8 - Sosok Dari Titan Misterius

OC's Pov

Aku terbangun dari pingsan yang aku tidak tahu berapa lamanya. Aku membuka mataku secara perlahan. Cahaya matahari sangat menyilaukan mataku. Akupun menghalangi cahaya matahari itu dengan tanganku agar bisa mengurangi cahaya matahari yang masuk ke mata ku.

'Titan?! '

Aku terkejut ketika melihat 5 titan sedang mengelilingi diriku. Aku berusaha untuk lari namun tubuhku masih lemah untuk berlari. Aku mencoba untuk kabur dengan alat 3D Manuver milikku. Namun aku tidak menemukannya. 'Apa?! Sial... Jadi mereka mengambilnya dariku. 'Batinku. Akupun memaksakan diri untuk berlari dan menjauh dari para titan itu.

Brugh...

Aku terjatuh karena kakiku tersangkut sesuatu. Aku melihat kearah belakang dan menemukan mayat prajurit dengan alat 3D Manuver gear masih utuh. Namun aku menemukan sebuah kejanggalan.

Tubuhnya masih utuh dan juga terdapat luka tusukan pedang pada jantungnya. Aku mengumpat pelan kemudian mengambil alat 3D Manuver miliknya. Aku pergi dengan segera dan menjauh dari titan titan itu.

'Jadi kalian sudah mengetahui diriku yang sebenarnya. Kalau begitu.... Kita mulai permainnya. '

Author's Pov

________

Disisi lain, Mikasa, Armin, dan Connie sedang menghabisi para titan yang ada di sekitar titan misterius itu. Titan yang membunuh titan lainnya. Mereka mencoba untuk memanfaatkan titan itu untuk menghabiskan titan yang ada di sekitar markas.

.

.

.

.

Mikasa dan yang lain berhasil sampai ke markas tanpa ada yang terluka. Disaat yang bersamaan. Titan misterius muncul dan menghajar titan yang ada disekitar markasa.

"Mikasa?! "

"Gasnya habis... Kita berhasil! Hampir saja gagal! "Ucap Connie memukul tabung gas nya. "Kalian semua... Masih hidup?! "Ucap Jean. "Kita berhasil! Armin. "Ucap Connie memukul punggung Armin dengan keras.

"Aduh sakit! "

"Strategimu sukses. "

"Semuanya! Titan itu adalah titan yang tidak normal yang menyerang titan yang lain. Dan dia tidak tertarik pada manusia. Jika kita bisa memanfaatkannya, kita pasti bisa keluar dari sini dengan selamat. "Jelas Connie menunjuk titan misterius itu yang sedang menghajar titan yang lain.

"Kita..., memanfaatkan titan? "

"Kau akan mengandalkan bantuan titan? Ini mimpi yang lebih buruk dari apapun. "Ucap Jean tidak percaya.

"Ini bukan mimpi. "

"Aku tidak peduli dia tidak normal atau apa. Kita biarkan dia di luar sana mengamuk sepuasnya. Nyatanya itu adalah pilihan kita untuk selamat. "Ucap Mikasa.

Brak....

"Aduh... Kenapa pendaratanku tidak mulus? "

Seorang pemuda bersurai hitam pekat muncul dan menghantam dinding markas. "Akame! "Ucap Armin. Armin menghampiri Akame dan memeriksa matanya. "Matamu? Kenapa dengan matamu?! "Tanya Armin menatap Akame dengan tajam. "Mataku terkena goresan kaca. "Ucap Akame singkat. "Aku terlalu fokus mengintai Eren dan membuat aku seperti ini. "Ucap Akame dengan tatapan kosong.

"Apa?! "

"Apa yang kau katakan, Akame?! "Ucap Mikasa mengarahkan pedangnya ke leher Akame. Akame menghindari tebasan pedang itu dan melompat mundur. "Ini tidak seperti yang kau pikirkan, Mikasa! "Ucap Akame terus menurus menghindari tebasan pedang Mikasa. "Karena kau yang memaksa, Mikasa. "Ucap Akame.

Grep....

Akame mengunci pergerakan Mikasa dengan tangannya atau lebih tepanya memeluk Mikasa. "Tenangkan dirimu, Mikasa. "Ucap Akame. Setelah merasa cukup tenang. Akame melepaskan pelukannya dan menjelaskan semuanya. "Aku mengintai Eren bukan untuk datang dan membunuhnya. Aku melakukan hal itu karena aku peduli dengannya. Jika bukan karena titan itu...., "

Akame mengeratkan kepalan tangannya mengingat kecerobohannya. "Lupakan hal itu, Akame. Sebaiknya kita pergi menghadapi titan yang ada di gudang dan Akame, kau obati dulu luka mata itu. "Ucap Armin pergi meninggalkan Akame.

'Sial... Baka! Baka! Baka! Baka! Aku hampir saja membocorkan semua rahasia itu. '

___________

"Inti serangannya ada pada tujuh orang yang akan membunuh tujuh titan secara bersamaan. "

"Ketujuh orang itu harus mempunyai kemampuann fisik yang kuat. Kalian akan menanggung nyawa semua orang. Ma-maafkan aku. "Ucap Armin menjelaskan inti dari rencananya. "Tidak masalah. "Ucap Reiner meyakinkan Armin. "Siapapun yang melakukannya dan gagal resikonya tetap saja mati. Resikonya tetap sama. "Ucap Annie santai. "

"Tapi... Apakah rencanaku ini adalah yang terbaik? "

"Kita tak punya rencana lain selain rencanamu. Kita tak ada waktu untuk berpikir. Dalam startegi ini kita hanya perlu menembak. "Ucap Marco menggosok hidungnya. "Sekarang kita akan mengeluarkan seluruh kemampuan kita. "Ucap Marco memberi Armin semangat. "Tenanglah, percaya pada dirimu sendiri. Armin, kau mempunyai bakat untuk merencanakan semua ini. Bakat yang dulu telah menyelamatkan nyawaku dan juga Eren. "Ucap Mikasa.

