9 - Terdesak
Saat ini para kadet yang selamat sedang beristirahat setelah berhadapan dengan titan. "Menurutmu dia akan baik baik saja, Reiner? "Tanya pemuda bersurai hitam pekat. "Aku tidak tau. Semoga saja dia selamat, karena dia adalah harapan kita. "Ucap Reiner.
"Tapi firasatku mengatakan akan terjadi sesuatu yang buruk. "Ucap Akame memasang wajah cemas. "Akame, ada apa dengan matamu? "Tanya Reiner. "Mereka memukulkku dengan keras hingga aku terhempas ke salah satu rumah penduduk. Dan mataku ini terkena serpihan kaca. "Ucap Akame membuka perban pada matanya. Ia merapikan rambutnya yang sengaja ia uraikan kedepan agar bisa menutup mata kirinya dan menunjukkan mata kirinya.
"Mustahil..., tak mungkin kau bisa melakukan hal itu. "
"Aku juga tidak tau. Tapi, ini adalah rahasia kita berdua, Reiner. Hanya kau yang bisa aku percaya akan hal itu. "Ucap Akame menepuk pundak Reiner. "Sebelumnya kau juga mengatakan hal itu, Akame. Aku tidak akan mengatakan rahasiamu sampai kau yang membongkarnya sendiri. "Ucap Reiner sedikit tersenyum. "Kau benar, Reiner. Aku harap semuanya berjalan lancar sesuai rencana yang 'dia' buat. "Ucap Akame memandang langit biru.
___________
OC's Pov
"Sungguh membosankan. "Ucapku menatap kantung minuman yang ada di tanganku. Aku meminum minumanku kemudian pergi ke suatu tempat.
"Aku hampir saja melupakannya. "
Aku segera memutar balik tubuhku dan pergi ke gang sepi. Aku mengeluarkan syal kesayanganku dan juga jubah hitam milikku. Aku segera mengenakan kedua benda tersebut dan juga aku menulis sebuah catatan singkat pada buku kecil milikku.
Aku mengenakan penutup kepalaku ketika aku keluar dari gang sepi itu. "Harusnya mereka ada disini. "Ucapku. Hingga aku mendapatkan sebuah ingatan seseorang yang tidak aku ketahui. "Sial... Kenapa harus disaat seperti ini? "Ucapku bergegas pergi ke suatu tempat dengan tujuan yang berbeda kali ini.
__________
'Sial, aku terlambat untuk menyelamatkan mereka. '
Saat aku telah sampai di tujuanku. Aku melihat Eren, Mikasa, dan Armin sedang di interogasi oleh Felman. Pria yang telah memimpin rencana untuk mempertahankan distrik Trost. Felman terus menerus menginterogasi Eren dengan pertanyaan yang sama.
"Kau itu manusia atau titan? "
Felman juga sudah menyiapkan sebuah meriam disisi kiri. 'Mereka benar benar terkepung. Tidak, mereka masih bisa untuk kabur dengan memanjat dinding. Mikasa yang handal dalam bermanuver pasti bisa kabur dari sini. Dan juga disana ada Armin yang bisa menyusun rencana yang sangat bagus untuk kabur. Jika waktunya tepat aku akan membantu. 'Batinku. Aku sudah bersiap di atas dinding untuk memperlambat pasukan Garrison yang mengepung Eren dan yang lain.
Mereka bertiga semakin tersudut oleh Felman. Ditambah meriam itu sudah siap untuk melumat mereka. 'Kenapa kau menambah masalah? 'Batinku. Aku mengeratkan kepalan tanganku ketika melihat salah satu prajurit Garrison membuat situasi semakin panas.
"Cih, aku sudah tidak tahan lagi. "
Author's Pov
__________
"Keahlianku adalah memotong daging. Jika dibutuhkan, aku siap menunjukannya. Siapa saja yang ingin mencoba, silahkan maju. "Ucap Mikasa dingin. Felman dan prajurit Garrison tercengang ketika Mikasa mengucapkan kata kata itu.
