapan Eren. Pemuda itu berusaha mempercayai ucapan sahabatnya itu walaupun keraguan tetap muncul di benaknya.

"Pertemuan diam-diam dengan Yelena pun juga berdasarkan kehendak bebas mu? "Tanya Armin sekali lagi. "Itu benar. "Jawab Eren.

"Tidak! Kamu pasti sedang dikendalikan! Di negara musuh sekalipun, kamu itu bukan orang yang akan melibatkan penduduk dan anak-anak yang tidak ada sangkut pautnya. Lalu, kamu menyayangi kami lebih dari siapapun. Kami sangat berharga bagimu. Benarkan?" kini Mikasa mengeluarkan suaranya. Gadis berdarah asia ini berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa orang yang ia sayangi itu sedang dikendalikan oleh musuh.

Eren terlihat jenuh dan kesal mendengar perkataan Mikasa, terlihat dari matanya yang hanya memandang gadis tersebut. "Alasanmu menyelamatkanku di gunung saat itu pun... Alasanmu melilitkan syal ini di leherku adalah... Karena kamu orang baikkan?"

"Sudah kubilang, taruh tanganmu di atas mejakan? "Bentak Eren. Mikasa pun kembali duduk di kursinya dan meletakkan tangannya di atas meja.

"Saat berada di Liberio aku berbicara dengan Zeke. Berbicara sebagai saudaranya. Zeke memiliki pengetahuan terkait titan jauh lebih luas dari Marley."

"Armin, kau masih sering mendatangi tempatnya Annie, bukan? Apakah iyu benar-benar didasari kehendakmu sendiri? "Tanya Eren. Armin membulatkan matanya mendengar pertanyaan Eren. "A-apa maksudmu?! "Ucap Armin. "Kalau ingatan memang berperan dalam membentuk kepribadian seseorang, berarti sebagian dari dirimu telah menjadi Berthold. Perasaanmu terhadap prajurit musuh dipengaruhi oleh hasrat prajurit musuh. Armin, otakmu telah dikuasai oleh Berthold. "Ucap Eren terus memojokkan Armin.

"Justru kaulah yang dikendalikan oleh musuh, kan?"

"Eren, kamu-"

"Mikasa, kamu juga!"

"Aku juga belajar mengenai Klan Ackerman yang merupakan pelindung Raja Eldia. Waktu itu, kamu yang tengah berada dalam kondisi tekanan ekstrim mendengarkan perintahku. Aku bilang, 'Bertarunglah.' Di momen singkat itu, insting dalam dirimu terbangkitkan, bukan? Lalu, kamu mengira diriku yang kebetulan berada di sana sebagai majikanmu. "Ucap Eren. "Kamu salah. "Bantah Mikasa.

"Salah? "Ucap Eren mengulangi perkataan Mikasa. "Apanya yang salah? "Tanya Eren. "Itu bukan... Kebetulan... Karena itu kamu... Karena seorang Eren... Aku pun bisa menjadi lebih kuat. Itu semua karena dirimu. "Ucap Mikasa. Gadis tersebut benar-benar tidak berdaya kali ini berkat perkataan Eren.

"Seorang Ackerman yang kekuatannya telah bangkit, sepertinya mendadak akan sering mengalami sakit kepala. Dan sepertinya itu efek karena mereka berupaya melawan instingnya untuk mematuhi perintah majikannya. Apa sekarang sudah ada bayangan?"

"Intinya..."

"Itu salah! Aku..."

"Kamu bagian dari klan yang kehilangan jati dirinya dan dibuat hanya untuk mematuhi perintah. Dengan kata lain, budak."

"Hentikan, Eren! "Seru Armin yang sudah kesal dengan ucapan Eren. Namun, Eren tidak menggubris ucapan Armin. "Apa kamu tahu sesuatu yang paling kubenci didunia ini? Manusia yang terkekang. Manusia yang jadi binatang ternak.

"Eren!"

"Hanya melihat mereka saja sudah membuatku sangat kesal. Dan akhirnya aku tahu alasannya. Aku tak tahan melihat budak yang hanya mematuhi perintah tanpa meragukan apapun. Sejak kecil, aku selalu..."

"Mikasa, aku sangat membencimu!"

Ucapan Eren sukses membuat Mikasa menangis dan juga membuat Armin marah. "Eren! Beraninya kau bicara begitu pada Mikasa!"

Brak!

Mikasa reflek menahan pergerakan Armin yang hendak memukul wajah Eren. "Mikasa?! "Ucap Armin terkejut. Mikasa yang sedang terlarut dalan pikirannya yang kacau tersadar dan terkejut atas tindakannya.

"Kamu hidup dengan merespon darah Ackerman-mu. "Ucap Eren. "Bu-bukan begitu! "Ucap Mikasa melepaskan Armin dari kunciannya. "Memang seperti itulah dirimu. "Ucap Eren.

Air mata meluncur mulus pada pipi Mikasa. Armin yang melihat itu langsung memukul wajah Eren dengan sekuat tenaga. Armin berusaha kembali memukul Eren, tetapi Eren berhasil menghindari pergerakan Armin dan mendaratkan satu pukulan pada wajah Armin.

"Tuan Yeager?!"

Tiba-tiba saja muncul 2 orang prajurit Survey Corps. Mereka hendak melindungi Eren karena keributan yang terjadi. "Tidak apa-apa. "Ucap Eren.

"Hei, Armin. Sejak dulu kita tidak pernah bertengkarkan? Apa kamu tahu apa alasannya?"

Pukulan demi pukulan terus mendarat pada Armin. Armin hanya bisa menahan serangan Eren walaupun semua itu sia-sia.

"Itu karena, kau bukanlah tandinganku!"

Bugh!

Serangan lutut Eren berhasil menumbangkan Armin yang sudah babak belur itu. "Seperti yang kukatakan di awal tadi. Kalau kalian memberitahukan lokasi Zeke, kita tak perlu bertikai seperti ini. Karena itulah, ikutlah dengan kami. Bawa mereka!"

"Bawa juga bocah yang membunuh Sasha. "Ucap Eren menatap sini Gabi. "Lalu... Pada akhirnya apa yang ingin kau katakan? Apa menyakiti Mikasa adalah kebebasan yang kamu inginkan? Katakan padaku... Siapa sebenarnya budak yang tunduk pada bedebah? "Ucap Armin. "Siapa yang kau sebut budak? "Ucap Eren mengatakan kata terakhirnya dengan berat.

"Ayo pergi."

"Kemana?"

"Ketempat semuanya dimulai, Distrik Shiganshina."

___________________




Tbc


Yo! I'm back!

Sorry karena udah gak update lama banget. Tugas Author numpuk banget dan juga Author baru saja menghadapi ujian kenaikan kelas. Dan untungnya sudah selesai dan juga sudah pembagian rapor kenaikan kelas. Jadi, Author udah bisa senggang dan update cerita.

Sorry rada gaje chapter kali ini, karena ya, ini adalah chapter hasil kegabutan Author.

Eren: parah sih Author, gantungin readers.

Author: heh, kuyang! Diem aja lu!

Okey, segini aja dulu buat chapter kali ini!

Jangan lupa vote and comment!

See you~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top