10 - Perebutan Distrik Trost
"Pixis-Shirei, aku butuh bantuanmu. "
"Tidak biasanya kau menghampiri diriku, Akame-Heicho. "
____________
"Pixis-Shirei? "
Pixis berhasil menahan tangan Felman yang bersiap memberikan tanda untuk menembakkan meriam. "Apakah kau tidak bisa melihat keyakinan dia? "Ucap Pixis.
"Kau terlalu lemah dengan orang orang yang memiliki pangkat sama denganmu, Felman. "Ucap Akame yang berada tak jauh dari Pixis. Felman hanya berdecak kesal dengan ucapan Akame. "Aku baru saja sampai, tapi situasi ini membuatku yakin. Pergilah mengatur pasukan. Menurutku lebih baik kita dengar apa rencana mereka. "Ucap Pixis.
Armin terduduk lemas ketika mendengar ucapan Pixis. "Untung saja aku masih sempat. "Ucap Akame menghampiri Armin yang masih terduduk lemas dengan nafas yang terengah-engah. "Arigato, Akame. "Ucap Armin. "Tidak masalah. Seharusnya kau berterima kasih kepada Pixis. "Ucap Akame membantu Armin berdiri.
"Waktunya untuk bertarung. "
________
Distrik Trost bagian dalam
Situasi saat ini sedang ricuh. Prajurit sedang di kumpulkan untuk merebut kembali Distrik Trost. Bagi prajurit yang belum mengetahui kekuatan Eren, merebut Distrik Trost adalah hal mustahil untuk dilakukan. Situasi semakin buruk ketika komandan Pixis menjelaskan rencananya. Untung saja komandan Pixis berhasil meyakinkan para prajurit untuk melakukan rencana itu.
.
.
.
"Ian Dietrich! Rico brzenska! Mitabi Jarnach! Di baris depan, kalian adalah golongan Elit. Nasib manusia ada di tangan kalian. "Ucap Pixis.
"Ya!"
"Ian, kau yang memimpin unit ini. Aku menyerahkan semua keputusan padamu saat operasi ini. "Ucap Pixis Menunjuk Ian sebagai pemimpin unit yang akan melindungi Eren. "Padaku? "Ucap Ian sedikit terkejut.
"Aku setuju. "
"Begitu juga denganku. "
"Tapi aku tidak bisa menanginya- "
"Jangan khawatir. Kau adalah pria yang mengetahui sake-mu. Kau bisa mengetahui sake yang baik atau yang buruk. "Ucap Pixis memotong ucapan Ian. "Aku memercayaimu. "Ucap Pixis meyakinkan Ian.
"Ya!"
"Kau selalu bisa diandalkan Pixis-Shirei. "Ucap Akame yang berada dibelakang Pixis. "Akame-Heicho, apa yang anda lakukan disini? "Ucap Rico terkejut dengan kehadiran Akame. "Aku akan bergabung dengan tim Ian, tapi anggaplah aku sebagai kadet seperti mereka. "Ucap Akame menujuk kearah Eren dan yang lainnya sedang berbicara.
"Apakah aku pantas untuk itu? "
"Jika Pixis sudah percaya kepadamu, begitu juga dengan diriku. Aku percaya padamu Ian. "Ucap Akame menepuk pundak Ian pelan.
______________
OC's Pov
Saat ini aku sedang bersama kelompok Ian sedang mencari lokasi tercepat untuk menuju batu yang akan kami gunakan. Aku melihat Ian dan yang lainnya sedang berbincang bincang. Aku tidak mendengarkan dengan jelas karena jarak aku dari mereka cukup jauh.
"Kemari! Ayo cepat! "
Rico menembakkan bom asap hijau tanda operasi akan dimulai.
Eren menggigit tangannya untuk berubah menjadi titan. Cahaya kuning muncul ketika Eren menggigit tangannya sama seperti ketika Titan Kolosal muncul.
"Roar....."
