19 - Kecewa
'Kalian akan menerima akibatnya.'
_________
Eren berubah menjadi Titan dan memukul wajah Armored Titan dengan keras hingga menghantam dinding. Disisi lain, Akame bersusah payah untuk berdiri. Pemuda bersurai hitam pekat itu harus menahan rasa sakit pada dirinya dan berusaha untuk fokus dengan musuh yang ada didepannya.
"Mati kalian, dasar bajingan!"
Akame bermanuver menuju tengkuk Collosal Titan. Namun uap panas yang dimiliki oleh Titan itu membuat Akame menghentikan tindakannya.
Akame langsung mendarat tepat dihadapan Armin dan para pasukan Survey Corp. Tangan raksasa milik Collosal Titan menangkap Ymir yang sedang dalam keadaan sekarat dan juga menangkap salah satu prajurit Survey Corp. Collosal Titan atau Berthold langsung memasukkan Ymir dan prajurit Survey Corp kedalam mulutnya.
Akame dan yang lainnya mendarat di salah satu sisi dinding ketika tangan raksasa itu hendak menangkap salah satu prajurit Survey Corp.
Hanji mengertakan giginya menahan rasa amarah yang ada pada dirinya. Akame mengepalkan tangannya menahan rasa sakit dan amarah pada dirinya.
"Semuanya, siap bertempur! Kita akan membunuh Collosal Titan! Dia adalah ancaman bagi umat manusia! Serang bersama-sama!"
Akame beserta tim Hanji bergerak menuju Collosal Titan. Mereka berniat untuk membunuh Collosal Titan. Amarah pada mereka terus meluap dan juga amarah itu merupakan rasa sakit dari pengkhianatan.
Collosal Titan mengarahkan tinjunya menuju Survey Corp, namun gerakannya cukup lambat sehingga memudahkan Survey Corp untuk membunuhnya. Akame berputar mengelilingi tangan Collosal Titan.
Akame kemudian bermanuver kearah atas dan bersiap menebas leher Collosal Titan bersama tim Hanji. Ketika bersiap untuk menebas, Collosal Titan mengeluarkan uap yang sangat panas. Hal itu membuat Akame dan yang lainnya mundur.
Tangan salah satu anggota tim Hanji mengalami cedera akibat terkena uap panas dari Collosal Titan.
"Walaupun kau belum dalam wujud yang seutuhnya, uap ini sudah sangat panas."
Ukuran Collosal Titan hanya mencapai dada saja. Ia belum menggunakan ukuran aslinya, yaitu 60 meter.
Collosal Titan itu terus mengeluarkan uap panasnya. Hal itu membuat pasukan Survey Corp tidak bisa menyerang menggunakan 3DMG.
"Armin... Dan tim satu ikut denganku!"
___________
OC's Pov
Aku hanya bisa berdecak kesal melihat wajah Collosal Titan dan Armored Titan yang sedang menunjukkan wujudkan. Rasa sakit ini tidak sebanding dengan rasa sakit hati yang aku alami.
Tapi, aku juga tidak bisa melakukan apa apa untuk saat ini. Walaupun aku bisa selamat, tapi mereka pasti akan menjauh dariku. Ya, itu benar. Aku adalah seorang pembohong yang buruk dan aku tidak pantas untuk hidup.
'Maafkan aku, Akame. Aku tidak bisa menepati janji yang kita buat. Aku telah membuat kedua orang tua kita malu. Aku tidak pantas untuk hidup dan terus menutupi diriku yang sebenarnya dengan namamu. Aku tidak bisa bertemu denganmu di surga. Aku lebih pantas berada di neraka. Maafkan aku.'
Air mataku jatuh dengan sendirinya. Aku tidak sanggup untuk berdiri. Aku sudah kehilangan arah untuk berjalan. Aku tidak bisa hidup dengan nama Akame ataupun Aran.
Aku hanyalah seorang anak yang menjadi aib keluarganya. Tapi, kenapa kalian terus melindungiku? Aku merasa tidak pantas untuk dikasihani. Aku terus berjalan hingga berada di salah satu sisi dinding yang mana itu terdapat Eren dan Reiner yang sedang bertarung dalam wujud Titan.
Ya, aku adalah Aran Horikita. Pemuda yang hidup dengan rasa malu. Bahkan aku tidak bisa menatap diriku sendiri.
"Akame! Akame!"
"Akame!"
"Hah? Apa yang terjadi? "Tubuhku meluncur bebas menuju tanah. Aku tersadar dari lamunanku berkat Armin. Dengan segera aku menembakkan pengait 3DMG milikku. Aku mengarahkannya tepat disebelah Armin berada.
"Apa yang aku lewatkan?"
Aku membulatkan mataku ketika melihat Eren mengunci pergerakan Armored Titan dan Eren juga berhasil memutuskan lengan kanan Armored Titan. "Armin! Cepat mundur dan kembali kemari! "Teriakku. Aku mendapatkan sebuah ingatan dimana Armin mati karena tertimpa tubuh Armored Titan.
Armin segera mundur dan kembali ke dinding disusul oleh Mikasa. Pertarungan Eren dan Armored Titan kembali berlanjut. Namun tidak sangka, Eren mendekat menuju dinding.