"Dancho, dia adalah Mikasa Ackerman. Dia adalah prajurit elit kita di barisan depan. Dia sekuat 100 prajurit. Kehilangan dia akan menjadi kesalahan fatal bagi umat manusia. "
"Mikasa! Armin! Apa yang terjadi? "Tanya Eren yang tak mengerti dengan situasi. "Mikasa! Jangan melawan mereka! Kita mau lari kemana lagi? "Ucap Armin berusaha mencegah Mikasa untuk melawan para prajurit Garrison. "Aku tidak peduli siapa Lawanku. Aku tidak akan membiarkan siapapun yang ingin membunuh Eren. Aku tidak peduli dengan yang lain. "Ucap Mikasa menatap tajam prajurit Garrison. "Kita harus berbicara dengan mereka! Tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi! Mereka hanya ketakutan! "Jelas Armin.
"Hentikan ini. "
Tiba tiba muncul sosok berjubah hitam dihadapan prajurit Garrison. "Kalian selalu bertindak bodoh. "Ucap sosok itu. "Bukankah itu Black Survey Corp?! Kenapa dia sampai ada disini?! "Ucap salah satu prajurit Garrison ketakutan.
"Aku tanya sekali lagi! Siapa kau? "Ucap Felman dengan wajah ketakutan. Sosok Black Survey Corp itu berjalan kearah Eren. Sesekali ia mengumpat pelan karena kesal. "Hei, jangan sampai ambil keputusan yang bodoh. "Ucap sosok BSC (Black Survey Corp) kepada Eren.
Armin dan Mikasa menatap Eren dengan wajah cemas. Walaupun Mikasa tidak dapat menunjukkan wajah itu tapi hatinya pasti sedang cemas. Eren menatap ke sekitarnya sembari berpikir apa yang harus dia lakukan.
"Aku adalah manusia! "Ucap Eren dengan lantang. Semua yang ada disitu terdiam ketika mendengar ucapan Eren.
"Begitu ya. Jangan salah sangka. Kita tak punya pilihan lain. "
Felman mulai mengangkat tangan kanan. Armin dan yang lain terkejut dengan tindakan Felman. "Jangan pernah melakukan hal itu! "Ucap sosok BSC yang sudah berada di depan Mikasa. "Tidak ada yang bisa membuktikan.... Jika dia bukanlah iblis. "Ucap Felman dengan tangannya yang sudah berada di atas.
"Eren! Armin! Kita akan memanjat. "Ucap Mikasa mengangkat Eren dipundaknya. "Kau sudah mengambil pilihan yang salah! "Ucap sosok BSC. Eren melepaskan diri dari Mikasa dan berlari kearah Armin yang mematung. Eren menarik Mikasa dan Armin untuk berada di dekatnya. Ia juga menggigit tangannya dan di saat yang bersamaan Felman sudah menjatuhkan tangannya tanda meriam akan ditembak.
Duar.....
Sosok BSC terpental akibat ia terlalu dekat dengan gelombang ledakan dan juga ia tidak siap akan gelombang ledakan itu.
"Ini adalah kesempatan untuk kabur! "
Sosok BSC itu berlari dibalik debu yang berterbangan dan uap hingga menutupi pandangan. "Armin! Mikasa! Eren! "Panggil BSC tersebut. Sementara Felman dan prajurit Garrison terkejut ketika melihat kerangka yang terbalut setengah daging yang muncul dihadapan mereka.
"Tidak mungkin... "
____________
"Tadi benar benar suara meriam. Suaranya sangat keras, tapi dampaknya dan panas ini... Kita ada ditulang raksasa-"
"Eren melindungi kita. "Ucap Mikasa memotong ucapan Armin. "Hanya itu yang kita ketahui. "Sambungnya. "Didalam sini, bahkan nyawa bunga dapat diselamatkan? "Ucap Armin menatap bunga yang masih hidup didalam tulang Titan Eren.
"Apa kau tidak apa apa?! "
"Eren, apa ini? "Tanya Armin. "Aku tidak tahu. Tapi tulang tulang ini cepat menguap sama seperti bangkai titan. Kita harus pergi dari sini. "Ucap Eren tidak tau. "Mereka hanya melihat dan menunggu kita. Mereka juga tidak bisa melihat kita sekarang. Tapi pasti, mereka akan menyerang kita lagi. "Ucap Eren lagi.