Eren berteriak dengan keras ketika ia berubah menjadi titan. Bentuk Titan Eren sangat kekar dan juga memiliki kekuatan bertarung yang sangat kuat. "Aku harap ini berhasil. "Ucapku berdiri dibangunan yang berada tak jauh dari Eren. Eren tidak segera mengangkat batu yang ada dihadapannya. Melainkan ia memutar balik tubuhnya dan melayangkan sebuah tinjuan ke arah Mikasa.
Dengan sigap Mikasa menghindari tinjauan Eren yang melayang kearahnya.
"Apa yang dia lakukan? "Gumamku ketika melihat tindakan Eren tadi. Eren kembali melayangkan tinjunnya ke arah Mikasa.
"Mikasa! "
"Ackerman! "
Mikasa melompat ke atas untuk menghindari serangan Eren. Mikasa mendarat tepat di wajah setelah melakukan beberapa manuver ketika menghindari serangan Eren. "Hentikan, Ackerman. Menjauh dari dia! "Ucap Ian yang sudah tiba di dekat Mikasa. "Mikasa! Pergi dari sana sekarang juga! "Ucapku. Mikasa tidak menghiraukan perkataan kami berdua.
"Eren, kau tidak mengenalku? Ini aku Mikasa! Aku keluargamu! "
Keluarga rasa pacar yakan/dilempar Mikasa/
"Kau harus menutup celah di dinding dengan batu itu. "Mikasa berusaha untuk menyadarkan Eren. "Mikasa, kau harus segera pergi menjauh dari Eren. "Ucapku. Lagi lagi Mikasa tidak mempedulikan ucapanku.
Dor....
Rico menembakkan bom asap merah tanda misi gagal dilakukan. 'Sial, kenapa kau harus menembakan sinyal merah itu? 'Batinku. Aku sedikit kesal dengan tindakan Rico tadi.
"Eren! kau adalah manusia! Kau adalah-"
"Menghindarilah, Ackerman! "Ucap Ian. Mikasa melompat mundur dan menghindari pukulan dari Eren. Eren terjatuh ketika pukulannya mengenai dirinya sendiri tepat di bagian wajah.
"Apa yang terjadi padanya? Dia Hanyalah titan bodoh sama seperti yang lainnya! "Ucap Mitabi kebingungan. 'Sialan! 'Batinku.
"Eren! "
"Ian-Heicho! "
Sebuah suara terdengar memanggil Ian dari kejauhan. Kami menoleh secara bersamaan ke arah sumber suara.
"Dari arah depan muncul dua titan! Kelas 10 dan 6 meter! "
"Dan dari belakang muncul titan kelas 12 meter! "
Ian cukup terkejut ketika mendengar informasi itu. "Ian, kita harus mundur! Bocah itu takkan bisa menutup celah itu! "Ucap Mitabi. "Ya. Kita tak punya pilihan lain selain meninggalkannya di sini. "Ucap Rico datar. Mikasa menatap Ian dengan tajam ketika Rico mengatakan hal tadi. 'Aku merasakan kau akan mati jika mengambil keputusan yang salah, Ian. 'Batinku. Aku tersenyum kecil melihat wajah Ian yang sedikit ketakutan dengan tatapan maut Mikasa.
"Apa perintahmu, Ian? "
Author's Pov
__________
"Dengar! kita akan segera mundur ke dinding! "
Mikasa sedikit terkejut dengan ucapan Mitabi. Dengan segera ia mengangkat pedangnya untuk menghentikan Mitabi. Namun tindakannya dihentikan oleh Ian.
"Tunggu!"
"Tunggu. Tenangkan dirimu, Ackerman. "Ucap Ian menenangkan Mikasa. "Rico, habisi titan kelas 12 meter yang ada dibelakang! Mitabi dan aku akan menahan dua titan yang ada di depan! "Ucap Ian mengambil keputusan. "Apa maksudmu?! "Ucap Rico marah dengan keputusan Ian.
