18 - Kenyataan Pahit

Setelah istirahat beberapa saat di kastil Utgarad yang sudah hancur. Kini, pasukan Survey Corp berangkat menuju dinding. Namun cuaca tampak kurang mendukung. Cuaca yang mendung akan sedikit menghambat proses misi.

Walaupun begitu, misi akan tetap dilanjutkan dan juga misi ini merupakan misi yang menentukan masa depan umat manusia.

"Kau tidak berbohong kan, Akame? "Ucap Armin setengah berteriak. Armin tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Akame. "Tentu saja, aku ini lebih tua darimu dan juga aku sudah terlebih dahulu bergabung dengan Survey Corp sebelum kalian bertiga. "Jelas Akame dengan santai. "Kenapa kau tidak memberi tahu kami dari awal? "Tanya Armin.

"Kalian tidak bertanya."

Bugh....

Sebuah pukulan mendarat dikepala Akame. "Apa yang kau lakukan? "Ucap Akame datar. "Itu salahmu bodoh. "Ucap Armin meninggalkan Akame yang sedikit meringis sakit, karena kepalanya menerima sebuah sentuhan kasih sayang.

Ni Author ngajak gelut/ngasah pedang
Gue mati berarti lu gak dapat gaji/pergi

__________

Tim Hanji sedang bersiap untuk melakukan penelusuran di sekitar dinding. Mereka berniat untuk menemukan letak lubang pada dinding. Dengan begitu mereka akan menutupi lubang pada dinding dengan segala cara.

Tak lama kemudian mereka bertemu dengan pasukan Garrison yang dipimpin oleh Hannes.

Hannes menjelaskan bahwa tidak terdapat lubang dimanapun. Dari Distrik Trost dan Distrik Klorva tidak terdapat lubang. Keadaan semakin lama semakin rumit dan belum ada satu pun yang mengetahui hal ini. Ya, tidak ada kecuali mereka yang terlibat.

Akhirnya Hanji memutuskan untuk kembali ke Distrik Trost dikarenakan tidak ada lubang dimanapun. "Mungkinkah dia sudah bertindak? "Gumam Akame. Bahkan terlihat seperti gerakan mulut.

"Pokoknya, jangan sampai lengah, ya."

"Kami akan kembali duluan. "Ucap Hannes kemudian kembali turun dan menuju timnya. Suasana mendadak begitu aneh. Tingkah laku dari pasukan Survey Corp yang ada, sedikit berbeda dengan yang biasanya.

'Apakah ini perasaanku saja? Atau mereka bertingkah aneh sedari tadi?'

"Eren, Ada waktu? Kita perlu bicara."

"Kau juga, Akame. "Ucap Reiner. Akame yang sedari tadi melamun terkejut ketika Reiner memanggilnya. "Ada apa? "Ucap Akame. "Kita perlu bicara. "Ucap Reiner.

"Lima tahun yang lalu, kami.... menghancurkan dinding dan memulai serangan pada umat manusia."

"Lalu? Kau ingin mengatakan bahwa kalian ini adalah Collosal Titan dan Armored Titan, begitu? "Ucap Akame dengan wajah datar. "Ya, aku adalah Armored Titan dan dia adalah Collosal Titan. Dan untuk Akame.... tidak, Aran merupakan salah satu mata mata yang dikirim beberapa tahun yang lalu. "Jelas Reiner.

Akame langsung memberikan tatapan tajam kepada Reiner ketika ia mengatakan hal itu. "Reiner?! Bukankah kau sudah berjanji, bodoh?! "Ucap Akame. Akame mengepalkan tangannya dengan keras dan berusaha untuk menahan Amarahnya.

"Hah? Apa yang kau bicarakan?"

"Kenapa kau bilang padanya, Reiner? "Ucap Berthold yang berusaha untuk menahan Reiner agar tidak memberikan informasi yang ia punya pada Eren. "Tujuan utama kami adalah memastikan seluruh umat manusia musnah. Tapi sekarang itu tidak diperlukan lagi. "Ucap Reiner.

"Eren, Kalau kau mau ikut dengan kami, kami tidak akan menghancurkan dinding lagi. Kau mengerti? "Ucap Reiner. "Kau juga, Aran. Kau kembalilah bersama kami. "Sambungnya. "Tidak, tunggu! Aku sama sekali tidak mengerti. "Ucap Eren tidak mengerti.

'Sepertinya ada yang ditutupi?'

"Sudah kubilang, bagaimana kalau kau ikut kami?"