"Kesadarannnya telah kembali. "Gumam Mikasa, namun masih dapat aku dengar dengan jelas. "Sebaiknya kita mundur terlebih dahulu. "Usulku. "Ya. Tapi seperti kata Mikasa. Hampir mustahil untuk bisa lari dari Reiner. "Ucap Armin menatap Reiner sedang berjalan menuju Eren.
Hanji datang menghampiri Eren dan mengatakan sesuatu pada Eren. Hanji meminta kepada Eren untuk mencoba mematahkan kaki Armored Titan dengan cara pemguncian.
"Apa kau yakin dengan rencanamu itu, Hanji? "Tanyaku pada Hanji. "Aku rasa itu akan berhasil, Eren berhasil memutuskan lengan kanan Armored Titan. Dan itu juga berarti ia bisa melakukan hal yang sama pada kaki Armored Titan. "Jelas Hanji. "Armored Titan mempunyai sebuah rahasia yang-"
Ucapanku terhenti ketika melihat Armored Titan berlari dengan sangat cepat. Rahasia Armored Titan adalah ia bisa berlari dengan sangat cepat, tapi ia harus mengorbankan Armor pada kakinya.
Armored Titan bergerak dengan cepat menuju Eren. Armored Titan membenturkan tubuh Titan Eren menuju dinding. Armored Titan menyerang Eren dengan cepat, namun masih bisa dihindari oleh Eren.
Menurutku, posisi Eren saat ini sangat tidak di untungkan. Eren yang sedang terbaring bisa saja dikalahkan oleh Armored Titan jika ia memiliki dua tangan. Walaupun kakinya berhasil dikunci oleh Eren, tapi tangan Armored Titan bebergerak bebas untuk menyerang Eren.
Kuncian dari Eren berhasil dilepas oleh Armored Titan. Posisi Eren benar benar terpojok. Ya, aku bisa menyerang kaki Armored Titan yang terbebas dari Armor. Beberapa bagian tubuh dari Armored Titan pasti memiliki celah untuk melakukan pergerakan. Dengan menyerang area itu, Eren dan yang lainnya bisa lari dari pertempuran. Untuk saat ini, lari berarti menang.
Armored Titan kembali menyerang Eren. Eren sepertinya tidak bisa menghindari serangan dari Armored Titan. Eren mengambil kesempatan untuk mengunci pergerakan Armored Titan dan berhasil.
Pergerakan Armored Titan terhenti dan juga lutut belakang pada kaki kiri Armored Titan berhasil di tebas oleh Mikasa.
Eren berniat untuk memutuskan kepala Armored Titan agar ia dapat menangkap Reiner yang berada dibalik Armored Titan itu. Namun, Reiner tampaknya berusaha untuk bergerak mendorong Eren beberapa meter hingga ia berhenti berada dibawah Armin dan yang lainnya berada.
Aku menatap kearah atas hingga aku menyadari satu hal. Reiner mencoba untuk menjadi umpan agar Collosal Titan atau Berthold menangkap Eren dengan cara menjatuhkan diri.
"Semuanya Menyingkir dari sana!"
Namun terlambat bagiku untuk memperingati mereka. Suara teriakan Armored Titan meredam suaraku. Collosal Titan mulai menjatuhkan diri di saat teriakan Armored Titan berhenti.
"Di atas! Menghindar!"
Mulut Collosal Titan terbuka lebar. Tubuh raksasanya membuat ledakan besar dan menyebabkan gelombang panas yang besar.
'Sial!'
________
Author's Pov
Ledakan itu membuat Hanji dan yang berada disekitar pertarungan Eren dan Armored Titan terlempar akibat gelombang besar itu.
Gelombang itu sudah berhenti dan yang tersisa hanya tubuh Collosal Titan dan juga tubuh Titan Eren.
"Eren!"
Eren telah berhasil dibawa oleh Reiner dan Berthold serta Ymir bersama mereka. "Semuanya! Cepat mundur dan kumpulkan korban dari ledakan tadi. "Perintah Akame. Mau tak mau mereka menuruti perintah Akame, karena pangkat kapten yang sedang berada di genggamannya. Dan juga Hanji pingsan akibat terlempar cukup jauh.
Butuh sekitar lima belas menit untuk mengumpulkan korban ledakan tadi. Beruntung tidak ada yang tewas, hanya saja semuanya dalam keadaan pingsan dan semacamnya.
"Anu... Akame."
Pemuda bersurai hitam pekat itu segera menoleh kearah suara ketika namanya dipanggil. "Armin? Ada apa? "Tanya Akame pada Armin. "Aku minta maaf karena sudah mencurigai dirimu. "Ucap Armin.
Akame tersenyum tipis ketika Armin mengatakan hal itu. "Aku memaklumi hal itu, walaupun aku sedikit sakit menerima kenyataan itu. Tapi..."
"Berkat kau, aku bisa mengingat kembali siapa aku sebenarnya dan apa tujuan aku yang sebenernya. Tapi aku tidak bisa mengingat banyak hal. "Jelas Akame. "Benarkah? "Ucap Armin. Akame menganggukkan kepalanya. "Mari kita membuat janji."
"Apa itu?"
"Mari kita berjanji untuk melihat dunia yang luas seperti yang ada pada bukumu dan kita akan melihatnya bersama sama."
"Janji."
_____________
Jangan lupa vote and comment
See you
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top