"Begitu kah? Kapan? "

____________

OC's Pov

Saat ini aku masih berada di lokasiku sebelumnya. Aku sedang mengobati luka mataku. Aku merasa sedikit aneh dengan mata kiri ku. Aku merasa ada sesuatu yang ikut bergerak pada mataku. Aku mengambil serpihan kaca yang berserakan. Aku membuka mata kiri ku dan aku terkejut dengan apa yang aku lihat pada kaca itu.

Aku melihat mata kiri ku utuh seperti tak terjadi apa apa. Namun luka goresan pada kelopak mata itu masih terlihat. "Ba-bagaimana bisa? Mata kiri ku baik baik saja? Bukankah tadi mata kiri ku pecah? "Ucapku tak percaya. Aku cukup yakin jika mata kiri ku pecah. Namun mata kiri ku memiliki warna yang berbeda. Mataku yang sebelumnya berwarna hitam kini berubah warna menjadi biru gelap. "Setidaknya mata ini masih bisa menyesuaikan. "Ucapku. "Tapi aku harus menutupnya agar mereka tidak curiga dan aku juga harus melaporkan ini pada dia. "Gumamku melilitkan perban pada mataku.

Author's Pov

____________

Para kadet telah berhasil membasmi para titan yang ada di dalan gudang pemasokan gas. Mereka dengan segera mengisi ulang tabung gas 3D manuver milik mereka.

Setelah mengisi kembali gas mereka. Para kadet langsung menuju keatas dan berniat untuk bergabung dengan unit utama.

Namun lain halnya dengan Mikasa. Ia terlihat sedang fokus dengan apa yang dihadapannya.

"Mikasa, kita harus cepat pergi! "

"Titan itu... "Mikasa mematung melihat titan misterius itu. "Mereka memakannya... "Ucap Armin menyambungkan ucapan Mikasa. "Tubuhnya tidak beregenerasi? "Sambung Armin. "Aku pikir fakta tentang titan itu akan menjadi kunci kemenangan kita untuk membebaskan diri dari keputusasaan. "Ucap Mikasa.

"Aku setuju. "

"Jika kita membiarkannya dimakan kita akan kehilangan kesempatan. Kita harus menyingkirkan titan yang memakan titan itu. Setidaknya dia harus bertahan hidup. "Ucap Reiner memberi usulan. "Apa kau gila, Reiner? Kita akhirnya bisa lolos dari kematian! "Bantah Jean. "Tapi bagaimana jika kita membuat titan itu menjadi teman kita? Tidakkah kau pikir titan itu menjadi bisa senjata yang kuat daru meriam manapun? "Ucap Annie membuat Jean bungkam sesaat.

"Teman...., kita? Apa kau serius?! "

"Aku rasa ide Annie ada bagusnya. "Ucap Akame dengan wajah diperban. "Itu.... Titan abnormal yang telah memakan Thomas. "Ucap Armin melihat titan setinggi 15 meter berjalan kearah titan misterius itu. Titan misterius itu bergerak kearah titan yang telah memakan Thomas. Walaupun tubuhnya penuh dengan titan yang memakannya. Titan itu terus bergerak dan berusaha menghabisi titan yang memakan Thomas. Titan misterius itu mengigit leher titan itu dan mengangkatnya.

Mikasa dan yang lainnya terpaku dengan tindakan titan itu. Titan misterius itu melihat ke sekitarnya dan ia melihat titan yang memakannya barusan. Titan misterius itu menggunakan titan yang ada di mulutnya untuk menghabiskan titan yang ada disekitarnya.

"Hei... Apa yang coba kau selamatkan? "

Titan misterius itu berteriak dengan keras kemudian jatuh dalam keadaan tertelungkup.

"Dia telah mencapai batas kemampuannya. "

"Aku tidak peduli. Ayo kita pergi! Tidak mungkin menjadikan titan itu teman kita. Titan tetaplah titan. "Ucap Jean. Namun tak ada yang peduli dengan ucapan Jean. Mereka sedang terfokus dengan satu hal. "Apa yang terjadi? "Tanya Jean. Titan misterius itu mengeluarkan uap dan tepat pada titik lemah titan yaitu bagian leher muncul seorang pemuda bersurai hitam. Ia muncul dari titik lemah titan.

"Eren?! "

Sosok yang muncul dari tubuh titan misterius. Ketika mengetahui bahwa itu Eren, dengan segera Mikasa turun dan menghampiri Eren. "Mikasa! "Panggil Armin. Namun Mikasa tak mempedulikan perkataan Armin. Mikasa menghampiri Eren yang sedang tak sadarkan diri.

Mikasa memeluk Eren sesaat kemudian ia memeriksa detak jantung Eren. Ia masih bisa mendengar detak jantung Eren berdetak dengan normal. Air mata Mikasa jatuh ketika mengetahui bahwa Eren masih hidup. Mikasa memeluk kembali Eren dengan erat dan menangis sekencang kencangnya.

"Aku kira kau tidak bisa menangis, Mikasa. "

.

.

.

.

.

Tbc

Jangan lupa vote and comment

.

.

See you

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top