Situasi yang semulanya tenang mendadak mencengkam. Firasat buruk mulai menghampiri Akame dan juga Reiner yang makin membuka semua informasi kepada Eren semakin kacau. "Aku tahu ini mendadak. Tapi kita sekarang kita harus pergi. "Ucap Reiner. "Sekarang? Mau pergi kemana? "Ucap Eren kebingungan.

"Belum bisa kukatakan. Tapi...... ya, anggap saja kampung halaman kami. Jadi... bagaimana, Eren. Bukan tawaran yang buruk kan? Kau bisa dengan mudah menghindari krisis ini."

"Aku tidak tahu soal itu...."

Eren mengalihkan pandangannya menuju Armin dan yang lainnya berada. Armin tampak memanggil Eren dan yang lainnya agar menyusul, namun terdapat sedikit keanehan. Tatapan Mikasa sedikit berbeda. Tatapannya lebih seperti tatapan dengan hasrat untuk membunuh.

'Tatapan itu? Dan... Berarti mereka sudah merencanakan ini sejak awal. 'Batin Akame. Akame langsung memasang mode siaga ketika menyadari rencana lain dari Hanji dan yang lain.

Akame menyembunyikan tangannya dibalik jubahnya. Ia sedang mencari pisau yang selalu ia bawa untuk berjaga jaga. "Lupakan saja, Reiner. Dari awal kita memang sudah melalaikan tugas yang diberikan. "Ucap Akame. Tangan kiri Akame kini sudah menggenggam pisau tajam yang akan ia gunakan, namun masih ia sembunyikan agar tidak terlalu mencolok.

"Melalaikan?"

"Baik kau atau aku, kita memang sudah melalaikan tugas sejak awal dan berakhir sebagai pengecut. "Ucap Akame tersenyum kecut. "Bukankah kau yang sudah melupakan tugas kita dan kau malah hidup berdampingan dengan mereka dengan menggunakan nama Akame. "Ucap Reiner. "AKU TAHU HAL ITU DAN JANGAN PERNAH MENYEBUT NAMA ADIKKU DENGAN MULUT KOTORMU ITU! "Ucap Akame dengan keras. Wajah Akame tampak merah karena menahan luapan emosinya.

"Aku memang menyembunyikan jati diriku, tapi aku tidak pernah berpura-pura baik agar memudahkan misi bodoh yang diberikan. Jika aku memang ingin menyelesaikan misi ini, maka aku akan hidup sebagai Aran Horikita yang akan menyelesaikan misi ini dengan cepat. "Ucap Akame. "Kalau begitu, berhentilah hidup sebagai Akame dan bertarunglah sebagai Aran yang aku kenal. "Ucap Reiner.

"Kau ini cuma lelahkan? Ya, Berthold?"

"Kau sudah mengalami hal berat hingga membuatmu bingung. "Ucap Eren. "Y-ya. Reiner tampaknya sangat kelelahan. "Ucap Berthold. Keringat dingin mengalir diwajah Berthold dan juga ia tampak gugup ketika menanggapi perkataan Eren.

"Selain itu, jika kau benar-benar Armored Titan yang ingin menghancurkan umat manusia.... kenapa kau repot repot menanyakan itu dulu padaku? "

"Apa kau berfikir aku akan mengangguk dan mengatakan 'ya, ayo kita pergi'. "Ucap Eren. Berthold dan Reiner tampak terkejut ketika Eren mengatakan hal itu. "Dan Akame, aku menunggu penjelasan darimu. "Ucap Eren lagi. "Terserah padamu. "Ucap Akame menghela nafas berat.

"Benar."

"Kau benar juga. Apa sebenarnya yang kupikirkan? Apakah aku sudah jadi gila? "Ucap Reiner. Ekspresi wajah Reiner tampak suram. Akame hanya menghela nafas kasar dan pergi menyusul yang lain. "Pokoknya, ayo pergi. "Ucap Eren menyusul Akame.

Angin tiba tiba berhembus sangat kencang. Angin kencang itu juga membuat rambut depan Akame berhembus dan menampakkan mata kiri Akame yang sudah berwarna hitam kembali. Salah satu bendera merah yang berada disekitar dinding jatuh dan mengeluarkan suara yang berisik. Eren, Berthold, Akame terkejut ketika mendengar suara itu.

