20 - Perubahan Akame

"Apa itu?"

"Mari kita berjanji untuk melihat dunia yang luas seperti yang ada pada bukumu dan kita akan melihatnya bersama sama."

"Janji."

___________

Sudah cukup lama pertarungan dengan Armored Titan dan Collosal Titan berakhir. Hanji dan timnya sedang dalam keadaan pingsan akibat ledakan tadi. Beruntung bagi mereka yang berada di atas dinding. Mereka tidak terkena dampak dari ledakan itu.

"Bagaimana dengan kondisi Mikasa?"

"Aku tidak melihat luka yang parah, kurasa dia hanya pingsan. "Ucap Armin. Armin dan Akame saat ini sedang duduk disamping Mikasa yang sedang pingsan. Dan juga Hannes sedang menanyakan kondisi mereka.

"Bagaimana denganmu, Akame? "Tanya Hannes. "Tidak terlalu parah, hanya saja aku butuh istirahat sejenak. "Jawab Akame. Tubuh Akame dibaluti perban karena luka tusukan pedang tadi cukup dalam. "Belum makan kan? Akan aku bawakan sesuatu. "Ucap Hannes.

Walaupun ditolak oleh kedua pemuda itu, Hannes tetap akan membawanya. "Makan, ya. "Ucap Hannes mengacak rambut kedua pemuda itu kemudian pergi mencari sesuatu yang bisa dimakan.

"Apa kau ingat tentang kejadian beberapa waktu yang lalu, Armin? "Ucap Akame. "Ya. Itu adalah pertarungan yang sangat kacau dan juga untuk pertama kalinya kau bertarung melawan tiga penggangu itu. "Ucap Armin tersenyum tipis ketika mengingat pertarungan masa kecil mereka. "Padahal aku sudah melarangnya agar tidak memperdulikan roti, namun dia tetap memintanya. "Sambungnya.

"Jika kejadian itu terulang lagi maka, itu akan menjadi pengalaman yang paling bodoh bagiku. "Ucap Akame tertawa kecil. "Walaupun begitu dia tetap berusaha untukmu dan berakhir dengan amarah ibunya. "Sambung Akame.

"Ya, begitulah Eren."

"Aku akan beristirahat sebentar. Bangunkan aku jika terjadi suatu hal yang berbahaya. "Ucap Akame. Armin membalas perkataan Akame dengan anggukkan.

____________

"Oi! Bangun kau, dasar tukang tidur!"

Brak...

"Apa yang kau lakukan, bodoh?!"

Akame terkejut ketika mengetahui bahwa ia telah membanting tubuh Jean. "Jean?! Maafkan aku! "Ucap Akame. "Bantu aku berdiri. "Ucap Jean. Akame membantu Jean untuk berdiri. Jean sedikit menggosok punggungnya akibat Akame membantingnya dengan cukup keras.

"Tunggu?!"

"Armin! Kenapa kau tidak membangunkan aku?! "Ucap Akame ketika menyadari kehadiran pasukan Survey Corp yang dipimpin Erwin dan juga terdapat pasukan Polisi Militer bersama mereka. "Maafkan aku. kau tidur terlalu pulas jadi, aku tidak tega untuk membangunkan dirimu. "Ucap Armin tertawa kecil.

Akame merasakan hawa lain di sekitarnya. Akame menoleh kearah belakang dan mendapati Erwin sedang berdiri dibelakangnya. "Kau tertidur, Akame? "Tanya Erwin. "Ya, sepertinya begitu. "Ucap Akame. "Jika kondisimu tidak memungkinkan untuk bertarung, sebaiknya kau beristirahat disini. "Ucap Erwin. "Tidak, aku akan pergi bersamamu. "Ucap Akame.

"Baiklah."

___________

Pasukan Survey Corp bergerak menuju hutan raksasa yang merupakan kemungkinan terbesar terdapat Reiner dan Berthold beristirahat.

"Berpencar! Bentuk formasi jarak jauh!"

Pasukan Survey Corp memulai misi mereka. Pertarungan dan amarah baru saja akan dimulai.

.

.

.

"Akame gunakan ini!"

"Baik!"

Akame menggunakan jubah berwarna hijau dengan lambang 'Jiyuu no Tsubasa'. Untuk pertama kalinya, Akame menggunakan jubah milik Survey Corp.

Akame menutup kepalanya dengan tudung jubahnya. Akame mulai memacu kudanya dan menuju barisan Erwin berada.

Tak lama kemudian, Akame berhasil menemukan Erwin yang berada di barisan paling depan.

"Kau sudah bisa membaca situasinya? "Tanya Erwin ketika Akame baru saja datang. "Belum, tapi aku sudah memastikan satu hal, korban yang tewas akan sangat banyak dan kemungkinan besar itu adalah Polisi Militer. "Jelas Akame. "Itu memang wajar. Dikarenakan pengalaman bertempur mereka yang minim dan juga mereka berada di barisan paling belakang dari semua divisi. "Ucap Erwin.

"Aku akan bertarung sekuat tenaga agar tidak memakan banyak korban jiwa."

"Walaupun kau melakukan rencanamu, korban tetap akan jatuh. Juga misi kita kali ini sedikit berbeda, kita akan merebut Eren kembali dan pulang kembali ke Distrik Trost. "Ucap Erwin. Pandangannya yang tajam menunjukkan bahwa perkataannya itu merupakan semangatnya untuk menyelesaikan misi ini.

Dan sifat Erwin yang seperti ini sangat disukai Akame. Karena itu juga membuat Akame menghormati Erwin walaupun gaya bicaranya tidak terlalu sopan.