"Aku satu satunya di sini yang punya wewenang! Diamlah dan ikuti perintahku. Kita tak bisa membiarkan Jaegar tak berdaya. "Ucap Ian. Rico sedikit terkejut dengan tindakan Ian.
"Kita ubah tujuan. Kita lindungi Jaegar dari para titan sampai dia sadar. Mungkin dia sesuatu yang berharga bagi umat manusia. Kita tak bisa meninggalkannya begitu saja. Tidak seperti kita. Dia tidak tergantikan. "Jelas Ian. "Ratusan prajurit telah mati oleh para titan untuk senjata umat manusia yang gagal ini! Sekarang kau ingin menunggunya regenerasi hanya untuk melakukan rencana itu lagi?! "Ucap Rico kesal. "Kau benar! Tak peduli berapa banyak orang yang mati, kita akan mencobanya lagi dan lagi! "Ucap Ian.
Semua orang terkejut dengan ucapan Ian barusan. "Ian, apa yang kau pikirkan?! "Ucap Rico meninggikan suaranya. "Bagaimana cara kita menang melawan titan?! Beri tahu, Rico! Apa ada cara lain untuk melewati hal ini?! Bagaimana cara kita bisa menang melawan titan tanpa banyak orang yang mati?! Apa yang harus kita lakukan?! "Ucap Ian. "Tentu saja aku tidak tahu cara mengalahkan titan. "Ucap Rico kehabisan kata kata.
"Itulah sebabnya kita harus mempertahankan ini. Demi senjata umat manusia yang gagal, kita harus mempertaruhkan nyawa dan berjuang sekuat tenaga! Bukankah itu menyedihkan? Sebagai manusia biasa hanya inilah yang bisa dilakukan. Jadi yang kau lakukan? Inikah satu satunya cara kita bertarung? Inilah perjuangan yang bisa kita! "Jelas Ian. "Apakah pembicaraan konyol ini sudah selesai? Sebaiknya kalian segera bergerak! Aku akan membantai titan kelas 15 meter yang ada disebelah kiri! "Ucap Akame memperbaiki syal hitam miliknya.
"Kalian berdua ikuti perintah Ian! Aku akan membersihkan titan pendek itu. "
Dengan segera Akame pergi menuju titan yang ada disebelah kirinya dan menghabisinya. "Aku tak bisa menolaknya. "Ucap Rico singkat. "Rico! "Panggil Ian. "Aku akan ikuti rencanamu. Aku pikir perkataanmu ada benarnya juga. Akan tunjukkan betapa mengerikannya kekuatan manusia. Aku tidak mau mati seperti anjing. Serahkan titan kelas 12 meter yang ada di belakang padaku dan anak buah ku. "Ucap Rico. Rico segera bergerak kearah belakang dimana terdapat titan kelas 12 meter disana.
Mitabi juga ikut bergerak namun dengan arah yang berlawanan dengan Rico. "Ayo kita pergi. Dua titan yang ada di depan adalah sasaran kita. "Ucap Mitabi berlari dari satu bangunan ke bangunan lain menuju ke arah titan yang ada di depannya.
"Arigato gozaimas, Ian-Heicho. "
"Ackerman, kau tak harus berterima kasih kepadaku. Aku hampir kehilangan jati diriku sendiri karena aku tak tahu apa yang harus aku lakukan. "Ucap Ian mengeluarkan pedangnya. "Majulah dan lakukan seperti rencana sebelumnya. Kemampuanmu adalah yang terbaik. "Ucap Ian lagi.
"Ha'i"
"Lindungi pacarmu. "Ucap Ian. "Dia adalah keluargaku. "Ucap Mikasa sedikit merona. Ian segera pergi menyusul Mitabi yang sudah berada di depan. Mikasa melirik kearah Eren yang dalam bentuk titan. Ia sedikit bingung dengan Eren. Karena luka pada kedua tangannya dan juga wajahnya tidak beregenerasi. Tiba tiba seluruh pertanyaan muncul dibenaknya namun ia segera menyangkal pikiran itu dan fokus dengan rencana Ian.