Suasana mendadak hening bersamaan dengan hembusan angin kencang tadi yang sudah berhenti. Suasana yang begitu hening itu cukup mencengkam. Awan yang gelap kini tampak kembali cerah. Matahari juga mulai menampakkan diri. Namun suasana tetap hening, hingga seseorang mengeluarkan suara.

"Benar..."

Eren, Akame, dan Berthold menoleh kearah suara itu berasal. Suara yang dikeluarkan oleh Reiner. "Pasti. Aku sudah terlalu lama berada disini. Sudah tiga tahun lamanya.. Aku dikelilingi oleh orang-orang bodoh ini. Kami hanya anak-anak... kami tidak tahu apa-apa. Kalau saja aku tidak tahu jika ada orang-orang yang seperti ini.... "Suasana semakin memburuk dan setiap kata-kata yang Reiner keluarkan sangat mendalam. Jika saja mereka tahu arti dari perkataan Reiner, maka ini akan menjadi lebih mudah menurut Akame.

"Aku..."

"... Tidak mungkin menjadi.... manusia sampah yang setengah-setengah! "Reiner mengeluarkan tangan kanannya yang patah akibat gigitan Titan yang menyerang di kastil Utgarad.

"Sudah terlambat.... Aku sudah tidak tahu yang mana benar lagi. Tapi, satu-satunya pilihan bagiku sekarang... adalah menghadapi akibat dari perbuatanku... "Tangan Reiner yang patah itu mengeluarkan uap yang sama ketika Titan meregenerasi tubuhnya.

".... Dan sebagai pejuang..."

".... Aku harus menghadapi tugasku hingga akhir! "Ucapan dari Reiner sangat berbeda dari sebelumnya. Sifat Reiner berubah menjadi orang yang sangat tegas. Eren terkejut ketika melihat Reiner memiliki kekuatan regenerasi Titan. Eren tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya sekaligus ketidak percayaannya.

"Reiner! Kita akan melakukannya?! sekarang?! Di sini?! "Berthold juga sangat berubah. Sifatnya yang sangat lembut berubah menjadi tegas. Hanya satu orang yang belum menunjukkan kekuatannya yaitu, Akame.

Pemuda bersurai hitam pekat itu hanya menatap tajam kejadian itu dari sudut matanya.

"Ya. Sekarang dan disini.... Kita selesaikan!"

Mikasa tiba tiba menyerang Akame dengan kedua pedangnya. Akame menerima dua serangan sekaligus. Satu serangan pada perutnya dan satu lagi pada lengan kanannya.

Mikasa dengan sigap mengambil kembali pedang milik Akame dan menyerang Reiner dan Berthold. Reiner berhasil menahan serangan Mikasa yang hendak mendarat di lehernya. Namun tidak untuk Berthold, ia mendapatkan serangan pada lehernya.

Mikasa hendak menusuk Berthold yang sedang sekarat. Namun usahanya berhasil dicegah oleh Reiner dan membuat Mikasa terpental ke salah satu sisi dinding.
Eren masih berdiri ditempatnya. Ia masih tidak percaya dengan apa yang terjadi saat ini.

Kilatan berwarna kuning keemasan muncul disekitar Berthold dan Reiner. Tatapan Reiner sangat berbeda dari sebelumnya. Tatapan yang selalu menolong itu berubah menjadi tatapan pembunuh. Akame tidak mengalami hal yang sama seperti Reiner dan Berthold. Akame hanya meringis sakit ketika menerima serangan dari Mikasa.

Hingga ia menyadari bahwa Eren dalam bahaya. Armin dan yang lainnya berusaha untuk menyelamatkan Eren namun pasti akan terlambat. Akame langsung berlari menuju Eren dan berusaha untuk menyelamatkan Eren. Namun tubuhnya terjatuh akibat tidak sanggup menahan rasa sakitnya.

Ledakan besar terjadi di atas dinding itu. Gelombang yang cukup besar itu membuat Akame dan pasukan Survey Corp yang menuju ketempat Eren terpental jauh.

Tulang yang begitu besar muncul disekitar dinding. Sesosok yang sudah menghancurkan gerbang Shiganshina dan Trost kembali muncul. Collosal Titan dan Armored Titan muncul kembali tepat dihadapan pasukan Survey Corp.

Eren yang terjatuh akibat tidak sanggup menahan gelombang tadi. Tubuhnya berhasil ditangkap oleh Armored Titan atau Reiner. Pertarungan dengan Armored Titan dan Collosal Titan baru saja akan dimulai.

'Kalian akan menerima akibatnya.'

_________






Jangan lupa vote and comment

See you

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top