Suar merah ditembakan oleh salah satu prajurit Polisi Militer ketika melihat Titan dari sayap kanan. Salah satu anggota Survey Corp mengusulkan agar mengubah arah, namun hal itu ditentang oleh Erwin. Erwin memerintahkan agar pasukan yang berada disayap kanan untuk bergabung dengan pasukan tengah. Erwin melakukan ini agar bisa merebut Eren kembali dengan cepat dan juga mereka memiliki waktu sampai matahari terbenam. Dengan kata lain, Reiner dan Berthold akan bergerak setelah matahari terbenam dengan membawa Eren dan Ymir bersama mereka.

Perjalanan itu hampir membuat formasi menjadi kacau. Walaupun begitu, Erwin dengan cepat memperbaiki formasi dan terus memacu kudanya.

Hingga suar merah telah ditembakan dari arah depan. Dengan kata lain, mereka sedang terkepung oleh Titan. Erwin tidak berniat untuk mengubah jalur mereka dan memilih untuk memasuki mode tempur.

____________

Pasukan Survey Corp telah hampir memasuki hutan raksasa, tapi mereka terlebih dahulu disambut oleh Titan. Sebuah kilatan muncul dari dalam hutan itu. Kilatan yang sama ketika seseorang melakukan perubahan Titan.

Erwin memerintahkan pasukannya untuk berpencar dan kelompok Hannes memasuki hutan itu untuk mencari keberadaan musuh mereka. Akame juga bergabung dengan tim Hannes dalam pencarian itu.

Tak lama berselang kilatan cahaya tadi, terdengar suara teriakan Titan dari dalam hutan. Hanya ada satu nama yang terlintas dipikiran Akame ketika mendengar teriakan itu.

'Ymir?!'

Dan sesuai dengan dugaan Akame. Titan Ymir sedang berdiri disalah satu pohon dengan menggunakan kuku kukunya yang tajam untuk bertumpu. Seluruh kadet termasuk Hannes dan Akame kebingungan dengan Ymir. Dia mengabaikan semua pertanyaan yang dilontarkan kepadanya.

Hingga seorang perempuan bersurai pirang sedang mengarah ke lokasi Ymir berada. Wajah manisnya menunjukkan kebahagiaannya ketika melihat Ymir. Namun sesuatu yang tak terduga terjadi. Ymir melompat ke arah perempuan itu dan memakannya hidup hidup, lalu pergi meninggalkan mereka yang sedang dalam keadaan terkejut kecuali Akame yang sudah menduga hal ini.

"Jangan lari kau, Ymir!"

Akame bermanuver dengan cepat dan mengejar Ymir yang sedang membawa Ymir dalam mulutnya. Namun keberuntungan tidak berpihak kepalanya. Mendadak Akame merasakan nyeri pada perutnya dan membuat pemuda bersurai hitam pekat itu berhenti disalah satu pohon.

'Kenapa disaat seperti ini?'

Mereka yang melihat hal itu berhenti dan menatap Akame. "Oi! Bocah! Cepat lakukan kejar Ymir! Lupakan saja aku dan cepat tangkap Ymir! "Perintah Akame. Seluruh kadet kembali mengejar Ymir yang sudah jauh dari mereka.

Akame kembali mengejar Ymir dengan manuver yang sangat cepat. Akame dengan cepat berhasil mendekati Ymir. 'Aku harus memotong kakinya. 'Batin Akame.

Akame menggenggam erat pedangnya dengan mata yang masih tertuju pada Ymir. Akame langsung menuju kaki Ymir dengan cepat dan mencoba untuk memotong kaki Ymir. Namun bukan sebuah kaki yang berhasil ia tebas, Melainkan dahan pohon yang ia tebas.

'Sial!'

"Gawat.... Eren dibawa pergi!"

Akame langsung menatap tajam kearah Reiner yang sedang berubah menjadi Armored Titan. Eren juga ada bahunya dalam keadaan terikat dan Ymir juga ada disana yang berarti Crista masih bersamanya.

"Jangan berhenti! Naik kuda kalian dan kejar!"

Perkataan Hannes berhasil membangun kembali semangat mereka yang sempat hilang. Para kadet itu dengan segera menunggangi kuda mereka dan mengejar kembali Reiner, Berthold, dan Ymir.

"Aku pasti akan membawanya kembali! Walaupun harus mengorbankan nyawaku! "Ucap Hannes dengan penuh Amarah. Semua kadet yang mengejar juga memiliki amarah yang tersulut dalam diri mereka. Rasa amarah karena dikhianati terlihat jelas pada mata mereka, kecuali Connie yang masih berusaha mencerna kejadian barusan.

"Jangan biarkan amarah memenuhi dirimu, Hannes. "Ucap Akame dengan wajah yang terlihat santai. Hannes menatap bingung Akame, karena wajah Akame yang terlihat santai. Seolah olah tidak terjadi apa-apa.

"Oi! Pengkhianat! Kenapa kau masih ada disini?!"

Perkataan Jean barusan membuat Akame hampir tersulut emosinya. "Apa peduliku? "Ucap Akame dingin. Semua yang mendengar perkataan Akame cukup terkejut dengan perubahan sifat Akame. Memang Akame itu terkadang dingin kepada mereka, namun tidak pernah Akame sedingin ini.

"Akame?!"

"Jika kalian ingin aku membuka topeng yang aku miliki akan aku berikan itu. "Ucap Akame. Mereka semua tidak menyangka dengan perubahan Akame yang sangat drastis ini. "Jika kalian ingin melihat aku sebagai diriku sendiri, akan aku tunjukkan siapa aku sebenarnya dengan nama..."

"Aran Horikita!"

.

.

.

.

.

.

Jangan lupa vote and comment

See you

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top