__________
Disisi lain. Seorang pemuda bersurai hitam pekat sedang bersandar pada cerobong asap yang terdapat di salah satu rumah warga. Matanya terpejam, sepertinya ia sedang tertidur dan juga ia menikmatinya. Padahal disekitarnya terdapat 5 titan kelas 10-15 meter dan juga mereka tidak menyerang pemuda itu. Titan itu lebih terlihat melindungi pemuda itu.
"Aku sayang Onii-Chan!"
"Kau adalah adik yang hebat"
"Wah, kau hebat sekali"
"Anakku ini memang hebat"
____________
Flashback On
"Otoo-san, lihat ini.... Aku mendapatkan banyak buah! "Ucap seorang anak kecil anak bersurai putih membawa sebuah keranjang beriris buah buahan. "Kau hebat sekali, Akame. Darimana kau mendapatkan buah segar ini? "Ucap seorang pria paruh baya mengelus kepala anak kecil itu. "Kemari kau, Akame! "Teriak seorang pemuda bersurai hitam pekat dari belakang anak kecil itu.
"Otoo-san! Tolong selamatkan aku dari monster jelek! "
"Monster jelek katamu! Dasar adik menyebalkan! "
Pria paruh baya itu hanya bisa tersenyum geli melihat tingkah laku kedua anak itu. "Hei, kalian hentikan itu. "Ucap pria paruh baya itu. Seketika kedua anak kecil yang saling mengejar satu sama lain berhenti dan menoleh kearah pria itu. "Aran, apa yang dilakukan oleh adikmu ini hingga kau mengejarnya? "Ucap Pria itu. Pemuda bernama Aran itu mengatakan hal sejujurnya kepada pria paruh baya itu atau bisa disebut ayah.
"Akame."
"Nani? "Ucap pemuda bernama Akame itu. "Apa yang katakan oleh kakakmu itu benar? "Tanya sang Ayah. "Y-ya. "Jawab Akame gugup. "Seharusnya ada dua keranjang bukan? Kenapa hanya 1? "Ucap sang Ayah mengambil keranjang buah milik Akame.
"Hah?"
Aran berpikir sebentar hingga ia mengingat sesuatu. "Oh, tidak. Akame tolong aku. "Ucap Aran menarik tangan Akame. "Chottomatte! Onii-Chan! "Teriak Akame. Namun Aran tidak mempedulikan teriakan Akame dan tetap menarik tangan adiknya.
___________
"Otoo-san!"
"Aran! Cepat bawa mereka pergi!"
"Lepaskan aku!"
"Akame! Pergilah bersama kakakmu dan juga lindungi adikmu!"
"Otoo-san!"
"Kalian semua! Tetap hidup. "
Trash...
Srash....
"Otoo-san! Okaa-san! Tidak!"
_____________
"Tidak!"
'Hanya sebuah mimpi? "
"Kenapa aku harus mengingatnya? "Gumam seorang pemuda bersurai hitam pekat. Pemuda segera berdiri dan pergi.
.
.
"Mereka sudah bergerak. "
"Aku akan membantu mereka. "Ucap Akame melesat dengan cepat menuju lokasi Eren. Akame melakukan berbagai manuver dan juga ia membunuh titan yang ada disekitar Titan Eren. Di depan Eren terdapat Armin dan Mikasa.
Para prajurit bertarung mati matian untuk melindungi Eren dari para Titan. Mereka terus melindungi Eren yang sedang berjalan menuju gerbang yang telah hancur dengan membawa sebuah batu raksasa.
Bam.....
Eren berhasil menutup celah di dinding dan membuktikan bahwa ia bukanlah musuh umat manusia. Disisi lain, Rico terduduk dengan lemas kemudian ia menembakkan bom asap kuning. Yang berarti misi telah sukses dilaksanakan.
"Ini baru saja dimulai."
.
.
.
.
Tbc
.
.
.
Jangan lupa vote and comment
.
.
See you
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top