"Kalian baik baik saja?! "
"Akame?! Kau adalah- "
"Bukan saatnya untuk itu! Kita harus segera pergi! "Ucap Akame yang merupakan wujud dari sosok BSC (Black Survey Corp). "Setelah menunjukkan itu, aku ragu kita bisa bicara baik baik dengan mereka. "Ucap Eren ragu.
"Aku ingat hanya satu hal. Ruang bawah tanah. Ruang bawah tanah yang ada di dalam rumahku. "Ucap Eren menatap kunci yang ada di tangannya. "Ruang bawah tanah? "Tanya Akame bingung. "Otoo-san berkata, aku akan mengerti semuanya jika aku pergi ke sana. Dia juga penyebab kenapa aku jadi seperti ini. Jika aku bisa pergi ke bawah tanah, mungkin aku bisa mengetahui kebenaran dari titan titan itu. "Jelas Eren.
"Sialan! "
Eren memukul tulang raksasa itu dengan kuat sampai membuatnya retak. "Kenapa ayah merahasiakannya? Survey Corp sudah mencari tahu hal ini sejak lama, bahkan sampai mengorbankan ribuan nyawa! Ini adalah harapan terakhir umat manusia! Ayah malah menyimpannya sendiri di bawah tanah? Apa yang ayah pikirkan?! "Ucap Eren dengan nada penuh penekanan.
"Dimana dia ini di dalam 5 tahun, setelah dia meninggalkan kita-"
"Eren, keadaan kita sedang tidak stabil. "Ucap Mikasa memotong ucapan Eren. "Benar. Sebaiknya kita cari cara untuk pergi dari sini tanpa membunuh mereka. "Ucap Akame memasang penutup kepalanya yang sempat terlepas tadi.
Tulang tulang itu mulai retak dan berjatuhan. Tulang tulang itu meninggalkan asap yang diakibatkan oleh tulang itu. "Aku..., akan pergi. "Ucap Eren membuat Mikasa, Armin, dan Akame terkejut. "Apa yang kau pikirkan, Eren?! "Ucap Akame mengangkat kerah baju Eren. "Kemana? Bagaimana caranya? "Ucap Armin. "Untuk saat ini, dimanapun tempatnya bukan masalah. Aku harus bisa melewati dinding itu dan pergi ke rumahku. Untuk itu, aku harus berubah menjadi titan lagi. "Jelas Eren. "Apa kau bisa melakukannya? "Tanya Armin. "Aku tidak tahu. "Jawab Eren.
"Jika kau tidak tahu, untuk apa kau memiliki tujuan itu. "
"Tapi menurutku, aku bisa melakukannya. Sama seperti kenapa tubuh kalian bergerak. Tadi, aku hanya ingin berkonsentrasi pada meriam ditembakkan. Karena itulah kenapa tubuhku tidak utuh atau tahan lama. "Ucap Eren terengah-engah.
"Kali ini, aku akan mencobanya lebih kuat lagi. Titan tingkat 15 meter yang aku gunakan waktu, dapat menghajar mereka semua titan! "
"Eren, kau mimisan. "Ucap Mikasa. Dengan segera Eren mengusap darah yang ada di hidungnya dengan jari telunjuk. Ketika melihat bekas darah itu, Eren sedikit tercengang. "Kau pucat sekali. Nafasmu juga terengah-engah. Berubah menjadi titan sudah menguras semua tenagamu. "Ucap Armin. "Saat ini aku tidak peduli dengan tubuhku. "Ucap Eren.
"Apa katamu?! "
"Aku punya 2 ide. "Ucap Eren. "Apa itu? "Tanya Akame. "Jika kalian bertiga tidak melindungiku, mereka tidak akan membunuh kalian. "Ucap Eren. "Kalian berfikirlah untuk keluar dari masalah ini. Selagi itu, aku akan melakukan sesuatu. "Ucap Akame keluar di balik kelupan asap.
_______________
"Pixis-Shirei, aku membutuhkan pertolonganmu. "Ucap Akame yang muncul dari belakang komandan Garrison bagian selatan. Komandan Pixis.
"Tidak biasanya kau menghampiri diriku...,
Akame-Heicho. "
.
.
.
.
Tbc
.
.
.
Jangan lupa vote and comment
.
.
.
See you
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top